SuaraSumbar.id - Kematian aktivis HAM, Munir Said Thalib masih menyisakan banyak misteri. Setelah 17 tahun berlalu, teriakan penuntutan agar kasus Munir dituntaskan masih terus menggema di Indonesia.
Pengamat politik, Rocky Gerung juga terus mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengusut kembali kasus tersebut. Munir meninggal dunia usai diracun menggunakan arsen saat berada di pesawat Garuda Indonesia (penerbangan 974) dari Jakarta menuju Amsterdam. Meski sejumlah pelaku telah divonis bersalah, namun kasus tersebut dianggap belum sepenuhnya tuntas.
“Munir itu bukan nama orang, tapi dia sebuah nama peristiwa. Karena dia sebuah nama peristiwa, dia mesti diperlihatkan secara tepat peristiwanya apa? Orang mengingat Munir diracun segala macem tapi setting politik, konstruksi politik ketika itu yang sampai sekarang masih misterius, kendati sebetulnya seluruh peralatan untuk memulai suatu pengadilan itu tersedia,” ujar Rocky Gerung, dikutip dari Hops.id, Kamis (9/9/2021).
Menurut Rocky Gerung, peringatan peristiwa Munir merupakan momentum untuk mengingatkan janji reformasi selama lebih dari 20 tahun yang tak kunjung terlaksana, yakni penghormatan terhadap hak asasi manusia (HAM).
Baca Juga:Berkunjung ke Wajo, Presiden Jokowi : Agatu Kareba, Silessurengku ?
“Kita peringati Munir dalam upaya untuk mengingatkan bahwa ada janji reformasi yang selama 20 tahun lebih kita ingin pastikan yaitu penghormatan hak asasi manusia, dan Munir adalah tonggak di dalam upaya penegakan hak asasi manusia,” terangnya.
Rocky kembali mengingat janji-janji Jokowi yang berniat menyelesaikan masalah HAM di Indonesia. Bahkan, dalam sejumlah kesempatan, Jokowi mengatakan siap mengusut kasus yang melibatkan Munir tersebut. Namun, kata Rocky, janji tersebut mendadak lenyap tersapu waktu.
“Jadi harusnya Munir adalah monumen yang kita banggakan, bukan kita tutupi masalahnya. Presiden Jokowi dulu berjanji untuk membuka kasus ini dan tidak dilakukan karena dia lebih sibuk memikirkan bagaimana kekuasaannya bertahan, bukan untuk memulihkan bangsa ini supaya peradaban HAM itu dijamin,” tuturnya.
Padahal, saat terpilih menjadi presiden di periode pertama, banyak masyarakat sipil yang menaruh kepercayaan kepada Jokowi terkait penanganan HAM di Indonesia. Bahkan, kala itu, Rocky yakin, Jokowi mampu mengemban tugasnya dengan baik.
“Sejak periode pertama sebetulnya, masyarakat sipil itu diam-diam bikin dukungan pada Jokowi karena berharap Jokowi sebagai seorang sipil membongkar kasus ini kan? Saya juga ikut dorong bahkan di periode pertama Pak Jokowi agar supaya kasus-kasus HAM itu dibongkar,” tegasnya.
Baca Juga:Viral Polisi Demo saat Kunker Jokowi ke Lampung, Ini Penjelasan Ustaz Royan
Meski demikian, kata dia, kenyataan yang terjadi di lapangan justru sebaliknya. Alih-alih mengusut kasus HAM, Jokowi justru makin gencar menangkap sejumlah aktivis politik dengan berbagai tuduhan yang kerap dipertanyakan publik.
“Sekarang justru Jokowi melakukan secara tersamar penangkapan aktivis-aktivis politik kan? Kan bertolak belakang dengan ide masyarakat sipil yang dulu mendukung Jokowi. Jadi harusnya malu pada pejuang HAM yang ada di Istana karena mereka justru yang menutup-nutupi kasus ini kan?” terangnya.