Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Selasa, 06 Mei 2025 | 20:13 WIB
Tim DVI Polda Sumbar bersama tenaga medis lainnya memeriksa jenazah korban kecelakaan lalu lintas di RSUD Kota Padang Panjang, Sumatera Barat, Selasa (6/5/2025). [Dok. Antara/Muhammad Zulfikar]

Sementara itu, pihak operator bus dan kepolisian terus berkoordinasi untuk menghubungi keluarga korban yang belum mengonfirmasi keberadaan sanak saudaranya dalam daftar penumpang.

Tragedi kecelakaan Bus ALS di Padang Panjang ini menjadi peringatan serius akan pentingnya pengawasan terhadap kondisi teknis kendaraan dan keselamatan penumpang dalam transportasi jarak jauh, terutama di jalur lintas Sumatera yang dikenal dengan medan berat.

Cara Mencegah Rem Blong

Rem blong masih menjadi momok menakutkan bagi para pengendara, terutama di jalur pegunungan dan turunan curam. Kegagalan sistem pengereman ini sering kali menjadi penyebab utama kecelakaan lalu lintas yang berujung maut, terutama pada kendaraan angkutan berat dan umum.

Berdasarkan data Korlantas Polri, lebih dari 30 persen kecelakaan berat di jalan raya disebabkan oleh rem blong. Fenomena ini banyak ditemukan di wilayah yang memiliki medan ekstrem seperti di Sumatera Barat, Jawa Barat, dan kawasan pegunungan lainnya yang dilalui truk atau bus.

Pakar keselamatan jalan menyoroti bahwa rem blong tidak pernah terjadi secara mendadak tanpa penyebab. Sejumlah faktor teknis dan non-teknis menjadi akar permasalahan yang kerap diabaikan oleh pemilik kendaraan maupun sopir angkutan barang.

Salah satu penyebab utama rem blong adalah pemanasan berlebihan pada sistem pengereman. Saat kendaraan melaju di turunan panjang dan menggunakan rem secara terus-menerus, suhu pada kampas dan cakram rem meningkat drastis.

Kondisi ini dikenal dengan istilah brake fade, yaitu saat suhu tinggi membuat daya cengkeram rem melemah. Akibatnya, kendaraan sulit dikendalikan dan pengemudi kehilangan kendali di tengah kecepatan tinggi.

Kasus seperti ini banyak ditemukan di jalur Padang-Painan, Lembang-Subang, serta Sitinjau Lauik—yang dikenal sebagai jalur maut di Sumbar. Di jalur-jalur ini, rambu peringatan bahaya rem blong bahkan dipasang di beberapa titik rawan.

Selain overheat, kebocoran minyak rem juga menjadi penyebab dominan kegagalan sistem pengereman. Sistem pengereman hidrolik bekerja dengan tekanan minyak rem.

Jika terjadi kebocoran pada selang atau master silinder, tekanan berkurang, dan rem tidak dapat berfungsi maksimal.

Masalah lainnya yang kerap luput dari perhatian adalah muatan berlebih. Saat kendaraan membawa barang melebihi kapasitas, beban pengereman meningkat. Hal ini membuat sistem rem bekerja lebih keras dan cepat mengalami keausan.

Penggunaan minyak rem yang tidak sesuai spesifikasi pabrikan juga menjadi faktor risiko. Pemilihan cairan rem yang tidak tepat bisa menyebabkan vapor lock—udara atau uap air yang masuk ke dalam sistem rem dan mengganggu tekanan hidrolik.

Jika tidak segera ditangani, vapor lock bisa menyebabkan rem tidak merespons sama sekali meskipun pedal diinjak dalam-dalam. Inilah yang sering disebut sebagai "pedal rem amblas" oleh pengemudi.

Peran Pengemudi dan Perawatan Berkala Sangat Krusial

Load More