-
BMKG jelaskan penyebab 47 kali gempa Sumbar beruntun.
-
Aktivitas Segmen Sianok jadi sumber utama rentetan gempa kecil.
-
Warga diimbau waspada hingga memperkuat mitigasi dan hindari area rawan.
SuaraSumbar.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan fenomena rentetan gempa Sumbar sebanyak 47 kali yang terjadi secara berturut-turut di Kabupaten Pasaman dan sekitarnya. Getaran tersebut berlangsung sejak 14 Oktober hingga 16 Oktober 2025 pukul 08.00 WIB.
Kepala Stasiun Geofisika Kelas 1 Padang Panjang, Suaidi Ahadi, mengatakan bahwa rentetan gempa Sumbar dengan frekuensi tinggi dan magnitudo kurang dari 3,5 mengindikasikan dua kemungkinan penting.
“Adanya gempa dengan frekuensi yang tinggi, magnitudo kurang dari 3,5 dapat mengindikasikan dua hal,” ujar Suaidi, Kamis (16/10/2025).
Menurutnya, pertama, rentetan lindu tersebut bisa menjadi foreshock, yaitu gempa awal yang berpotensi diikuti oleh gempa utama dengan kekuatan lebih besar (mainshock).
Kedua, fenomena itu juga bisa disebabkan oleh pelepasan energi dari Segmen Sianok yang sedang mengalami relaksasi menuju kestabilan.
Suaidi menambahkan, gempa tersebut terletak di Segmen Sianok bagian utara. Segmen ini merupakan bagian dari Sesar Besar Sumatera yang dikenal sebagai salah satu zona patahan paling aktif di wilayah Sumatera Barat.
“Segmen Sianok adalah salah satu dari lima segmen aktif Sesar Sumatera yang melewati Sumbar,” jelasnya.
Sebagai langkah antisipasi, BMKG mengeluarkan sejumlah rekomendasi kepada pemerintah daerah dan masyarakat sekitar. Pertama, memperkuat edukasi mitigasi bencana bagi warga yang tinggal di sekitar jalur Sesar Sianok.
Kedua, masyarakat diimbau untuk menjauhi area tebing yang berpotensi longsor tinggi akibat getaran gempa.
Selain itu, BMKG juga meminta warga agar memperhatikan kondisi aliran sungai di sekitar jalur sesar. Hal ini penting untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya galodo atau banjir bandang yang dapat dipicu oleh aktivitas seismik di wilayah tersebut.
BMKG menegaskan bahwa pihaknya akan terus memantau perkembangan aktivitas gempa Sumbar melalui jaringan sensor seismik dan memperbarui informasi kepada masyarakat secara berkala. Warga diminta tetap waspada namun tidak panik dalam menghadapi kondisi ini. (Antara)
Berita Terkait
-
Potret Prabowo Kunjungi Pengungsi Banjir di Padang Pariaman
-
Curah Hujan Ekstrem Picu Banjir dan Longsor di Sumatera, BMKG Sebut Siklon Tropis Jadi Ancaman Baru
-
BMKG Waspadai Bibit Siklon, Ancaman Curah Hujan Tinggi dan Bencana Hidrometeorologi hingga Februari
-
Ngerinya 'Tabrakan' Siklon Senyar dan Koto, Hujan Satu Bulan Tumpah Sehari di Aceh
-
Dirut PT BRN Jadi Tersangka Ilegal Logging di Sumbar, Kerugian Rp447 Miliar
Terpopuler
- 6 HP 5G Paling Murah di Bawah Rp 4 Juta, Investasi Terbaik untuk Gaming dan Streaming
- Bercak Darah di Pohon Jadi Saksi Bisu, Ini Kronologi Aktor Gary Iskak Tewas dalam Kecelakaan Maut
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 29 November: Ada Rivaldo, Ribuan Gems, dan Kartu 110-115
- 5 Shio Paling Beruntung Hari Ini Minggu 30 November 2025, Banjir Hoki di Akhir Bulan!
- Tewas Menabrak Pohon, Gary Iskak Diduga Tak Pakai Helm Saat Kecelakaan Tunggal
Pilihan
-
604 Orang Meninggal Dunia dalam Bencana Sumatera: Update Terkini
-
Jeritan Ojol di Uji Coba Malioboro: Jalan Kaki Demi Sesuap Nasi, Motor Terancam Hilang
-
OJK Selidiki Dugaan Mirae Asset Sekuritas Lenyapkan Dana Nasabah Rp71 Miliar
-
Pasaman: Dari Kota Suci ke Zona Rawan Bencana, Apa Kita Sudah Diperingatkan Sejak Lama?
-
Jejak Sunyi Menjaga Tradisi: Napas Panjang Para Perajin Blangkon di Godean Sleman
Terkini
-
Akhir Payakumbuh Poetry Festival 2025, Tumbuhkan Ruang Perayaan Puisi Lintas Pengalaman dan Budaya
-
Tinjau Bencana Sumbar, Presiden Prabowo: Pemerintah Harus Hadir Cepat!
-
Mendagri Tito Bahas Dugaan Illegal Logging di Balik Banjir Sumatera, Kayu Gelondongan Tak Terbantah!
-
Satu Korban Longsor Talamau Pasaman Barat Ditemukan Meninggal Dunia, 4 Orang Masih Dicari!
-
Sumbar Dihantui Cuaca Ekstrem, BMKG Sebut Desember 2025 Puncak Hujan di Ranah Minang!