Riki Chandra
Kamis, 30 Oktober 2025 | 12:02 WIB
Kereta cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh tengah melintas.(foto dok. KCIC)
Baca 10 detik
  • Klaim Jokowi sebut utang Whoosh dibayar rakyat terbukti hoaks.

  • Artikel asli bahas manfaat sosial proyek Kereta Cepat Whoosh.

  • Unggahan Facebook palsukan judul berita untuk sebar disinformasi publik.

     

SuaraSumbar.id - Beredar video bernarasi Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut utang Whoosh akan dibayar oleh rakyat secara gotong royong dalam waktu tiga tahun.

Dalam unggahan di media sosial Facebook itu juga disebut bahwa Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya, tidak ingin utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh) dibayar menggunakan APBN.

Begini narasi yang beredar:

“Jokowi Muda Saja Jika Menkeu Tidak Mau Bayar Utang Kereta Cepat atau Whoosh, Rakyatkan Ada Patungan Membayar Utang Whoosh Tiga Tahun Lunas”.

Narasi unggahan tersebut menambahkan kalimat provokatif, “Apakah kita siap patungan untuk bayar hutang Whoosh?”

Lantas, benarkah informasi tersebut?

Berdasarkan penelusuran tim Cek Fakta Antara, klaim bahwa Jokowi sebut utang Whoosh akan dibayar rakyat dalam waktu tiga tahun tidak benar. Tidak ditemukan artikel berita resmi dengan judul seperti yang tercantum dalam unggahan tersebut.

Faktanya, tim menemukan gambar dan tanggal artikel yang sama, tetapi dengan judul berbeda: “Disalahkan soal Utang Proyek Whoosh, Jokowi: Tujuannya Bukan Mencari Laba, tapi Keuntungan Sosial.”

Dalam artikel asli itu, Jokowi menjelaskan bahwa proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh) dibangun bukan untuk mencari keuntungan finansial, melainkan demi memberikan manfaat sosial, seperti mengurangi kemacetan yang sudah berlangsung selama puluhan tahun di wilayah Jabodetabek dan Bandung.

Tidak ada pernyataan Jokowi yang menyebut bahwa utang Whoosh akan dilunasi rakyat dalam tiga tahun. Dengan demikian, unggahan yang beredar di media sosial merupakan hasil suntingan dan tidak sesuai fakta.

Kesimpulan

Klaim bahwa Jokowi sebut utang Whoosh akan dibayar rakyat dalam waktu tiga tahun adalah hoaks. Informasi tersebut tidak pernah disampaikan oleh Jokowi dan artikel yang digunakan dalam unggahan tersebut telah dipalsukan.

Load More