-
Muhammadiyah tetap konsisten menjalankan tajdid sesuai visi pendirinya.
-
Amal usaha Muhammadiyah fokus sosial dengan subsidi dan beasiswa besar.
-
Organisasi netral politik, mengedepankan politik kebangsaan Muhammadiyah beretika.
Misalnya, proyek Beasiswa Kader 2024 senilai Rp 3,5 miliar menargetkan 400 kader dengan alokasi dana pendidikan untuk jenjang S1 maupun S2.
Sementara itu, Program Beasiswa BAZNAS dan PP Muhammadiyah 2024 menyalurkan beasiswa S1, S2, S3 dan riset ke kader dan mahasiswa di lingkungan persyarikatan.
Fakta ini membuktikan bahwa meski ada komponen biaya, Muhammadiyah tetap berpihak kepada kelompok lemah lewat subsidi, beasiswa, dan jaringan amal di daerah terpencil.
3. Muhammadiyah Terlibat Politik Praktis
- Mitos
Muhammadiyah dituduh berafiliasi dengan Partai Amanat Nasional (PAN), sehingga keluar dari jalur dakwah.
- Fakta
Muhammadiyah secara kelembagaan tidak berafiliasi dengan PAN maupun partai politik manapun. Meski beberapa kader secara pribadi aktif di partai, itu adalah hak individu. Sejak Khittah Denpasar 2002, Muhammadiyah telah menegaskan pembatasan antara politik kebangsaan dan politik praktis.
Dalam politik kebangsaan, peran organisasi adalah memperkuat nilai moral, kemaslahatan rakyat dan etika publik, melalui pendidikan, advokasi, dan layanan sosial, bukan perebutan kursi kekuasaan.
4. Profesional Non Kader Melemahkan Ideologi Muhammadiyah
Mitos
- Masuknya tenaga profesional di amal usaha Muhammadiyah dianggap mengikis ideologi organisasi.
Fakta
- Dengan ribuan sekolah, ratusan rumah sakit dan kampus, Muhammadiyah praktis membutuhkan tenaga profesional non kader agar manajemen dan layanan berjalan dengan standar tinggi. Realitanya, banyak universitas Muhammadiyah meraih akreditasi unggul dan rumah sakit menyandang akreditasi paripurna.
Keterlibatan profesional tersebut bukan melemahkan ideologi, melainkan memperkuat kapabilitas organisasi. Untuk menjaga nilai, setiap profesional, kader maupun non kader, wajib menjalani Baitul Arqam (BA) sebagai forum pembinaan ideologi Muhammadiyah.
Berita Terkait
-
Muhammadiyah dan Gus Mus Kompak Tolak Soeharto Dapat Gelar Pahlawan Nasional
-
Muhammadiyah Tolak Keras Gelar Pahlawan, Gus Mus Ungkit 'Dosa' Soeharto ke Kiai Ponpes
-
Muhammadiyah Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional: Jasanya untuk RI Tak Terbantahkan
-
SMA Muhammadiyah 4 Yogyakarta Gelar Career Day Bersama UGM, UNY, dan UPN
-
Kerja Sama Strategis Telkom dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta: Kembangkan Ekosistem AI
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Benarkah Otak Lelah Bisa Simpan Memori Lebih Baik? Ini Penjelasannya
-
15 Personel Polri Terdampak Putusan MK yang Larang Polisi Aktif di Jabatan Sipil, Mayoritas Jenderal
-
Polisi Bukittinggi Ringkus Pengirim Kerupuk Sanjai Berisi Sabu, Modusnya Terungkap dalam 12 Jam
-
CEK FAKTA: Menkeu Purbaya Jebloskan Luhut ke Penjara, Benarkah?
-
Semen Padang FC Harus Bangkit Demi Keluar dari Zona Degradasi, Ini Pesan Dejan Antonic