SuaraSumbar.id - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat (Sumbar) membangun tiga unit kandang komunal di Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, untuk melindungi ternak warga dari serangan harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae).
Langkah ini dilakukan sebagai upaya mitigasi konflik antara manusia dan satwa liar yang kerap menyerang ternak di daerah tersebut.
Kepala Resor Konservasi Wilayah II Maninjau BKSDA Sumbar, Rusdiyan P. Ritonga, mengatakan bahwa tiga kandang komunal tersebut dibangun di Marambuang, Nagari Baringin, Sipinang Nagari Tigo Koto Sipinang, dan Tantaman Nagari Ampek Koto Palembayan.
"Pembangunan kandang komunal ini sudah dimulai tahun ini dan prosesnya masih berjalan," ujarnya pada Rabu (9/10/2024).
Kandang komunal di Marambuang berukuran 6x25 meter, menampung 12 ekor kerbau milik empat warga, sedangkan di Sipinang, kandang berukuran 7,5x20 meter menampung 27 ekor kerbau dari 18 warga. Untuk kandang di Tantaman, pembangunannya masih menunggu kesiapan masyarakat setempat.
Proses pembangunan kandang komunal ini dilakukan secara swakelola oleh pemilik ternak, sementara bahan-bahan seperti kawat berduri, semen, dan atap seng disediakan oleh Yayasan Sintas Indonesia, yang mendukung proyek ini.
Kandang komunal berfungsi sebagai tiger proof enclosure atau kandang anti serangan harimau, dengan kawat berduri setinggi tiga meter untuk mencegah satwa liar masuk dan melukai ternak.
"Pembangunan kandang ini penting karena daerah tersebut telah mengalami konflik dengan harimau sumatera sejak beberapa bulan lalu, yang menyebabkan ternak warga terluka dan mati," jelas Ritonga.
Selain untuk melindungi ternak, kandang komunal ini juga bertujuan mengurangi konflik antara manusia dan satwa liar di kawasan konservasi.
Menurut Tengku Lidra dari Biodiversity Team Yayasan Sintas Indonesia, proyek ini merupakan bagian dari program kedua Yayasan Sintas di Kecamatan Palembayan. Sebelumnya, satu unit kandang komunal telah dibangun di Maua Hilia, Nagari Salareh Aia pada tahun 2023.
"Saat ini, sudah ada empat kandang komunal yang dibangun di Palembayan, semuanya didukung oleh Yayasan Sintas Indonesia," ungkap Tengku.
Dengan upaya ini, diharapkan konflik antara manusia dan satwa liar, terutama harimau sumatera, dapat diminimalkan, serta keberlangsungan hidup satwa dan masyarakat sekitar tetap terjaga. (antara)
Berita Terkait
-
Polisi Gulung Jaringan Penjual Kulit Harimau Sumatera, Pelaku Utama Dibekuk di Nagan Raya
-
Rizky dan Lestari, Harimau Sumatera penghuni baru TMSBK Bukittinggi
-
Melihat Proses Evakuasi Harimau Sumatera Pemakan Ternak di Agam
-
Krisis Konservasi: Gajah dan Harimau Sumatera Terancam di Aceh
-
Gemas! Bakso Anak Harimau Sumatera Curi Perhatian di Disney Animal Kingdom Amerika
Terpopuler
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- Reaksi Kocak Amanda Manopo Ditanya Malam Pertama Usai Menikah: Kita Coba Hari Ini
Pilihan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
Terkini
-
Polisi Selidiki Unsur Pidana Kasus Glamping Maut di Alahan Panjang, 38 Barang Bukti Disita!
-
Harimau Sumatera Muncul di Jalan Bukittinggi-Medan, Warga Resah dan Begini Respon BKSDA Sumbar
-
BRI Borong 2 Penghargaan Bergengsi di Indonesia Economic Summit 2025
-
7 Fakta Viral ASN Bengkulu Injak Al-Quran, Emosi Dituduh Selingkuh hingga Minta Maaf!
-
CEK FAKTA: Prabowo Panggil Megawati Jadi Saksi Kasus Korupsi Indosat, Benarkah?