Riki Chandra
Rabu, 05 November 2025 | 16:22 WIB
Ilustrasi BBM. (Pexels/Engin Akyurt)
Baca 10 detik
  • Klaim Menkeu Purbaya turunkan harga bensin terbukti tidak benar.
  • TurnBackHoax pastikan unggahan soal harga bensin era Soeharto hoaks.
  • Kenaikan harga BBM dipengaruhi minyak dunia dan nilai tukar.

SuaraSumbar.id - Sebuah unggahan viral di media sosial mengklaim bahwa Menkeu Purbaya akan mengembalikan harga bensin seperti di masa Soeharto.

Narasi tersebut dibagikan akun Facebook bernama Ali Mutawar. Dia menyebutkan bahwa Menteri Keuangan Purbaya berjanji mengembalikan harga bensin seperti di era Soeharto.

Hoaks Purbaya kembalikan harga bensin seperti era Soeharto. [Dok. Istimewa]

Unggahan tersebut menampilkan foto Purbaya disertai tulisan provokatif yang menyindir Pertamina dan menyebut perusahaan pelat merah itu tidak berpihak kepada rakyat.

Lantas, benarkah informasi tersebut?

Berdasarkan hasil penelusuran tim Cek Fakta TurnBackHoax menggunakan kata kunci “Purbaya akan turunkan harga bensin seperti di masa Soeharto” di Google, tidak ditemukan informasi valid dari sumber resmi atau pemberitaan media arus utama.

Selain itu, juga ditelusuri tentang harga bensin di era Soeharto. Berdasarkan artikel Tempo.co berjudul “Riwayat Kenaikan Harga BBM Mulai Era Soeharto sampai Joko Widodo” yang diunggah pada 4 September 2022, harga BBM pada masa Soeharto memang jauh lebih murah, yakni sekitar Rp150 per liter pada 1980.

Namun, harga tersebut terus meningkat dari masa ke masa hingga mencapai Rp10.000 per liter pada era Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Kementerian ESDM melalui situs resmi esdm.go.id juga menjelaskan bahwa perubahan harga BBM dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk kenaikan harga minyak dunia dan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

Kesimpulan

Klaim bahwa Menkeu Purbaya akan mengembalikan harga bensin seperti di masa Soeharto tidak memiliki dasar dan dikategorikan sebagai konten palsu (fabricated content) atau hoaks.

Masyarakat diimbau untuk lebih berhati-hati dalam menyebarkan informasi yang belum terverifikasi agar tidak turut memperkuat penyebaran hoaks di media sosial.

Load More