Riki Chandra
Selasa, 04 November 2025 | 19:24 WIB
Ilustrasi cuaca panas. (Pixabay/ Engin_Akyurt)
Baca 10 detik
  •  BMKG sebut cuaca panas Sumbar akibat dinamika atmosfer.

  • Tekanan rendah di utara sebabkan minim pertumbuhan awan.

  • Suhu tertinggi 32 derajat, bukan kategori panas ekstrem.

     

SuaraSumbar.id - Cuaca panas yang melanda Sumatera Barat (Sumbar) dalam beberapa hari terakhir ternyata bukan tanpa sebab. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan fenomena ini terjadi akibat dinamika atmosfer, bukan karena gelombang panas ekstrem seperti yang dikhawatirkan sebagian masyarakat.

Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau, Desindra Deddy Kurniawan, mengatakan kondisi tersebut dipengaruhi oleh adanya siklon tropis atau tekanan rendah yang terbentuk di sekitar Laut China Selatan.

Tekanan rendah ini menyebabkan konsentrasi awan lebih banyak terkumpul di wilayah utara, sementara pertumbuhan awan di Sumbar menjadi sangat kecil.

“Dengan sedikitnya tutupan awan, intensitas sinar matahari yang diterima permukaan bumi di Sumbar menjadi maksimal. Itulah mengapa cuaca terasa lebih panas dari biasanya,” ujarnya, Selasa (4/11/2025).

Meski demikian, BMKG memastikan suhu panas yang terjadi di Sumatera Barat masih dalam batas normal dan belum termasuk kategori ekstrem.

Berdasarkan data pengamatan selama sepekan terakhir, suhu maksimum tercatat mencapai 32 derajat Celcius.

“Jadi, suhu maksimum absolut yang kami catat hanya mencapai 32 derajat, bukan panas ekstrem,” tegas Desindra.

BMKG juga menjelaskan bahwa fenomena dinamika atmosfer ini membuat kondisi cuaca di Sumbar sedikit berbeda dari biasanya. Umumnya, memasuki bulan November wilayah ini sudah mulai diguyur musim hujan. Namun, hingga awal bulan, tanda-tanda hujan belum tampak, dan justru suhu udara meningkat.

Desindra mengimbau masyarakat agar tetap menjaga kesehatan tubuh di tengah perubahan cuaca ini.

“Perbanyak minum air putih, hindari aktivitas berat di bawah terik matahari, dan waspadai perubahan cuaca mendadak karena setelah panas beberapa hari, hujan bisa saja turun tiba-tiba,” pesannya.

Fenomena cuaca panas ini diperkirakan bersifat sementara. BMKG memprediksi, seiring berakhirnya pengaruh tekanan rendah di utara, potensi awan hujan di wilayah Sumatera Barat akan kembali meningkat dalam waktu dekat. (Antara)

Load More