Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Rabu, 15 Januari 2025 | 20:30 WIB
Ikan mati di Danau Maninjau, Kabupaten Agam. [Dok.Antara]

SuaraSumbar.id - Sekitar lima ton ikan nila di Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), ditemukan mati mendadak. Kematian ikan di kawasan Bawah Pasar Bayua, Kecamatan Tanjung Raya, itu dipicu angin kencang yang melanda wilayah tersebut sejak Minggu (12/1/2024).

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Agam, Rosva Deswira mengatakan, kematian ikan di Danau Maninjau ini berasal dari empat keramba jaring apung milik petani.

"Lima ton ikan nila mati dengan berbagai ukuran. Kerugian diperkirakan mencapai Rp 125 juta," katanya, Rabu (15/1/2025).

Menurut Rosva, kematian massal ini disebabkan oleh fenomena pembalikan air yang terjadi akibat angin kencang. Fenomena tersebut mengakibatkan air di dasar danau naik ke permukaan, sehingga oksigen di dasar danau berkurang drastis.

"Ikan menjadi pusing dan akhirnya mati. Pada Senin (13/1/2025), bangkai ikan mulai mengapung di permukaan," katanya.

Untuk mencegah dampak lebih lanjut, pihak dinas mengimbau para petani agar tidak membuang bangkai ikan ke danau. Bangkai ikan yang tidak dikelola dengan baik dapat memperburuk kualitas air danau.

"Kami minta petani mengumpulkan bangkai ikan dan menguburnya, demi menjaga ekosistem Danau Maninjau," ujar Rosva.

Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Agam sebelumnya telah mengeluarkan surat edaran terkait prediksi cuaca ekstrem di Danau Maninjau.

Surat bernomor 500.5.3.3/435/DKPP/2024 tersebut disampaikan kepada wali nagari dan camat pada 21 November 2024, sebagai langkah antisipasi kematian ikan akibat kondisi cuaca. (antara)

Load More