-
Petani Agam pasang spanduk harimau sumatera halau hama kebun.
-
Spanduk harimau efektif cegah monyet dan beruk rusak tanaman.
-
BKSDA apresiasi inovasi warga lindungi kebun tanpa lukai satwa.
SuaraSumbar.id - Cara unik dilakukan sejumlah petani di Koto Tinggi, Ampek Koto Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), untuk melindungi tanaman mereka dari serangan hama monyet ekor panjang dan beruk.
Mereka memasang spanduk bergambar harimau sumatera (panthera tigris sumatrae) di kebun mereka sebagai upaya menghalau hewan pengganggu tersebut.
“Saya memasang dua spanduk bergambar harimau sumatera berukuran 1x1,5 meter persegi,” kata Yenedi, salah seorang warga, dikutip dari Antara, Senin (27/10/2025).
Ia menjelaskan, dua spanduk itu dipasang di area perkebunan jahe dan pisang miliknya yang luasnya mencapai sekitar empat hektare. Tujuannya, agar tanaman tidak dimakan atau dirusak oleh hama monyet ekor panjang dan beruk.
“Tanaman saya banyak diganggu oleh hama, dan saya berharap cara ini bisa mencegah gangguan sehingga hasil panen lebih melimpah nantinya,” ujarnya.
Yenedi mengaku, ide kreatif tersebut didapat dari petani di Pasia Pangerean, Kabupaten Rokan Hulu, Riau. Menurutnya, petani di daerah itu telah lebih dulu menggunakan spanduk bergambar harimau sumatera untuk mengusir satwa liar yang merusak tanaman, dan hasilnya cukup efektif.
Sementara itu, Kepala Resor Konservasi Wilayah II Maninjau Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat, Ade Putra, membenarkan adanya inisiatif masyarakat memasang spanduk tersebut.
“Sebagian warga di Koto Tinggi, Nagari Ampek Koto Palembayan, memang secara mandiri mencetak spanduk bergambar harimau sumatera di kebunnya,” kata Ade Putra.
Ia menambahkan, berdasarkan informasi masyarakat, keberadaan spanduk itu membuat monyet ekor panjang dan beruk enggan turun dari pohon untuk memakan hasil perkebunan warga. “Ini merupakan inovasi baru dari masyarakat. Perlu diuji lebih lanjut, tapi sejauh ini terlihat cukup efektif,” ujarnya.
Sebelumnya, BKSDA Sumbar juga tengah menangani konflik harimau sumatera dengan manusia di wilayah yang sama sejak Selasa (7/10). Penanganan dilakukan dengan menurunkan tim gabungan dari BKSDA Sumbar, Tim Patroli Anak Nagari (Pagari) Baringin, dan Mahasiswa Kehutanan Universitas Riau. Mereka memantau satwa dengan drone termal, kamera jebak, serta melakukan patroli rutin di kawasan perkebunan.
“Penanganan konflik masih berlanjut hingga Minggu (26/10). Saat patroli, kami menemukan petani yang memasang spanduk bergambar harimau di kebunnya,” kata Ade.
Langkah kreatif petani ini diharapkan dapat menjadi alternatif pencegahan hama monyet dan beruk tanpa harus melukai satwa, sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem di wilayah tersebut.
Berita Terkait
-
Kisah Pria Sampai Sewa Alat Berat Sendiri, Demi Temukan Jasad Ibu yang Tertimbun Longsor di Agam
-
Update Terbaru Banjir Bandang dan Longsor Agam: 86 Orang Meninggal, 88 Orang Hilang, 2.500 Mengungsi
-
Video Longsor dan Banjir Bandang Terjang Danau Maninjau, Rumah Hancur dan Jalan Amblas
-
Turis di Bali Dilarang Menyentuh Monyet Liar, Ini Alasannya
-
Antara Rantai dan Tawa: Potret Luka di Balik Topeng Monyet yang Tak Merdeka
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
Terkini
-
Tak Hanya Bantuan Logistik, PSI Padang Sediakan Potong Rambut Gratis bagi Penyintas
-
Pencarian Korban Banjir Bandang Agam Diperpanjang 15 Hari, Tim Gabungan Kerahkan Alat Berat
-
10 Jenazah Korban Banjir Bandang Dimakamkan Massal di Agam, Semua Tanpa Identitas!
-
Waspada Bencana Mengintai, Cuaca Ekstrem Sumbar Diprediksi hingga 13 Desember 2025
-
KLH Segel Sementara Tambang di Sumbar, Pasang Plang Pengawasan Publik