Riki Chandra
Rabu, 17 September 2025 | 21:15 WIB
Ilustrasi kurang tidur (Pexels/Andrea Piacquadio)
Baca 10 detik
  • Kurang tidur akibat scrolling HP picu obesitas dan risiko diabetes.
  • Begadang larut malam ganggu metabolisme, hormon, dan kesehatan mental.
  • Data terbaru: separuh orang Indonesia tidur kurang dari ideal.
[batas-kesimpulan]

SuaraSumbar.id - Kebiasaan begadang akibat terus scrolling HP hingga pukul dua pagi kini mulai terungkap sebagai ancaman nyata bagi kesehatan.

Ahli Bedah Bariatrik dan Metabolik dari Delhi, India, Dinesh Thakur, memperingatkan bahwa kurang tidur bukan hanya soal mata panda, tetapi bisa merusak tubuh dan pikiran dari dalam.

Mengutip siaran Hindustan Times pada Selasa (16/9/2025), Dinesh melalui unggahan di Instagram menjelaskan bagaimana kurang tidur memengaruhi kesehatan secara keseluruhan.

Menurut dia, tidur yang tidak mencukupi dapat melemahkan sistem imun, memperburuk fungsi otak, dan memicu kesehatan mental terguncang.

Sejalan dengan itu, studi dari National Heart, Lung, and Blood Institute (15 Juni 2022) menyebutkan bahwa tidur kurang dari tujuh hingga delapan jam tiap malam mempertinggi risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, obesitas, stroke, hingga gangguan memori dan perhatian.

“Kalian semua tidak akan pernah tidur larut malam lagi setelah mengetahui ini. Tidur larut malam bukan hanya tentang lingkaran hitam, tetapi juga secara diam-diam merusak kesehatan anda dengan cara yang tak pernah Anda bayangkan,” tegas Dinesh.

Efek dari kebiasaan scrolling HP larut malam menurutnya antara lain berat badan mudah bertambah karena hormon lapar terganggu, keinginan makan junk food meningkat, serta lemak perut menumpuk.

Tubuh juga makin stres karena hormon seperti kortisol melonjak; metabolisme melambat dan risiko diabetes ikut meningkat karena sensitivitas insulin terganggu.

Guna memperkuat data lokal, survei YouGov Desember 2023 menyebut bahwa 51 persen penduduk Indonesia dewasa tidur kurang dari 7 jam per malam, termasuk 24 persen yang tidur di bawah 5 jam.

Survei Kurious-Katadata Insight Center juga pernah menemukan bahwa 46,2 persen responden biasa tidur hanya 4-6 jam semalam.

Kebiasaan ini turut berdampak pada kesehatan mental: muncul kecemasan, mudah tersinggung, hingga kelelahan kronis.

“Tak ada kopi yang dapat menggantikan kurangnya tidur nyenyak dan memulihkan tubuh,” ujar Dr. Dinesh.

“Berhentilah menggulir layar hingga pukul dua pagi. Mulailah tidur tepat waktu, dan anda akan merasakan kontrol berat badan, energi, dan kesehatan secara keseluruhan yang lebih baik," katanya lagi.

Data-data terkini menunjukkan bahwa masalah kurang tidur bukan hanya fenomena global, tapi konkret terjadi di Indonesia.

Dengan data bahwa lebih dari separuh penduduk dewasa tidur kurang dari durasi tidur ideal, efek seperti obesitas, risiko diabetes, dan gangguan kesehatan mental perlu mendapat perhatian serius dari masyarakat dan tenaga kesehatan.

Load More