Punya 8 Gelar Akademik, Asrizallis Wali Nagari Cubadak Tanah Datar Pecahkan Rekor MURI

Wali Nagari Cubadak, Kabupaten Tanah Datar ini memecahkan rekor sebagai kepala desa yang memiliki gelar akademik terbanyak di Indonesia.

Riki Chandra
Senin, 26 September 2022 | 13:34 WIB
Punya 8 Gelar Akademik, Asrizallis Wali Nagari Cubadak Tanah Datar Pecahkan Rekor MURI
Penyerahan rekor MURI kepada Asrizallis selaku kepala desa dengan gelar akademik terbanyak. [Suara.com/Dok. Pribadi]

SuaraSumbar.id - Nama Asrizallis tercatat di Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI). Wali Nagari Cubadak, Kabupaten Tanah Datar ini memecahkan rekor sebagai kepala desa yang memiliki gelar akademik terbanyak di Indonesia.

Penyerahan rekor MURI sebagai kepala desa dengan gelar akademik terbanyak itu diberikan pada 22 September 2022 di Jakarta.

Total terdapat delapan gelar akademik yang disandang Asrizallis. Di antaranya adalah satu gelar sarjana (S1), enam gelar magister (S2) dan satu gelar doktor (S3).

Kini, nama lengkap berikut dengan gelar akademik yang dimilikinya adalah Dr. Asrizallis S.Sos, M.PdI, MM, MH, MSn, M.Si, M.Sos.

Baca Juga:Gandeng HALUU World, Perayaan #WishOreo110 Pecahkan Rekor MURI

Tidak butuh waktu lama bagi Asrizallis meraih gelar-gelar itu. Diketahui hanya selama delapan tahun ia menyelesaikannya di tujuh perguruan tinggi di Sumbar.

"Setahun itu dua perkuliahan yang saya jalani," ujar Asrizallis saat dihubungi SuaraSumbar.id, Senin (26/9/2022).

Gelar S1 pertama kali diraih Asrizallis pada tahun 1998 di Stisipol Bukittinggi. Saat itu, ia kuliah sembari bekerja menjadi hansip di Balai Kota Padang Panjang.

Seusai wisuda, pria kelahiran 10 Februari 1971 ini aral melintang bekerja di berbagai tempat. Mulai menjadi TKI di Malaysia lalu kembali ke Indonesia bekerja sebagai satpam PLN Pekanbaru hingga satpam Bank BNI bukittinggi.

"Saya 14 tahun jadi satpam. Ini membuat semangat berubah pemikiran dan nasib. Karena tidak sanggup lagi umur berjaga malam," bebernya.

Baca Juga:Viral Video Dua Emak-emak Berhijab Maling Isi Laci Kasir Toko di Tanah Datar, Polisi Ngaku Belum Dapat Laporan

Semangat dan tekad itulah, Asrizallis akhirnya memutuskan ingin kembali berkuliah melanjutkan pendidikannya setelah vakum selama kurang lebih 15 tahun.

Diawali pada 2015, ia mulai berkuliah mengambil gelar magister. Pertama kali yakni Pendidikan Islam di STAIN Batusangkar.

Selanjutnya, di tahun yang sama mengambil Manajemen Sumber Daya Manusia di STIE Haji Agus Salim Bukittinggi.

Kemudian Hukum Tata Negara di Universitas Ekasakti Padang tahun 2016. Setahun berikutnya, Asrizallis mengambil Pengkajian Seni di ISI Padang Panjang tahun 2017.

Tidak sampai di situ, ia terus mengambil gelar magisternya, kali ini di Universitas Bung Hatta tahun 2018 Jurusan Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Kelautan.

Terkahir, gelar magister diraihnya di UIN Imam Bonjol berikut dengan gelar doktor. Dua sekaligus jalan, gelarnya ini berhasil diraih Asrizallis pada 2021.

"Hidup ini berproses," ungkapnya sembari menyebutkan saat ini selain sebagai wali nagari kini dosen tetap di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Imam Bonjol Padang Panjang.

5 Pilar Kekuatan Nagari Cubadak

Asrizallis menjadi Wali Nagari Cubadak periode 2017-2023. Sejak ia menjabat, berbagai prestasi diraih Nagari Cubadak di tingkat provinsi.

Mulai dianugerahi sebagai nagari terbaik di Sumbar dalam pengelolaan keuangan hingga pelestarian kebudayaan. Di bawah kepimpinan Asrizallis, Nagari Cubadak dulunya nagari berkembang dan maju sekarang sudah mandiri.

"Saya selaku wali nagari sudah hampir lima tahun. Karena saya berpikir ke depan, bagaimana semuanya kita menjadikan perubahan untuk nagari," jelasnya.

Asrizallis menyebutkan, dirinya membuat lima pilar sebagai indikator kekuatan nagari yang dipimpinnya. Di antaranya dimulai dari segi religius, fisik pembangunan, psikis, kebudayaan dan kebersamaan.

"Pertama adalah kekuatan menciptakan bagaimana pengeluaran keuangan ini berhasil, sistem manajemen kita sampaikan di masjid," ucapnya.

"Kedua menciptakan kebersamaan yaitu gotong royong. Kan nilai-nilai ini sudah mulai terkikis. Gotong royong dan perilaku hidup bersih dan sehat," sambung Asrizallis.

Selain itu, tangan dingin Asrizallis mencipta program satu keluarga satu hafiz/hafizah dan satu rumah satu sarjana.

"Alhamdulillah capaian sekarang 300 orang sarjana dan hafiz 100 orang di Nagari Cubadak," katanya.

Dari segi pembangunan juga menjadi prioritas Asrizallis dalam membangun Nagari Cubadak. Dengan masa jabatannya yang hampir selesai, apa yang ditinggalkannya dapat terus dilanjutkan oleh masyarakat Nagari Cubadak.

"Bekerja, berusaha dan berikhtiar itu adalah ibadah. Saya diberikan amanah, Insya Allah bagaimana berusaha untuk kemajuan nagari," pungkasnya.

Kontributor: Saptra S

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

lifestyle | 13:50 WIB
Tampilkan lebih banyak