Riki Chandra
Selasa, 02 Desember 2025 | 13:40 WIB
Dokumen Gunung Marapi di Sumatera Barat (Sumbar). [Dok.Antara]
Baca 10 detik
  •  Erupsi Gunung Marapi sebar abu hingga permukiman warga Agam.

  • Warga Baso dan Canduang rasakan gangguan akibat abu vulkanik.

  • Status Marapi Waspada, masyarakat dilarang dekati radius tiga kilometer.

SuaraSumbar.id - Gunung Marapi di Sumatera Barat (Sumbar) mengalami erupsi pada Selasa (2/12/2025) pukul 10.34 WIB. Akibatnya, sejumlah wilayah di Kabupaten Agam diselimuti kabut abu vulkanik.

Letusan yang terekam jelas oleh pos pengamatan ini menyebarkan material vulkanik ke sejumlah wilayah pemukiman, termasuk Kecamatan Baso dan Kecamatan Canduang.

Sebaran abu vulkanik terdeteksi bergerak ke arah Utara dan Timur Laut dari Kawah Verbeek, menyebabkan beberapa daerah di Kabupaten Agam tertutup partikel halus.

Gunung Marapi disebut melepaskan abu dalam jumlah cukup pekat sehingga mengganggu jarak pandang dan membuat warga harus membatasi aktivitas di luar rumah.

"Abu letusan sampai ke daerah kami di Baso, cukup mengganggu penglihatan dan sudah diimbau pemerintah desa untuk memakai masker," kata Amril, warga Sungai Angek, Baso.

Situasi serupa juga terjadi di Canduang. Abu vulkanik menempel pada kendaraan dan halaman rumah warga.

"Banyak abu yang beterbangan dan menutup bagian kendaraan saya yang terparkir, mudah-mudahan tidak berlangsung lama," ujar Romi Poslah, warga Canduang.

Menurut laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PGA), aktivitas erupsi tercatat di seismogram dengan amplitudo maksimum 30.3 mm dan durasi sekitar 51 detik. Namun, tinggi kolom abu tidak dapat teramati secara visual akibat cuaca berkabut.

Petugas PGA, Ahmad Rifandi, menjelaskan bahwa hingga saat ini Gunung Marapi masih berada pada Status Level II atau Waspada.

“Saat ini Gunung Marapi masih berada pada Status Level II (Waspada) dengan rekomendasi masyarakat tidak memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 3 km dari pusat aktivitas,” ungkapnya.

Rifandi juga mengingatkan warga yang tinggal di sepanjang lembah dan aliran sungai yang berhulu di puncak gunung untuk tetap waspada terhadap ancaman lahar, terutama saat hujan turun. Kemungkinan hujan abu juga dapat terjadi sehingga masyarakat diminta menggunakan masker untuk menghindari gangguan pernapasan.

"Jika terjadi hujan abu maka masyarakat diimbau untuk menggunakan masker penutup hidung dan mulut untuk menghindari gangguan saluran pernapasan (ISPA)," pungkasnya. (Antara)

Load More