Riki Chandra
Jum'at, 19 Desember 2025 | 15:55 WIB
Pemkab Agam butuh 13 jembatan bailey. [Dok. Antara]
Baca 10 detik
  •  Pemkab Agam butuh 13 jembatan bailey pulihkan akses warga.

  • Banjir dan longsor rusak puluhan jembatan di Agam.

  • Ratusan keluarga terisolasi akibat akses transportasi terputus.

SuaraSumbar.id - Pemerintah Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), membutuhkan jembatan bailey Agam sebanyak 13 unit untuk membuka kembali akses jalan dan jembatan yang rusak akibat bencana hidrometeorologi pada akhir November 2025.

Kerusakan infrastruktur ini membuat sejumlah wilayah terisolasi dan aktivitas masyarakat terganggu.

Bupati Agam Benni Warlis mengungkapkan, kebutuhan jembatan bailey Agam tersebut tersebar di berbagai titik yang terdampak banjir, tanah longsor, dan banjir bandang.

“Secara keseluruhan terdapat 13 jembatan bailey yang perlu dipasang di Kabupaten Agam akibat bencana banjir, tanah longsor dan banjir bandang melanda daerah itu,” kata Benni Warlis, Jumat (19/12/2025).

Menurutnya, Pemkab Agam terus berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat agar pemasangan jembatan bailey Agam bisa segera direalisasikan sebagai solusi sementara.

“Kita dorong agar jembatan bailey segera dipasang, sehingga akses masyarakat bisa kembali terbuka dan aktivitas ekonomi dapat berjalan normal,” katanya.

Benni Warlis mengatakan, kondisi kerusakan infrastruktur tersebut telah dilaporkan langsung kepada Presiden Prabowo Subianto saat kunjungan kerja ke Kabupaten Agam. Pemerintah daerah berharap percepatan pemasangan jembatan bailey Agam dapat mempercepat pemulihan akses transportasi masyarakat.

Sebelumnya, Bupati Agam juga telah meninjau langsung jalan yang putus di Kecamatan Tanjung Mutiara pada Kamis (18/12/2025). Secara keseluruhan, tercatat 28 unit jembatan rusak di lima kecamatan di Agam akibat banjir bandang, tanah longsor, dan banjir.

Camat Tanjung Mutiara, Edo Aipa Pratama, menjelaskan di wilayahnya terdapat tiga jembatan yang hanyut terbawa banjir, yakni Jembatan Ujung Karang I, Jembatan Ujung Karang II, dan Jembatan Bakung.

Akibatnya, warga di Subang-subang hingga kini masih terisolasi karena akses darat tidak dapat dilalui dan hanya bisa ditempuh menggunakan perahu.

“Pada Jembatan Ujung Karang I memiliki panjang sekitar 80 meter badan jalan putus. Ruas jalan ini merupakan jalan provinsi Tiku Kecamatan Tanjung Mutiara, menuju Sasak Kabupaten Pasaman Barat," katanya.

Ia menambahkan, sekitar 700 kepala keluarga terdampak banjir dan kesulitan akses akibat terputusnya jalur transportasi menuju Labuhan dan Subang-subang.

Kondisi ini menghambat aktivitas ekonomi dan mobilitas warga, sehingga keberadaan jembatan bailey Agam dinilai mendesak untuk memulihkan kehidupan masyarakat terdampak. (Antara)

Load More