SuaraSumbar.id - Pemerintah Kota Padang mulai melakukan revitalisasi Pasar Ulak Karang yang ditargetkan bisa dimanfaatkan bagi para pedagang pada akhir tahun 2023. Pembangunan kembali pasar tersebut dianggarkan oleh Kementerian Perdagangan dengan dana sebesar Rp 3 miliar.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Isy Karim meyerahkan langsung Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) revitalisasi Pasar Ulak Karang kepada Pemerintah Kota Padang pada Selasa (25/7/2023).
Menurut Isy Karim, awalnya Kota Padang tidak masuk kategori untuk mendapatkan bantuan revitalisasi pasar dari anggaran yang dimiliki Kementerian Perdagangan di tahun 2023 sebesar Rp 200 miliar.
"Itu dibagi untuk 63 kabupaten dan kota. Kota Padang awalnya tidak termasuk, kemudian perjuangan beliau (Andre Rosiade dan Pemerintah Kota Padang), akhirnya masuk," ujar Isy Karim.
Seharusnya, kata Isy Karim, Pasar Ulak Karang bisa mendapatkan anggaran sebesar Rp 4 miliar hingga Rp 12 miliar karena memiliki luas lahan lebih 5.000 meter persegi dan masuk
pasar prototipe tipe A.
"Tapi karena keterbatasan anggaran, jadi Rp 3 miliar. Tapi ini bertahap, tahun depan ditambah.
Ini karena keterbatasan anggaran, dana alokasi khusus pasar, dulu cukup besar," ungkapnya.
Sementara itu, Anggota DPR RI Komisi VI dari fraksi Partai Gerindra, Andre Rosiade mengungkapkan, dimulainya revitalisasi Pasar Ulak Karang bentuk nyata memperjuangkan aspirasi warga Kota Padang.
"Sinergi yang kami bangun, kami berhasil eksekusi. Termasuk
pembangunan Pasar Belimbing, Fase 7 Pasar Raya perjuangan bersama. Sudah selesai dilelang, Juni atau Juli 2024 selesai," kata dia.
"Perjuangan kita juga berhasil, dengan menyerah DIPA Rp 3 miliar untuk revitalisasi Pasar Ulak Karang. Kalau bisa dibangun satu blok, tahun depan ditambah. Akhir tahun bisa dimanfaatkan pedagang," sambung Andre Rosiade.
Wali Kota Padang, Hendri Septa berharap revitalisasi Pasar Ulak Karang bisa diselesaikan akhir 2023. Pasar Ulak Karang ini dikelola oleh UPT.
"Luasnya Pasar Ulak Karang 5.700 meter persegi. Akibat gempa bangunan tidak aman. Totalnya pedagang ada 20 kios, 16 meja batu da 32 hamparan," jelas Hendri.
Kontributor: Saptra S