PM Inggris Rishi Sunak Bakal Bertemu Joe Biden di Indonesia

Perdana Menteri (PM) Inggris Rishi Sunak akan bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden di Indonesia dalam KTT G20.

Riki Chandra
Rabu, 26 Oktober 2022 | 10:50 WIB
PM Inggris Rishi Sunak Bakal Bertemu Joe Biden di Indonesia
Perdana menteri (PM) Inggris yang baru, Rishi Sunak. [Reuters]

SuaraSumbar.id - Perdana Menteri (PM) Inggris Rishi Sunak akan bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden di Indonesia dalam KTT G20. Hal itu dinyatakan kata juru bicara kantor PM Inggris, Downing Street.

Menurutnya, Sunak sudah berbicara dengan Biden pada Selasa (25/10/2022) petang. Dalam kesempatan itu, kedua pemimpin juga membahas kerja sama antara Inggris dan AS, baik dalam kerangka bilateral maupun kawasan, seperti Indo-Pasifik.

Indo-Pasifik merupakan kawasan tempat pakta pertahanan tiga negara AUKUS (Australia, Inggris, dan Amerika Serikat) difokuskan menjadi bagian upaya untuk melawan pengaruh China.

Menurut pernyataan itu, Sunak dan Biden juga sepakat bahwa penting untuk memastikan rakyat Irlandia Utara mendapat keamanan melalui Perjanjian Belfast (Jumat Agung).

Baca Juga:4 Fakta Menarik Akshata Murty, Istri PM Inggris Rishi Sunak Sekaligus Putri Miliarder India

Rishi Sunak Bukti Nyata Inklusivitas di Inggris

Ketika penyakit prasangka rasial yang akut menghinggapi banyak bagian dunia sehingga mencampakkan inklusivitas dan toleransi, Inggris memilih seorang pemimpin dari kalangan minoritas, Rishi Sunak.

Memang bukan dari sistem pemilihan langsung, naik berkuasanya Rishi Sunak sungguh angin segar untuk masyarakat inklusif dan tatanan demokrasi yang meninggikan persamaan dan kesetaraan, bukan semata bersandar kepada mayoritas karena kesamaan ras, agama, suku, dan sejenisnya.

"Sungguh tonggak terobosan dan itu penting," kata Presiden Amerika Serikat Joe Biden menanggapi kemenangan Rishi Sunak.

Biden tak berlebihan karena keterpilihan Sunak memang tonggak bersejarah, terlebih bagi dunia yang sudah terlalu bising suara-suara yang membelah masyarakat karena lebih mementingkan asal suku dan etnisnya.

Baca Juga:Rishi Sunak, PM Baru Inggris yang Lebih Kaya dari Raja Charles

Rishi Sunak adalah antitesis untuk apa yang terjadi di Italia, Swedia, dan sudut-sudut Eropa lainnya yang digoreng oleh politik kebencian karena suku, agama, ras, dan aliran.

Atmosfer politik yang busuk seperti itu terjadi di mana-mana, termasuk di Amerika Serikat yang awal November nanti menggelar pemilu sela untuk memilih anggota DPR dan sebagian anggota Senat, dan sudah dipanaskan oleh kampanye-kampanye yang memuat ujaran kebencian.

Cara Sunak naik berkuasa pun terlihat indah karena bukan saja menguatkan predikat Inggris sebagai negeri toleran yang meninggikan inklusivitas dan kesetaraan, melainkan juga dibarengi oleh sikap dua pesaingnya yang tampak sengaja memberi jalan kepada Sunak yang berdarah India ini untuk memimpin Inggris.

Awal Juli lalu, Sunak kalah dalam pemungutan suara dalam Partai Konservatif yang menguasai parlemen Inggris, ketika mereka tengah mencari pengganti Boris Johnson yang dipaksa mundur dari jabatan Perdana Menteri karena mosi tak percaya di dalam partai ini.

Sunak mendapatkan dukungan besar dari Partai Konservatif di parlemen, namun kalah dalam pemungutan suara tingkat anggota Partai Konservatif sehingga melapangkan jalan Menteri Luar Negeri Liz Truss menjadi pengganti Johnson sebagai Perdana Menteri Inggris.

Namun Liz Truss hanya bertahan 45 hari setelah gebrakan kebijakan ekonominya malah mengguncang pasar modal dan lalu memicu pemberontakan dari dalam Partai Konservatif di parlemen sehingga membuat dia kehilangan mandat untuk kemudian mundur.

Sunak kemudian maju lagi guna mencoba memimpin partainya meski berhadapan dengan Boris Johnson yang mantan Perdana Menteri dan Penny Mordaunt yang pemimpin Majelis Rendah.

Sunak berhasil mendapatkan minimal 100 suara anggota parlemen Konservatif yang membuatnya mendapatkan tiket mengikuti pemilihan Ketua Partai Konservatif. Kini, dia tinggal mengikuti pemilihan tingkat anggota Partai Konservatif.

Uniknya sebelum mencapai sana, Penny Mordaunt dan Boris Johnson mundur dari pencalonan.

Jelas kedua tokoh ini berusaha memberi jalan kepada Sunak untuk memimpin Partai Konservatif.

Kedua orang ini juga tak hanya memuluskan jalan Sunak ke Downing Street 10 (kantor Perdana Menteri Inggris), namun juga memuluskan jalan kepada toleransi dan inklusivitas. (Antara/Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini