-
Muhammadiyah tetap konsisten menjalankan tajdid sesuai visi pendirinya.
-
Amal usaha Muhammadiyah fokus sosial dengan subsidi dan beasiswa besar.
-
Organisasi netral politik, mengedepankan politik kebangsaan Muhammadiyah beretika.
SuaraSumbar.id - Organisasi Islam terbesar Indonesia, Muhammadiyah kerap menjadi sorotan bahkan target kritik. Namun, tak sedikit tudingan yang muncul bukan berdasarkan fakta, melainkan mitos atau interpretasi parsial.
Dikutip dari ulasan resmi Muhammadiyah, berikut adalah 4 fakta dan mitos Muhammadiyah yang perlu diluruskan agar publik dapat memahami kontribusi dan karakter organisasi ini dengan seimbang dan tepat.
1. Muhammadiyah Melenceng dari Tujuan Pemurnian Ajaran Islam
Mitos
- Muhammadiyah dikata “tak lagi murni” dalam visi pendirinya, KH Ahmad Dahlan, karena dianggap terlalu toleran terhadap praktik lokal seperti tahlilan.
Fakta
- Muhammadiyah sejak didirikan memang mengusung misi tajdid atau pembaruan ajaran Islam. Namun, konsepsi tajdid menurut Manhaj Tarjih bukan sekadar pemurnian sempit, melainkan menyatukan dua aspek: pemurnian akidah dan ibadah dari unsur yang tak berdasar dalil sahih, serta dinamika kehidupan umat agar ajaran Islam tetap relevan dengan konteks zaman.
Dalam hal praktik tahlilan, Muhammadiyah tidak bersikap gegabah. Berdasarkan Fatwa Majelis Tarjih Suara Muhammadiyah No. 07/2022, Muhammadiyah menawarkan tiga opsi: (1) meminta izin untuk tidak hadir, (2) hadir secara pasif jika tak memungkinkan menolak, atau (3) menolak persuasif, tanpa konfrontasi keras.
Fakta itu menunjukkan bahwa organisasi tetap menjaga kemurnian ajaran Islam dengan pendekatan kontekstual dan bijak.
2. Amal Usaha Muhammadiyah Komersial dan Tak Terjangkau
Mitos
- Jejaring amal usaha seperti RS atau sekolah Muhammadiyah dianggap mahal, seolah bukan lagi lembaga sosial.
Fakta
- Muhammadiyah adalah lembaga non pemerintah yang dibiayai swadaya umat, berbeda dengan sekolah negeri atau rumah sakit publik. Maka, terdapat biaya untuk menjaga kualitas. Namun orientasi organisasi ini tetap sosial.
Banyak lembaga Muhammadiyah memberikan subsidi, layanan gratis atau bersubsidi melalui skema BPJS, dana zakat, infak, dan program sosial lainnya.
Berita Terkait
-
Muhammadiyah dan Gus Mus Kompak Tolak Soeharto Dapat Gelar Pahlawan Nasional
-
Muhammadiyah Tolak Keras Gelar Pahlawan, Gus Mus Ungkit 'Dosa' Soeharto ke Kiai Ponpes
-
Muhammadiyah Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional: Jasanya untuk RI Tak Terbantahkan
-
SMA Muhammadiyah 4 Yogyakarta Gelar Career Day Bersama UGM, UNY, dan UPN
-
Kerja Sama Strategis Telkom dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta: Kembangkan Ekosistem AI
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Benarkah Otak Lelah Bisa Simpan Memori Lebih Baik? Ini Penjelasannya
-
15 Personel Polri Terdampak Putusan MK yang Larang Polisi Aktif di Jabatan Sipil, Mayoritas Jenderal
-
Polisi Bukittinggi Ringkus Pengirim Kerupuk Sanjai Berisi Sabu, Modusnya Terungkap dalam 12 Jam
-
CEK FAKTA: Menkeu Purbaya Jebloskan Luhut ke Penjara, Benarkah?
-
Semen Padang FC Harus Bangkit Demi Keluar dari Zona Degradasi, Ini Pesan Dejan Antonic