Riki Chandra
Jum'at, 05 Desember 2025 | 22:22 WIB
Akses jalan Lubuk Basung-Bukittinggi via Kelok 44 sudah bisa dilewati kendaraan. [Dok. Antara]
Baca 10 detik
  •  Akses Lubuk Basung-Bukittinggi kembali normal setelah pembersihan longsor.

  • Banyak jalur Agam masih terputus akibat longsor meluas.

  • Pemkab Agam kekurangan alat berat untuk percepatan penanganan.

SuaraSumbar.id - Akses jalan Lubuk Basung-Bukittinggi via Kelok 44 sudah kembali bisa dilewati, setelah sejumlah titik longsor di kelok tersebut selesai dibersihkan.

Kelok 44 merupakan jalur utama penghubung Lubuk Basung, Kabupaten Agam, dengan Kota Bukittinggi.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Agam, Ofrizon, mengatakan akses Lubuk Basung-Bukittinggi via Kelok 44 sudah bisa dilalui sejak Kamis (4/12/2025) sore.

Pembersihan material longsor dilakukan setelah badan jalan di Kelok 8 tertimbun akibat terban dari Kelok 10.

“Setelah dibersihkan, maka sudah bisa dilalui menuju Bukittinggi via Panta menuju Ngarai Sianok,” katanya, Jumat (5/12/2025).

Ofrizon juga mengatakan bahwa jalan provinsi Sicincin Padang Pariaman menuju Toboh, Kecamatan Malalak, juga sudah bisa dilewati kendaraan. Namun, akses Lubuk Basung-Bukittinggi via Sungai Landia, Kecamatan Ampek Koto, masih terputus karena kondisi jalan yang rusak parah dan banyak titik longsor.

Sementara itu, alat berat dari Dinas PUTR Agam dan Batalyon Zeni Tempur terus bekerja membuka akses yang masih tertutup. Termasuk jalur Maninjau menuju Sungai Batang yang belum bisa dilewati akibat terban dan putusnya jembatan di kawasan tersebut. Hingga kini, jalur alternatif hanya bisa ditempuh dari Muko-Muko melewati Tanjung Sani.

Pemkab Agam juga sedang melakukan pembukaan akses Koto Alam menuju Subarang Aia, Kecamatan Palembayan. Pengerahan alat berat dilakukan agar distribusi logistik ke wilayah terdampak bencana longsor Agam dapat segera dipercepat.

Sejumlah akses lain seperti Palembayan menuju Matur, serta Palembayan menuju Tulang Gajah dan Toboh–Malalak, masih tertutup material longsor.

“Ada lima alat berat yang diturunkan untuk membersihkan material tanah longsor berasal dari Pemkab Agam, Pemko Bukittinggi, dan Pemprov Sumbar,” ujarnya.

Namun jumlah tersebut masih jauh dari cukup. Pemerintah Kabupaten Agam masih kekurangan alat untuk percepatan pembersihan material dan pencarian 85 warga yang dilaporkan hilang.

Ofrizon berharap masyarakat atau pihak swasta yang memiliki alat berat maupun truk dapat membantu percepatan pembersihan material longsor.

“Setidaknya kita masih kekurangan 10 unit ekskavator, lima unit loader, dan 10 unit dump truk,” katanya. (Antara)

Load More