Riki Chandra
Rabu, 17 Desember 2025 | 11:38 WIB
Alat berat sedang membersihkan material banjir bandang di Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam. [Dok. Antara]
Baca 10 detik
  •  Agam kekurangan alat berat untuk bersihkan material banjir bandang.

  • Tujuh kecamatan terdampak banjir, longsor, dan akses jalan terputus.

  • Kerusakan meluas, ratusan rumah dan infrastruktur rusak parah.

SuaraSumbar.id - Banjir bandang yang melanda wilayah Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), masih menyisakan persoalan besar. Kini, Pemkab Agam membutuhkan sekitar 70 alat berat dan mobil dumtruk untuk membersihkan material banjir bandang, tanah longsor, sekaligus melakukan normalisasi sungai di wilayah terdampak.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Agam, Rahmat Lasmono, menyebutkan banjir bandang Agam berdampak pada tujuh kecamatan dan memerlukan percepatan penanganan agar aktivitas masyarakat bisa kembali pulih.

Kebutuhan alat berat tersebut terdiri dari 52 unit excavator, empat unit wheel loader, serta 24 unit mobil dumtruk.

“Alat berat dan mobil dumtruk itu untuk tujuh kecamatan yang terdampak banjir bandang, banjir dan tanah longsor,” kata Rahmat, Rabu (17/12/2025).

Ia menjelaskan, banjir bandang Agam menyebabkan timbunan material berupa batu, lumpur, dan kayu menutup badan sungai dan akses jalan. Kecamatan Palembayan membutuhkan excavator 15 unit, wheel loader dua unit, serta 10 mobil dumtruk. Sementara Kecamatan Palupuh memerlukan tiga unit excavator dan tiga mobil dumtruk.

Kecamatan Malalak membutuhkan 10 unit excavator dengan dua tipe berbeda. Kecamatan Tanjung Raya membutuhkan 10 unit excavator dan lima mobil dumtruk.

Selain itu, Kecamatan Ampek Koto membutuhkan dua unit excavator, sedangkan Kecamatan Matur membutuhkan satu unit excavator dan satu unit wheel loader.

“Alat berat dan dumtruk ini kita butuhkan untuk membersihkan sisa material, membawa material dan normalisasi sungai,” katanya.

Rahmat mengakui, saat ini alat berat yang tersedia masih terbatas, yakni 38 unit excavator, empat unit wheel loader, tiga unit bulldozer, serta 15 unit mobil dumtruk. Seluruh alat tersebut tersebar di Kecamatan Palembayan, Tanjung Raya, Malalak, dan Palupuh.

BPBD Agam berharap dukungan alat berat dan dumtruk dari perusahaan, perorangan, serta pihak lain agar penanganan banjir bandang Agam bisa segera diselesaikan.

“Kita sangat membutuhkan alat berat, sehingga material banjir bandang, akses lalu lintas terbuka sehingga tidak ada lagi daerah terisolir,” katanya.

Menurutnya, sejumlah ruas jalan masih terisolasi atau terbatas, seperti Banio Balirik Nagari Pagadih dan Anak Aia Kijang Nagari Nan Tujuah di Kecamatan Palupuh.

Kondisi serupa juga terjadi di Sinir Air Nagari Malalak Selatan, Kecamatan Malalak, Lambeh Kecamatan Palembayan, serta Pambatuangan Kecamatan Matur akibat jalan terban dan jembatan rusak.

Bencana tersebut mengakibatkan 192 orang meninggal dunia, 72 orang belum ditemukan, dan delapan orang masih menjalani perawatan. Selain itu, tercatat 472 rumah rusak ringan, 290 rumah rusak sedang, serta 838 rumah rusak berat.

Fasilitas pendidikan rusak mencapai 114 unit, tempat ibadah 11 unit, jembatan rusak 49 titik, dan jalan rusak 69 titik. Sementara lahan pertanian terdampak mencapai 1.948,23 hektare akibat banjir bandang Agam. (Antara)

Load More