SuaraSumbar.id - Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menyebut pembangunan pabrik hilirisasi gambir sebagai langkah strategis yang akan mengangkat harga gambir di tingkat petani dan memperkuat ekonomi Sumatera Barat (Sumbar).
Pernyataan ini disampaikan dalam rapat koordinasi se-Sumbar, Selasa (16/9/2025), usai diskusi panjang mengenai fluktuasi komoditas unggulan tersebut.
Menurut Amran, selama ini gambir dieksport dalam kondisi setengah jadi, membuat petani tak bisa meraih nilai tambah yang optimal.
“Kalau hanya menjual produk gambir dalam kondisi setengah jadi. Makanya saya berharap, pabrik hilirisasi gambir di Sumbar,” ujar Mentan.
Industri pengolahan di dalam negeri diharapkan mampu menciptakan produk seperti farmasi, tinta, kosmetik, hingga makanan, sehingga petani tidak lagi tergantung pasar ekspor.
Data terkini mendukung urgensi hilirisasi. Pada awal Juni 2025, harga gambir dengan kadar air 18% di petani Sumbar mulai membaik ke kisaran Rp28.000 per kilogram, setelah sebelumnya sempat anjlok hingga Rp13.000 per kg akibat konflik India-Pakistan yang mempengaruhi pasar ekspor utama.
Asosiasi Komoditas Gambir Indonesia (AKGI) menyebut harga lokal saat ini masih di kisaran Rp25.000–Rp35.000 per kilogram, jauh di bawah harga normal Rp50.000–Rp60.000 per kg.
Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah juga menyambut baik langkah hilirisasi. Ia mencatat bahwa pada tahun 2024 produksi gambir Sumbar mencapai 26.912 ton, menjadikan provinsi ini sebagai salah satu pemasok utama dunia.
Dengan industri hilirisasi, diharapkan petani mendapatkan harga jual gambir yang jauh lebih stabil dan menguntungkan.
Selain itu, Pemerintah Provinsi Sumbar juga sedang menyusun Pergub Tata Niaga Gambir untuk mengatur standar kualitas dan harga agar petani dan eksportir memiliki payung hukum dalam transaksi gambir.
Pendirian lembaga pengelola maupun sentra industri gambir dianggap penting untuk memperpendek rantai distribusi dan meningkatkan posisi tawar petani.
Dengan hadirnya pabrik hilirisasi gambir, harga gambir di Sumbar yang sekarang dijual ke eksportir sekitar Rp60.000/kg bisa naik menjadi Rp70.000/kg untuk dipasok ke pabrik setempat, membuka peluang pendapatan lebih bagi petani dan pemerintah daerah.
Ke depan, harga jual gambir yang tinggi dan stabil akan menjadi kunci kesejahteraan petani serta kemandirian industri lokal. (Antara)
Berita Terkait
-
Kinerja Mentan Amran Sulaiman Masuk Daftar Terbaik Setahun Pemerintahan Prabowo-Gibran
-
Kinerja Mentan Amran Terbaik Nomor 2 Berdasarkan Survei SPIN, Swasembada Pangan di Depan Mata
-
Mentan Dapat Instruksi dari Presiden Prabowo untuk Revitalisasi Pabrik Pupuk
-
Mentan Amran Pastikan Temuan Kasus Pupuk Tidak Ganggu Pertanaman Petani, Stok Pupuk Aman
-
Berdasar Survei Litbang Kompas, 71,5 Persen Publik Puas dengan Kinerja Kementan
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 7 Sunscreen Mengandung Niacinamide untuk Mengurangi Flek Hitam, Semua di Bawah Rp60 Ribu
Pilihan
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
Terkini
-
QRIS BRI Mudahkan Transaksi di FLOII Expo 2025, Dukung Inklusi Keuangan di Sektor Holtikultura
-
CEK FAKTA: BGN Benarkan Baki Program MBG Mengandung Lemak Babi, Benarkah?
-
USS 2025 Presented by BRImo Hadir dengan Wajah Baru, Perluas Konsep Jadi Curated Lifestyle Market
-
Bahaya Kurang Tidur Malam Hari, Bisa Merusak Otak hingga Jantung!
-
5 Warna Lipstik Terbaik untuk Usia 40-an, Tampil Segar dan Elegan!