-
Ratusan ribu warga Padang ikut simulasi tsunami Megathrust Mentawai.
-
BMKG Waktu evakuasi pesisir Padang hanya 20-30 menit.
-
Pemerintah siapkan 55 titik evakuasi untuk daerah rawan.
SuaraSumbar.id - Ratusan ribu warga Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), berpartisipasi dalam simulasi tsunami atau Tsunami Drill yang digelar untuk menghadapi potensi gempa Megathrust Mentawai.
Kegiatan besar ini menjadi latihan kesiapsiagaan terbesar di Sumatera Barat (Sumbar) tahun ini, dengan melibatkan warga dari delapan kecamatan dan 55 kelurahan yang tergolong zona rawan bencana.
Pelaksanaan Tsunami Drill di Padang berlangsung pada Rabu (5/11/2025) pukul 10.00 hingga 11.00 WIB, meski sempat diguyur hujan. Ribuan peserta tampak antusias mengikuti simulasi yang diskenariokan seolah terjadi gempa berpotensi tsunami akibat aktivitas patahan Megathrust Mentawai.
“Pelatihan ini sangat penting untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi potensi tsunami. Masyarakat harus tahu ke mana menuju saat terjadi gempa,” ujar Wali Kota Padang, Fadly Amran.
Latihan besar ini tidak hanya diikuti masyarakat umum, tetapi juga unsur pemerintah daerah, BUMN/BUMD, pelajar, dan relawan. Beberapa titik seperti Bungus Teluk Kabung, Pasar Raya, Sawahan, dan Koto Tangah menjadi lokasi utama pelaksanaan simulasi.
Menurut Fadly, Pemkot Padang telah memetakan 55 lokasi evakuasi di kawasan rawan tsunami. Selain shelter evakuasi, sejumlah masjid, sekolah, dan kantor pemerintahan yang tahan gempa juga disiapkan sebagai tempat berlindung sementara.
“Seluruh titik kumpul telah tersosialisasikan dengan baik kepada masyarakat,” kata politikus Partai NasDem itu.
Sementara itu, Kepala BMKG Stasiun Geofisika Padang Panjang, Suaidi Ahadi, menjelaskan bahwa jika sumber tsunami berasal dari zona Megathrust Mentawai, maka wilayah pesisir Sumbar hanya memiliki waktu evakuasi 20 hingga 30 menit. Adapun warga di Kepulauan Mentawai bahkan hanya memiliki waktu sekitar 10 menit.
“Latihan ini penting untuk melatih kesiapsiagaan dan kecepatan respons masyarakat, baik dalam mengenali gejala alam, memahami sistem peringatan dini, maupun melakukan evakuasi mandiri,” ujar Suaidi.
Simulasi kali ini menggunakan pemodelan gempa Nias Selatan, dengan skenario ketinggian gelombang mencapai lima meter di pesisir Kota Padang. Gelombang sisa bahkan masih bisa menjalar hingga ke wilayah tengah kota dengan ketinggian sekitar 20 sentimeter.
Kegiatan simulasi tsunami di Padang ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap potensi gempa Megathrust Mentawai, sekaligus memperkuat koordinasi lintas instansi dalam menghadapi ancaman bencana alam di masa mendatang. (Antara)
Berita Terkait
-
Mengapa Cara Prabowo Tangani Bencana Begitu Beda dengan Zaman SBY? Ini Perbandingannya
-
Hasan Nasbi Singgung Akar Masalah Banjir Bukan pada Menteri Setahun Menjabat
-
Bencana Sumatera 2025 Dinilai Lebih Dahsyat dari Tsunami Aceh, Para Eks BRR Bersuara
-
Gempa M 7.6 Guncang Filipina, Peringatan Tsunami Memicu Evakuasi Massal!
-
Berpotensi Tsunami usai Gempa Filipina, BMKG Minta Warga di Talaud Tetap Tenang: Semoga Tak Terjadi
Terpopuler
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
KLH Segel 5 Tambang di Sumbar, Diduga Picu Banjir DAS Batang Kuranji Padang
-
72 Korban Bencana Hidrometeorologi di Agam Belum Ditemukan, Pencarian Dikebut Pakai Alat Berat
-
Parah! Kematian Ikan Danau Maninjau Tembus 1.428 Ton, Petani Merugi Rp 32,86 Miliar
-
Danantara dan BP BUMN Konsolidasikan 1.000 Relawan BUMN di Sumatra, Dukung Pemulihan Warga Terdampak
-
BRI Terjunkan Berbagai Bantuan kepada Masyarakat Terdampak Bencana di Sumatera