-
Kasus kanker payudara stadium lanjut di Indonesia masih tinggi.
-
Deteksi dini lewat SADARI dan SADANIS mampu cegah keterlambatan.
-
Edukasi dan pemeriksaan rutin penting tekan angka kematian kanker.
SuaraSumbar.id - Kasus kanker payudara stadium lanjut di Indonesia masih tinggi. Bahkan, tren pasien yang datang ke rumah sakit dalam kondisi sudah parah belum menunjukkan penurunan signifikan sejak puluhan tahun lalu.
Hal itu dinyatakan dokter spesialis bedah lulusan Universitas Indonesia, dr. Maelissa Pramaningasin, Sp.B, Subsp.Onk. (K).
“Ini diketahui sudah dari tahun 1992 bahwa yang datang (ke rumah sakit) itu stadium lanjut, tapi kemudian pada tahun 2020 begitu lagi, ini jadi masalahnya di mana?” ujar Maelissa, Sabtu (18/10/2025).
Maelissa menyebutkan bahwa pada tahun 1992, sekitar 60–70 persen pasien kanker payudara datang ke rumah sakit dalam kondisi stadium lanjut. Angka ini bahkan meningkat pada tahun 2020 menjadi 68–73 persen.
Data Globocan 2020 juga memperkuat temuan tersebut, di mana kanker payudara menjadi jenis kanker dengan jumlah kasus tertinggi di Indonesia.
Tercatat lebih dari 68.858 kasus baru dan 22.430 kematian akibat penyakit ini pada tahun tersebut. Angka ini diperkirakan terus meningkat setiap tahunnya.
Menurut Maelissa, salah satu penyebab sulitnya menekan kasus kanker payudara stadium lanjut adalah banyaknya informasi bohong mengenai pengobatan kanker. “Banyak yang takut payudaranya akan hilang setelah pengobatan, padahal itu tidak selalu benar,” ujarnya.
Selain itu, masih banyak masyarakat yang bingung ke mana harus berkonsultasi saat menemukan benjolan pada payudara. Beberapa pasien bahkan hanya berhenti berkonsultasi di dokter bedah tanpa melanjutkan pemeriksaan lebih lanjut, sehingga menimbulkan penundaan sistemik (system delay) dalam penanganan penyakit.
Maelissa menegaskan bahwa deteksi dini kanker payudara sangat penting untuk menekan angka kasus lanjut. Melalui kampanye Kementerian Kesehatan seperti Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) dan Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS), masyarakat dapat mendeteksi potensi kanker hingga 85 persen.
“Kalau dikombinasikan dengan pemeriksaan mammografi dan USG, tingkat deteksi bisa mencapai 90 persen,” tambahnya. Bahkan, dengan tambahan pemeriksaan biopsi, tingkat keberhasilan deteksi dini dapat meningkat hingga 99,5 persen.
Dengan kemajuan teknologi medis, Maelissa optimistis bahwa kasus kanker payudara stadium lanjut dapat ditekan melalui edukasi masyarakat, deteksi dini, serta peningkatan kesadaran untuk segera memeriksakan diri ke tenaga kesehatan saat menemukan gejala awal. (Antara)
Berita Terkait
-
Sempat Diderita Epy Kusnandar, Berapa Lama Orang dengan Kanker Otak Bisa Bertahan Hidup?
-
6 Penyebab Kanker Otak, Penyakit yang Sempat Diderita Epy Kusnandar Sebelum Meninggal Dunia
-
Kebutuhan Penanganan Kanker dan Jantung Meningkat, Kini Ada RS Berstandar Global di Surabaya
-
Atap Asbes Bisa Picu Kanker, Ini 5 Alternatif Lain yang Lebih Aman dan Awet
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- 5 Sepatu Lari Rp300 Ribuan di Sports Station, Promo Akhir Tahun
Pilihan
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
Terkini
-
5 Prompt Gemini AI di Galaxy S25 FE Bikin Foto Auto Level Up dalam Sekejap
-
5 Sunscreen untuk Remaja, Pelajar dan Mahasiswa, Harga Murah Mulai Rp 18 Ribuan
-
Perintah AHY, Posko Demokrat Peduli Kembali Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Bandang Agam
-
Update Terbaru Korban Bencana Sumbar: 228 Orang Meninggal, 98 Hilang dan Lebih 20 Ribu Mengungsi
-
Ditjen Gakkum dan Satgas PKH Didesak Usut Kayu dari Mentawai yang Terdampar di Lampung