-
Krisis air bersih Sumatera Barat menghambat proses pemulihan pascabencana hidrometeorologi.
-
Relawan dan warga mengandalkan air hujan serta bantuan distribusi air.
-
Infrastruktur rusak dan sungai keruh memperparah kebutuhan dasar masyarakat terdampak.
SuaraSumbar.id - Pasca bencana banjir bandang dan tanah longsor, krisis air bersih Sumatera Barat (Sumbar) masih menjadi tantangan besar bagi relawan yang membantu pembersihan lumpur dari rumah warga hingga fasilitas.
Kondisi sungai yang tak kunjung jernih membuat kebutuhan warga tak dapat terpenuhi secara normal. Hujan terus mengguyur sepanjang gugusan Bukit Barisan membuat aliran sungai tetap keruh.
Debit meningkat dan bau tanah menyengat, memicu trauma bagi masyarakat serta relawan yang menyaksikan dahsyatnya terjangan air bah. Situasi ini memperburuk krisis air bersih di Sumbar yang berlangsung lebih dari dua pekan.
“Sebenarnya, ketersediaan air cukup banyak di sungai. Tapi, kondisinya sangat keruh karena telah bercampur tanah yang hanyut dari hulu sungai. Dalam memenuhi kebutuhan, mayoritas warga gunakan air hujan yang ditampung selain sumbangan berbagai lembaga,” kata Tim Penanggulangan Bencana PDI Perjuangan Sumbar, Gery Fernando dalam keterangan tertulis, Kamis (11/12/2025).
Sejak banjir dan longsor melanda, Gery ditugasi mengkoordinasikan Tim Penanggulangan Bencana PDI Perjuangan yang bekerja di lokasi bencana. Keterbatasan sumber air layak pakai menjadi kendala utama mereka menjalankan aktivitas pembersihan, sekaligus kebutuhan warga sehari-hari di tengah krisis air bersih Sumatera Barat.
Kondisi serupa dirasakan Tim Penanggulangan Bencana anggota DPR RI, Alex Indra Lukman, yang turun langsung ke Kecamatan IV Nagari Bayang Utara, salah satu daerah terparah di Kabupaten Pesisir Selatan. Sedikitnya, diturunkan sebanyak 25 personel medis dan non-medis, serta menggelar layanan sosial bagi warga terdampak.
"Dalam tiga hari masa tugas di Bayang Utara ini, tim melakukan layanan medis, pembagian sembako, pakaian, pembalut, pakaian dalam, kerja bakti dan inventarisasi dampak bencana di sektor pertanian,” kata Koordinator Tim, Farid Anshar Alghifari.
Di kecamatan itu, tiga nagari (Muaro Aie, Pancung Taba dan Limau Gadang), kehilangan pasokan listrik dan internet sejak peristiwa banjir dan longsor. Mulai Rabu (10/12/2025), Nagari Pancung Taba bahkan terisolasi total setelah akses jalan putus diterjang sungai yang debitnya kembali meningkat.
Terpisah, Ketua PDI Perjuangan Kota Padang, Albert Hendra Lukman, juga mengakui kelangkaan air bersih yang terus memburuk. Sungai-sungai utama di Padang seperti Batang Arau, Kuranji, Tarung, Kandis dan Lagan masih keruh dan membawa endapan lumpur, sehingga tidak dapat menjadi sumber air.
Air keruh itu juga membuat jaringan intake PDAM tertimbun lumpur. Produksi air bersih tak stabil, permintaan warga terus meningkat.
“Warga bahkan ada yang menawar, bersedia membayar ratusan ribu rupiah untuk 1 tandon air ukuran 1.200 liter yang kita bagikan gratis itu,” ungkap Albert.
Sejak 3 Desember 2025, distribusi air bersih dilakukan menggunakan mobil pickup dan truk tangki sesuai permintaan warga yang masuk ke Posko Darurat Banjir DPC PDI Perjuangan Kota Padang.
Ketua PDI Perjuangan Sumbar, Alex Indra Lukman, menuturkan bahwa kader bersama sejumlah lembaga kemanusiaan terus bergerak di lapangan.
Dapur umum didirikan di Kota Padang dan Batang Anai, mendistribusikan 1.500 bungkus nasi setiap hari. Bantuan sembako juga disalurkan ke sejumlah daerah terdampak lainnya.
Selain itu, satu unit ekskavator dikerahkan untuk membersihkan endapan lumpur di wilayah Padang. Relawan medis diturunkan ke berbagai wilayah terdampak, termasuk Pesisir Selatan dan Padang Pariaman, untuk melayani keluhan kesehatan warga.
Berita Terkait
-
Bareskrim Temukan Alat Berat dan Lahan Ilegal: Kasus Pembalakan Liar di Sumut Naik Penyidikan
-
Suasana Pasca Banjir Bandang di Sumatera
-
Kementerian Kehutanan Izinkan Kayu Hanyut Dimanfaatkan untuk Pemulihan Pascabanjir
-
Pakar IPB Bongkar Fakta Mengerikan di Balik 'Rudal Kayu' Banjir Bandang Sumatera
-
Unit K-9 Polri Jadi Andalan di Medan Sulit Pencarian Korban Banjir Agam
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
1.341 Hektare Sawah di Sumbar Gagal Panen Usai Dihantam Banjir Bandang
-
Pencarian 3 Korban Longsor Pasaman Barat Dihentikan, Ini Alasannya
-
Gunung Talang Solok Berstatus Waspada, Warga Diminta Jauhi Kawah
-
24 Korban Banjir Bandang Tak Teridentifikasi Disalatkan di Masjid Raya Sumbar, Dimakamkan di Padang
-
4 Jorong Terisolir di Palupuh Agam, Tanah Longsor Putus Total Akses Jalan Agam-Limapuluh Kota