SuaraSumbar.id - Operasi SAR pencarian dan penyelamatan korban kapal atau boat yang karam di perairan Pulau Pagai Utara dan Pulau Sipora, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat (Sumbar) telah dihentikan. Seluruh korban berhasil ditemukan dengan kondisi selamat.
Total ada 18 orang yang terdiri dari dua orang operator boat, para aparatur sipil negara (ASN) Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai hingga satu orang anggota DPRD bersama anaknya.
Para korban selamat usai berhasil berenang ke daratan, menempuh jarak berkilometer dan waktu mencapai 10 jam. Dengan modal papan, jerigen hingga jaket sebagai pelampung, korban akhirnya selamat.
Piterson Samangilailai merupakan salah satu korban selamat. Ia adalah operator boat dan menjadi orang pertama yang mencapai daratan.
Awalnya, Piterson tidak ingin meninggalkan kapal dan para penumpang. Baginya, dalam situasi genting ketika itu, semua penumpang menjadi tanggung jawabnya.
"Saya sebenarnya tidak mau meninggalkan kapal. Karena tanggung jawab saya. Tapi ada (korban) yang bilang cari kompas, kalau ada kompas pergilah ke tepian untuk cari bantuan," kata Piterson.
Piterson mengungkapkan saat itu boat sudah dalam kondisi karam. Air masuk mulai dari belakang boat, berangsur memenuhi seluruh bagian boat.
Sebelumnya, kata dia, kondisi cuaca yang ekstrim dan gelombang tinggi, membuat beberapa kali mesin boat mati. Para penumpang mencoba untuk tenang.
"Kami awalnya berangkat dari jam 08.00 WIB dari Sikakap menuju Tuapejat. Setelah itu singgah di Dusun Guluguluk, Desa Saumanganya, Kecamatan Pagai Utara ambil penumpang dua orang lagi. Setelah itu baru melanjutkan perjalanan," ungkapnya.
"Saat sampai di perairan di Desa Sawang, di situlah terjadi satu mesin satu mati. Saya coba hidupkan, hidup lagi. Jalan, tidak lama mati dua mesin. Tinggal satu lagi, saat itu tidak bisa dikendalikan lagi," sambung Piterson.
Ia mengatakan gelombang yang tinggi sempat membuat boat tidak terkendali dan berubah arah. Di saat itu, air mulai masuk ke boat.
"Dicoba air dikeluarkan, tidak bisa, terbenam jadinya kapal. Bukan terbalik, terbenam, karena masuk air. Jadi mana tahu masih bisa, dikeluarkan airnya, penumpang diarahkan ke depan boat, ternyata tidak bisa. Penuh air dari belakang ke depan," jelasnya.
Berenang Menuju Daratan
Kondisi boat yang sudah karam, sesuai permintaan penumpang, Piterson memutuskan untuk mencoba berenang ke daratan. Kondisi cuaca gelap, kompas menjadi alat petunjuk arah baginya.
Piterson bersama satu rekannya, sampai ke daratan dengan menempuh waktu selama enam jam. Ia menyebutkan, saat sampai ke daratan pukul 16.30 WIB pada Senin (14/7/2025), barulah memberitahukan kepada masyarakat.
Berita Terkait
-
5 Skincare dan Makeup Promo Buy 1 Get 1 Free di Watsons, Cek Daftar Produknya di Sini!
-
Dirut PT BRN Jadi Tersangka Ilegal Logging di Sumbar, Kerugian Rp447 Miliar
-
Kapal Wisata Terbalik 34 Orang Tewas
-
Telkom Luncurkan Aksi Sosial, Bangun 51 Sarana Air Bersih dan Sanitasi Layak di Lima Kota/Kabupaten
-
Kapal Boat DPRD Mentawai Terbalik: 17 Selamat, 1 Hilang! Pencarian Intensif Dilakukan
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Sepatu New Balance Diskon 70% Jelang Natal di Sports Station
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
Pilihan
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
-
Breaking News! John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Tunggu Diumumkan
Terkini
-
Ombudsman Sumbar Bongkar Penahanan Ijazah Siswa, Ribuan Dokumen Akhirnya Dilepas Sekolah
-
4.211 Personel Gabungan Amankan Nataru 2026 di Sumbar, Tersebar di 66 Pos Pengamanan
-
3 Fokus Rehab-Rekon Sumbar Pasca Bencana, Pembangunan Huntap Paling Penting!
-
Agam Butuh Butuh 13 Jembatan Bailey, Akses Warga Terputus Dampak Bencana Hidrometeorologi
-
Pengerjaan Jalan Lembah Anai Dipercepat, Akses Vital Sumbar-Riau