SuaraSumbar.id - Aktivitas Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar), dilaporkan masih dalam kondisi fluktuatif hingga awal Agustus 2025.
Hal ini disampaikan Badan Geologi, Kementerian ESDM, dalam laporan resmi terbaru mereka.
“Berdasarkan evaluasi terhadap data-data pemantauan, aktivitas Gunung Marapi cenderung fluktuatif,” kata Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, melalui keterangan tertulis, Selasa (5/8/2025).
Evaluasi tersebut dilakukan terhadap periode pemantauan dari 16 hingga 31 Juli 2025.
Wafid menjelaskan bahwa meskipun belum terlihat pola aktivitas yang konsisten, potensi erupsi Gunung Marapi tetap ada dan bisa terjadi sewaktu-waktu sebagai bentuk pelepasan tekanan dari akumulasi energi yang dihasilkan oleh dinamika fluida atau magma dari dalam perut bumi.
“Apabila terjadi erupsi, abunya dapat berpotensi mengganggu saluran pernapasan dan penerbangan, yang penyebarannya akan mengikuti arah dan kecepatan angin,” katanya.
Potensi Bahaya Masih Mengintai
Letusan yang diperkirakan akan terjadi, jika pasokan magma tidak meningkat drastis, kemungkinan masih terbatas pada lontaran material vulkanik di sekitar radius tiga kilometer dari Kawah Verbeek, pusat aktivitas Gunung Marapi.
Namun, Wafid mengingatkan bahwa potensi ancaman bukan hanya datang dari letusan saja.
Material erupsi yang bercampur dengan air hujan berpotensi berubah menjadi lahar dingin. Ancaman ini dapat berdampak pada wilayah bantaran sungai dan lembah yang berhulu dari puncak gunung.
Oleh karena itu, masyarakat di wilayah aliran sungai diimbau tetap waspada terhadap potensi banjir lahar yang bisa terjadi kapan saja, terutama saat hujan deras turun.
Tak hanya itu, kawasan kawah juga mengandung risiko lain berupa gas vulkanik beracun seperti karbon dioksida (CO2), karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO2), dan hidrogen sulfida (H2S), yang berbahaya bagi keselamatan pendaki maupun warga sekitar.
Hingga 1 Agustus 2025, Gunung Marapi yang memiliki ketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini masih berstatus Level II atau Waspada. Masyarakat, pendaki, dan wisatawan dilarang melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah.
Selain itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) juga memperingatkan tentang ancaman lanjutan berupa lahar dingin dan gas beracun yang bisa mengintai tanpa didahului tanda-tanda visual.
Kondisi fluktuatif aktivitas Gunung Marapi ini menuntut kesiapsiagaan penuh, terutama bagi masyarakat yang bermukim di sekitar lereng dan aliran sungai berhulu dari kawah. Informasi resmi dan akurat dari otoritas kebencanaan menjadi kunci untuk menghindari jatuhnya korban. (Antara)
Berita Terkait
-
Aktivitas Kegempaan Gunung Karangetang Meningkat
-
Gunung Marapi Kembali Erupsi, Muntahkan Abu Vulkanik Lebih Tinggi
-
Gunung Marapi Erupsi, Ketinggian Abu Vulkanik Capai 350 Meter
-
Erupsi Gunung Marapi: Kolom Abu Tebal Mengarah Utara dan Timur Laut
-
Badan Geologi Sebut Tambang Ilegal Tingkatkan Potensi Longsor Lebih Besar di Solok
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
CEK FAKTA: Luhut Ancam Tembak Mati Rakyat Indonesia, Benarkah?
-
Benarkah Purbaya Kembalikan Harga Bensin Seperti Era Soeharto? Begini Faktanya
-
Jadwal PPG Calon Guru 2025/2026: Dari Pendaftaran hingga Awal Kuliah, Catat Tanggal Pentingnya!
-
Trans Padang Segera Punya 10 Bus Baru Ramah Disabilitas, Kapan Beroperasi?
-
Apel Tanggap Darurat Bencana, Kapolda Sumbar: Bencana Takk Kenal Waktu!