Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Kamis, 05 September 2024 | 17:23 WIB
Ilustrasi gempa. (Pixabay/Tumisu)

SuaraSumbar.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat (Sumbar), menggelar apel dan simulasi penanganan darurat untuk mengantisipasi potensi gempa megathrust, Kamis (5/9/2024).

"Kegiatan hari ini adalah apel kesiapsiagaan dan simulasi untuk mengantisipasi bencana gempa bumi dan tsunami dengan skala megathrust," ujar Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto di Tuapejat, Kepulauan Mentawai.

Kegiatan ini tidak hanya dilaksanakan di Mentawai, tetapi juga secara serentak di empat daerah yang diprediksi berpotensi terkena gempa bumi dan tsunami skala megathrust. Selain Kepulauan Mentawai, daerah lainnya adalah Pangandaran, Cilacap, dan Pandeglang.

Suharyanto menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi kesiapan mitigasi bencana serta memeriksa kondisi langsung di lapangan.

"Walaupun potensi megathrust sudah menjadi perhatian, kami minta masyarakat menyikapi dengan bijaksana tanpa rasa khawatir yang berlebihan," tambahnya.

Menurut Suharyanto, Indonesia telah lama berada di kawasan rawan gempa dan tsunami, terbukti dari kejadian besar di Aceh (2004), Padang (2009), dan Mentawai (2010).

Meskipun belum ada ahli yang bisa memprediksi secara pasti kapan dan di mana bencana alam ini akan terjadi, BNPB terus melakukan upaya mitigasi dan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat.

"BNPB juga berupaya memperkuat kesiapan masyarakat melalui program desa tangguh bencana di sepanjang pesisir pantai," kata Suharyanto.

Saat ini, tercatat 3.000 desa tangguh bencana yang telah diprakarsai oleh BNPB di berbagai kabupaten atau kota.

"Walaupun kami berharap gempa dan tsunami skala megathrust tidak terjadi, kami telah menyiapkan segala sesuatunya untuk meminimalkan dampak bencana," tambahnya.

Dalam simulasi ini, BNPB juga memantau kondisi sarana dan prasarana serta menghimpun berbagai masukan untuk peningkatan sistem mitigasi bencana. (Antara)

Load More