Reaksi Mahfud MD Soal FPI Ganti Nama Jadi Front Persatuan Islam

FPI dibubarkan oleh pemerintah Jokowi.

Riki Chandra
Kamis, 31 Desember 2020 | 20:51 WIB
Reaksi Mahfud MD Soal FPI Ganti Nama Jadi Front Persatuan Islam
Front Persatuan Islam

SuaraSumbar.id - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD memberikan respon mengejutkan soal pergantian nama Front Pembela Islam menjadi Front Persatuan Islam (FPI).

Seperti diketahui, FPI dibubarkan oleh pemerintah Jokowi, Rabu (30/12/2020). Pembubaran itu juga ditandai dengan terbitnya Surat Keputusan Bersama (SKB) pelarangan kegiatan, penggunaan simbol dan atribut serta penghentian kegiatan FPI.

"Boleh (deklarasi)," ujar Mahfud cekak saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (31/12/2020).

Dalam keterangan resminya, terdapat sejumlah nama di kepengurusan FPI yang ikut mendeklarasikan Front Persatuan Islam.

Baca Juga:FPI Versi Baru Bisa Galang Kekuatan, Walau Geraknya Terbatas

Di antaranya, Ketua FPI Ahmad Sabri Lubis hingga Sekretaris Umum Munarwan. Para deklarator meminta simpatisan FPI untuk menghindari hal yang menimbulkan benturan dengan penguasa.

Ilustrasi FPI dan Menko Polhukam Mahfud MD (kolase foto/Kemenkopolhukam/sinarlampung.co)
Ilustrasi FPI dan Menko Polhukam Mahfud MD (kolase foto/Kemenkopolhukam/sinarlampung.co)

Karena itu pihaknya mendeklarasikan Front Persatuan Islam sebagai wadah baru dalam meneruskan perjuangan mereka di FPI yang sudah dibubarkan dan dilarang pemerintah.

"Bahwa kepada seluruh pengurus, anggota dan simpatisan Front Pembela Islam di seluruh Indonesia dan mancanegara untuk menghindari hal-hal yang tidak penting dan benturan dengan rezim dzalim maka dengan ini kami deklarasikan Front Persatuan Islam untuk melanjutkan perjuangan membela agama, bangsa, dan negara sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945," tulis keterangan Front Persatuan Islam, Rabu (30/12/2020)

Sebelumnya, para deklarator menilai pelarangan FPI oleh pemerintah bertentangan dengan hukum yang berlaku.

Mereka merujuk putusan Mahkamah Konstitusi 82/PPU-XI/2013, dalam pertimbangan hukum halaman 125 yang menyatakan suatu ormas dapat mendaftarkan diri di setiap tingkat instansi pemerintah yang berwenang untuk itu.

Baca Juga:FPI Berganti Nama: Boleh Jadi Pengikutnya Makin Bertambah

Sebaliknya, lanjut deklarator, berdasarkan prinsip kebebasan berkumpul dan berserikat, suatu ormas yang tidak mendaftarkan diri pada instansi pemerintah yang berwenang tidak mendapat pelayanan dari pemerintah (negara), tetapi tidak dapat menetapkan ormas tersebut ormas terlarang, atau negara juga tidak dapat melarang kegiatan ormas tersebut sepanjang tidak melakukan kegiatan yang mengganggu keamanan, ketertiban umum, atau melakukan pelanggaran hukum.

Hasil pencarian di Google terkait kaos FPI di Tokopedia. [Suara.com/Liberty Jemadu]
Hasil pencarian di Google terkait kaos FPI di Tokopedia. [Suara.com/Liberty Jemadu]

"Dengan demikian pelarangan tersebut jelas-jelas bertentangan dengan hukum yang berlaku. Bahwa oleh karena keputusan bersama tersebut adalah melanggar konstitusi dan bertentangan dengan hukum, secara substansi keputusan bersama tersebut tidak memiliki kekuatan hukum baik dari segi legalitas maupun dari segi legitimasi," tulis deklarator Front Persatuan Islam.

Terpisah, Wakil Sekretaris Umum FPI Azis Yanuar membenarkan bahwa mereka memiliki wadah baru dalam meneruskan perjuangan FPI yang sudah dibubarkan.

Ia berujar wadah baru tersebut ialah Front Persatuan Islam yang sudah resmi dideklarasikan di suatu tempat.

"Iya, Front Persatuan Islam (FPI). Bukan berubah, itu kendaraan baru," ujar Azis kepada wartawan, Rabu (30/12/2020).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak