Riki Chandra
Senin, 05 Mei 2025 | 10:15 WIB
Kondisi Gunung Marapi pagi ini, Senin (5/5/2025). [Dok. Pos Marapi]

SuaraSumbar.id - Warga Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar) kembali merasakan getaran kuat akibat erupsi Gunung Marapi. Peristiwa itu terjadi padai Minggu (4/5/2025) malam.

Warga di Kecamatan Canduang (Agam) dan Batipuah (Tanah Datar) mengaku dikejutkan oleh dentuman keras disertai getaran yang mengguncang rumah mereka sekitar pukul 22.09 WIB.

Kondisi ini membuat masyarakat mengira telah terjadi gempa bumi, karena kaca rumah bergetar cukup keras.

"Kaca rumah warga di daerah Batipuah, Kabupaten Tanah Datar bergetar akibat letusan Gunung Marapi," kata warga bernama Ferix, dikutip dari Antara, Senin (5/5/2025).

Menurut Ferix, letusan Gunung Marapi terasa sangat kuat dan sempat memicu kepanikan. Ia bahkan sempat menyangka telah terjadi gempa karena getaran yang begitu jelas terasa.

“Tadi saya sedang menjemur kain di lantai dua, tiba-tiba kaca jendela rumah bergetar. Saya kira terjadi gempa bumi,” ungkapnya.

Hal serupa dirasakan warga Padang Panjang. Ireli Sofa, warga lainnya, juga menyatakan bahwa kaca rumahnya bergetar keras disertai suara dentuman yang lebih kuat dibandingkan letusan sebelumnya.
"Kaca-kaca rumah bergetar dan terdengar juga dentuman kuat. Sepertinya lebih kuat dari kejadian beberapa hari yang lalu," ujar Ireli.

Kolom Abu Capai 1.000 Meter, PVMBG Keluarkan Peringatan Bahaya

Data dari Pos Pengamatan Gunung Api menunjukkan bahwa erupsi Gunung Marapi malam itu menyebabkan kolom abu membumbung setinggi sekitar 1.000 meter di atas puncak.

Kolom abu terpantau berwarna kelabu dengan intensitas tebal dan condong ke arah timur. Erupsi tercatat berdurasi 45 detik dengan amplitudo maksimum di seismogram.

Menyikapi aktivitas tersebut, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan beberapa imbauan. Masyarakat dan pendaki diminta tidak mendekati radius tiga kilometer dari kawah aktif (Kawah Verbeek).

Selain itu, warga yang tinggal di lembah atau sepanjang sungai yang berhulu di puncak gunung diminta waspada terhadap potensi banjir lahar dingin, terutama di musim hujan.

PVMBG juga mengimbau masyarakat untuk mengenakan masker jika terjadi hujan abu guna menghindari risiko gangguan saluran pernapasan atas atau ISPA.

60 KK Korban Banjir Lahar Dingin Segera Direlokasi ke Hunian Tetap

Dalam langkah lanjutan mitigasi bencana, Pemerintah Kabupaten Tanah Datar juga mengumumkan relokasi 60 kepala keluarga penyintas banjir lahar dingin ke hunian tetap (huntap) terpadu mulai Rabu (7/5/2025).

Bupati Tanah Datar, Eka Putra. [Dok. Antara]

Bupati Tanah Datar, Eka Putra, menjelaskan relokasi ini sebagai bagian dari penyediaan tempat tinggal aman dan layak huni bagi korban erupsi Gunung Marapi.

“Sebagai satu langkah mitigasi bencana, kami akan merelokasi 60 kepala keluarga ke huntap atau rumah baru yang terpadu,” ujar Eka.

Selanjutnya, pemerintah juga akan melanjutkan tahap relokasi mandiri bagi 141 keluarga lainnya. Dalam skema ini, tanah disiapkan oleh warga, sedangkan pembangunan rumah dilakukan oleh pemerintah.

Secara keseluruhan, Pemkab Tanah Datar menyiapkan 200 unit rumah bagi warga dari delapan kecamatan terdampak. Rumah tersebut dibangun secara bertahap, baik yang telah selesai maupun masih dalam proses.
Kementerian PUPR Siapkan Sabo Dam untuk Cegah Banjir Lahar Susulan

Sebagai bagian dari upaya jangka panjang, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) juga akan membangun sembilan sabo dam di dua kabupaten terdampak yakni Kabupaten Agam dan Tanah Datar. Sabo dam adalah bangunan pengendali aliran lahar dingin yang bisa menahan material sedimen dari aliran gunung.

“Pembangunan sabo dam ini diharapkan terlaksana tahun ini karena semua persiapan sudah selesai,” kata Menteri PUPR Dody Hanggodo.

Pembangunan sabo dam ini menjadi bagian penting dari antisipasi potensi banjir lahar dingin Gunung Marapi, yang kerap terjadi pasca-erupsi saat musim hujan. Langkah ini diharapkan memperkuat sistem mitigasi di wilayah rawan bencana.

Status Marapi Masih Waspada

Dengan terus meningkatnya aktivitas vulkanik dan potensi bencana susulan, masyarakat diminta tetap tenang namun waspada. PVMBG menegaskan bahwa status Gunung Marapi masih berada pada level Waspada (Level II), dan semua rekomendasi perlu dipatuhi.

Fenomena getaran erupsi Gunung Marapi yang terasa hingga pemukiman warga menjadi pengingat bahwa potensi ancaman masih nyata. Langkah cepat pemerintah dalam relokasi dan pembangunan infrastruktur pengaman menjadi upaya penting untuk mengurangi risiko bencana lebih lanjut.

Load More