Perih! Kaki Patah dan Wajah Melepuh karena Tragedi Kanjuruhan, Ayah Nur Berutang Demi Pengobatan

Sementara wajah Nur Saguwanto melepuh. Kini, untuk pengobatannya, orang tua Nur kesulitan hingga berutang agar bisa merawatnya.

Chandra Iswinarno
Jum'at, 07 Oktober 2022 | 17:49 WIB
Perih! Kaki Patah dan Wajah Melepuh karena Tragedi Kanjuruhan, Ayah Nur Berutang Demi Pengobatan
Suporter sepak bola meletakkan atribut Arema saat mengikuti doa bersama bagi korban Tragedi Kanjuruhan di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Senin (3/10/2022). [ANTARA FOTO/Fikri Yusuf]

SuaraSumbar.id - Sudah jatuh, tertimpa tangga pula, petitih itu pas mengiaskan nasib Nur Saguwanto, satu dari ratusan korban tragedi Kanjuruhan.

Akibat kericuhan yang dipicu penembakan gas air mata aparat kepolisian di Stadion Kanjuruhan, Sabtu pekan lalu, kaki Nur Saguwanto patah. 

Sementara wajah Nur Saguwanto melepuh. Kini, untuk pengobatannya, orang tua Nur kesulitan hingga berutang agar bisa merawatnya.

Seperti dilihat SuaraSumbar.id pada akun Instagram @birunyarina, Jumat (7/10/2022), Dewi Fitri ibu Nur mengakui lega karena anaknya masih selamat.

Baca Juga:Polisi Hapus Video yang Disebut Bukti Tragedi Kanjuruhan Malang dari Suporter Aremania Tidak Profesional

Dewi mengakui sempat waswas lantaran banyak penonton laga Arema Malang versus Persebaya Surabaya hari Sabtu 1 Oktober itu tewas.

Meski lega, Dewi mengakui anaknya harus menanggung sakit karena kakinya patah dan wajahnya melepuh.

Tak hanya itu, Dewi mengatakan Nur kini terkena sesak napas yang diduga efek gas air mata yang ditembakkan polisi.

Walau lukanya parah dan perlu perawatan, Nur Saguwanto dipersilakan pulang lantaran ruang perawatan penuh.

Baca Juga:Bantah Investigasi Washington Post, Polri Sebut Tak Ada 40 Tembakan Gas Air Mata saat Tragedi Kanjuruhan

Perawatan di rumah sakit gratis. Tapi setelah dibolehkan pulang untuk rawat jalan, Dewi mengakui tidak mempunyai biaya.

"Kalau di RS kan gratis. Sekarang cari utangan. Untuk hari ini saja sudah habis Rp 750 ribu," kata Dewi.

Mahfud, ayah Nur Saguwanto, hanya berprofesi sebagai buruh tani sehingga tak bisa mencukupi kebutuhan perawatan.

"Mata anak saya masih bengkak dan memerah. Belum dapat bantuan. Ya kami rawat semampunya di rumah," kata Mahfud.

Kontributor : Rizky Islam

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini