Astagfirullah! Korban Sodomi Pengasuh Pesantren di Solok ada 3 Santri, Semuanya Laki-laki

Sejumlah tiga santri laki-laki di Ponpes M Natsir Kabupaten Solok telah menjadi korban sodomi pengasuh pondok tersebut.

Chandra Iswinarno
Kamis, 03 Juni 2021 | 17:11 WIB
Astagfirullah! Korban Sodomi Pengasuh Pesantren di Solok ada 3 Santri, Semuanya Laki-laki
Ilustrasi korban kekerasan. (Shutterstock)

SuaraSumbar.id - Polisi mengungkap sejumlah fakta baru dalam kasus pelecehan seksual berupa sodomi yang dilakukan seorang pengasuh di Pondok Pesantren M Natsir Kabupaten Solok, Sumatera Barat (Sumbar).

Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, jumlah korban sodomi berjumlah tiga santri.

"Perkara ini masih kami dalami. Hasil sementara, korban berjumlah tiga santri dan kemungkinan korban akan terus bertambah," kata Kasat Reskrim Polres Solok Arosuka, Iptu Rifki Yudha Ersanda Kamis (3/6/2021).

Selain itu, Rifki mengungkapkan bahwasa ketiga santri menjadi korban pelecehan merupakan santi laki-laki dan belum teridentifikasi apakah ada santri perempuan.

Baca Juga:Pengasuh Ponpes Dipolisikan, Diduga Sodomi Santri

"Ya, korban adalah santri laki-laki, namun apakah adanya santri perempuan, itu yang sedang kami dalami. Sedangkan kami masih memburu terduga pelaku," katanya.

Sebelumnya diberitakan, seorang pengasuh di Ponpes M Natsir dilaporkan ke polisi lantaran diduga menyodomi santrinya sendiri.

Informasi tersebut dibenarkan Kasat Reskrim Polres Arosoka Iptu Rifki Yudha Ersanda yang mengemukakan telah terjadi pencabulan terhadap santri laki-laki oleh pengasuh pesantren.

 "Benar, kami telah terima laporan. Selanjutnya sedang ditindaklanjuti untuk mengungkap kebenarannya," katanya, Kamis (3/6/2021).

Laporan itu berawal dari kecurigaan orang tua santri yang diduga menjadi korban sodomi. Korban mengeluhkan rasa sakit saat buang air besar. Dari pengakuan pihak keluarga, santri tersebut diduga menerima tindakan pelecehan seksual.

Baca Juga:Diduga Sodomi Santri Laki-laki, Pengasuh Pondok Pesantren di Solok Dipolisikan

"Dari pengakuan pelapor, anaknya mengeluhkan sakit ketika buang air besar," katanya.

Dari pemeriksaan awal, kata Rifki, pada diri korban memang ciri-ciri bahwa korban telah mengalami pelecehan seksual, diduga tindakan itu diterima korban di lingkungan pesantren .

"Kasus ini sedang kami dalami dan tengah memburu terduga pelaku, berdasarkan laporan bahwa yang bersangkutan telah kabur," katanya.

Kontributor : B Rahmat

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak