Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Sabtu, 22 Maret 2025 | 14:44 WIB
Dokumen Gunung Marapi di Sumbar mengalami erupsi. [Dok. Antara]

SuaraSumbar.id - Gunung Marapi di Sumatera Barat (Sumbar), kembali mengalami erupsi pada Sabtu (22/3/2025) sekitar pukul 08.42 WIB. Namun, tinggi kolom abu tidak dapat diamati karena tertutup awan tebal.

"Terjadi erupsi Gunung Marapi pada pukul 08.42 WIB, tetapi tinggi kolom abu tidak terpantau," ujar petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Gunung Marapi, Teguh.

Berdasarkan data PGA Kota Bukittinggi, letusan gunung setinggi 2.891 meter di atas permukaan laut (MDPL) ini memiliki amplitudo maksimum 30,5 milimeter dengan durasi sekitar satu menit dua detik.

Selain itu, letusan Gunung Marapi yang berada di Kabupaten Agam dan Tanah Datar itu, juga disertai dengan dentuman keras yang terdengar hingga beberapa daerah, seperti Kota Padang Panjang, Koto Baru, Nagari Sungai Pua, hingga Panganak, Kota Bukittinggi.

Seorang warga Bukittinggi, Asna, mengungkapkan bahwa aktivitas erupsi Marapi cukup sering terjadi dalam beberapa bulan terakhir.

"Ya, cukup sering meletus, disertai dentuman keras dan hujan abu," kata Asna.

Dokumen Gunung Marapi meletus sesaat sebelum warga melaksanakan shalat Idul Fitri 1445 Hijriah di Kota Bukittinggi. Gunung yang berada di Kabupaten Agam dan Tanah Datar itu memang kerap erupsi sejak dua tahun terakhir. Bahkan, puluhan pendaki meninggal dunia pada tahun 2023 silam. [Dok. Antara]

Menurut data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), saat ini Gunung Marapi berstatus Level II atau waspada.

Dengan status tersebut, PVMBG mengeluarkan sejumlah imbauan, termasuk larangan bagi masyarakat, pendaki, atau wisatawan untuk mendekati radius tiga kilometer dari pusat erupsi di Kawah Verbeek.

Selain itu, masyarakat yang tinggal di sekitar lembah dan aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi diminta waspada terhadap potensi banjir lahar hujan, terutama saat musim hujan.

Himbauan Gubernur Sumbar

Gubernur Sumbar, Mahyeldi, mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap erupsi Gunung Marapi.

Pasalnya, aktivitas gunung yang berada di Kabupaten Agam dan Tanah itu kini kembali meningkat. Ditambag lagi tingginya curah hujan dalam beberapa hari ke depan.

"Erupsi Gunung Marapi yang disertai hujan deras berpotensi memicu bencana sekunder, seperti longsor dan banjir lahar dingin. Kami mengimbau masyarakat agar lebih waspada," ujar Mahyeldi, Kamis (20/3/2025).

Mahyeldi menekankan pentingnya kewaspadaan bagi warga yang bermukim di sekitar Gunung Marapi, Sitinjau Lauik, serta daerah rawan longsor dan galodo lainnya.

Peningkatan kesiapsiagaan juga perlu dilakukan oleh warga yang tinggal di kawasan jalur mudik Lebaran yang rawan terdampak.

Sebagai langkah mitigasi, Pemprov Sumbar bersama BMKG telah menyiapkan berbagai langkah antisipasi. Beberapa di antaranya adalah pemasangan kamera pemantau serta sirene untuk memberi peringatan dini jika terjadi peningkatan debit air di hulu sungai sekitar Gunung Marapi.

Selain itu, alat berat dan pos siaga telah disiagakan di titik-titik rawan longsor, khususnya di jalur mudik.

BMKG juga akan memperbarui peringatan dini setiap tiga hari sekali guna memastikan masyarakat mendapatkan informasi terkini mengenai potensi bencana.

Mahyeldi juga mengimbau para pemudik untuk selalu memantau informasi cuaca sebelum melakukan perjalanan agar terhindar dari risiko bencana.

"BMKG dan BPBD telah menyampaikan informasi peringatan dini kepada masyarakat setempat. Kami mengajak masyarakat dan pemudik untuk rutin mengecek perkembangan informasi dari BMKG," ujarnya.

Sebagai bagian dari sosialisasi, informasi terkait cuaca dan potensi bencana akan disampaikan melalui berbagai kanal publik, seperti videotron, media sosial, layanan info mudik s.id/mudiksumbar, serta aplikasi Sumbar Madani dan Info BMKG. (antara)

Load More