Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Selasa, 24 September 2024 | 19:32 WIB
Gubernur Sumbar Mahyeldi saat berbincang dengan keluarga Nia, gadis penjual gorengan yang ditemukan tewas terkubur tanpa busana di Padang Pariaman. [Dok.Biro Adpim Pemprov Sumbar]

SuaraSumbar.id - Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah, menyerahkan santunan senilai Rp 42 juta kepada keluarga almarhumah Nia Kurnia Sari, gadis penjual gorengan di Padang Pariaman diduga dibunuh tersangka Indra Septiarman (26), yang telah mendekam di sel Mapolres Padang Pariaman.

Selain memberikan santunan, Mahyeldi juga berjanji akan memfasilitasi pendidikan dua adik almarhumah yang masih bersekolah. Penyerahan santunan dilakukan di rumah duka di Nagari Guguak, Kecamatan 2x11 Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman, Selasa (24/9/2024).

Mahyeldi menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga almarhumah. Menurutnya, almarhumah Nia wafat dalam kondisi husnul khotimah dan berharap keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran.

"Nia adalah sosok anak pekerja keras, dan InsyaAllah berpulang dalam keadaan syahidah. Kita akan berusaha memfasilitasi pendidikan adik-adiknya," ujar Mahyeldi.

Selama di rumah duka, Mahyeldi berbincang panjang dengan keluarga almarhumah mengenai kehidupan sehari-hari Nia sebelum wafat.

Menurut penuturan keluarga, Nia dan dua adiknya, Mayang dan Kifli, adalah anak-anak yang sangat gigih dan bersemangat untuk terus melanjutkan pendidikan, meskipun harus bekerja keras membantu meringankan beban keluarga.

"Kita akan fasilitasi pendidikan kedua adiknya, sehingga mereka bisa melanjutkan sekolah dengan baik," tambah Mahyeldi.

Total santunan yang diserahkan oleh Gubernur Mahyeldi kepada keluarga Nia sebesar Rp 42 juta. Bantuan tersebut terdiri dari dana pribadi Mahyeldi sebesar Rp 11 juta, bantuan dari Bank Nagari senilai Rp 15 juta, Baznas Sumbar sebesar Rp 5 juta, serta bantuan dari Bapenda Sumbar dan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemprov Sumbar. Selain itu, bantuan kebutuhan sehari-hari juga diserahkan oleh Dinas Sosial Sumbar dan DP3AP2KB.

"Proses hukum harus ditegakkan seadil-adilnya, dan jika ada pelaku lain, harus segera diproses sesuai hukum yang berlaku. Kita berterima kasih kepada pihak Kepolisian yang sudah bekerja keras," ujar Mahyeldi lagi.

Di sisi lain, Mahyeldi mengajak masyarakat untuk menjadikan peristiwa ini sebagai momentum untuk meningkatkan kebersamaan dan kepedulian di masyarakat, agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan. Pemerintah Provinsi Sumbar juga tengah menyusun peraturan untuk memperkuat peran perangkat nagari dalam menjaga keamanan di lingkungan mereka.

"Kejadian ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk meningkatkan kepedulian dalam bermasyarakat. Saat ini, sedang disusun Pergub untuk memaksimalkan peran perangkat nagari dalam menjaga keamanan," tambahnya.

Kapolda Sumbar Ungkap Fakta Baru

Sebelumnya, Kapolda Sumbar, Irjen Pol Suharyono, membeberkan sejumlah fakta baru dalam kasus tewasnya Nia Kurnia Sari (18), penjual gorengan yang tewas dibunuh dan diperkosa oleh tersangka Indra Septiarman (26), yang telah mendekam di sel Mapolres Padang Pariaman.

Suharyano mengungkapkan hasil pemeriksaan tim forensik terhadap sperma yang ditemukan di tubuh Nia, telah terbukti milik tersangka. Hal ini juga menguatkan kemungkinan tersangka hanya satu orang.

"Dari sisi DNA termasuk sperma. Dari keterangan tim forensik sudah identik, DNA dan sperma yang ada di tubuh korban adalah adalah tersangka," ujar Suharyano, Selasa (24/9/2024).

Namun, kata Suharyano, penyidik dalam kasus ini tetap terus melakukan pengembangan dalam penyidikan. Untuk memastikan kemungkinan dugaan adanya pelaku lainnya.

"Tapi kami tetap kembangkan dugaan pelaku lainnya. Dan kami masih menduga kuat, dari kesaksian, pengakuan tersangka dan barang bukti, baru satu orang tersangka," ungkapnya.

Termasuk, lanjutnya, dugaan adanya keterlibatan orang-orang yang ikut membantu tersangka dalam pelarian. Di antaranya soal apakah mungkin membantu memberikan logistik hingga menyembunyikan tersangka.

"Tapi kami tetap kembangkan dugaan pelaku lainnya," imbuhnya.

Jenderal Suharyano mengatakan bahwa tim gabungan terus bergerak mencari barang bukti dalam kasus tewasnya Nia. Terbaru, ditemukannya alat untuk mengubur korban.

"Kemarin sore kami dapatkan cangkul dan celana panjang hitam milik korban. Cangkul ditemukan di sawah, celana tersangkut di batu di aliran sungai kecil," ucapnya.

Dikatakannya, cangkul tersebut merupakan milik masyarakat. Tersangka mengambil dari rumah warga.

"Di saat menguburkan korban, cangkul dicuri dari salah satu rumah milik warga. Cangkul lalu dibuang ke hutan," pungkasnya.

Load More