Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Kamis, 29 Agustus 2024 | 14:45 WIB
Komunitas Rimba Peduli di Sungai Pinang, Pesisir Selatan, menyulap sampah plastik menjadi BBM. [Dok.Istimewa]

Salah satu tujuan dari gerakan BCL adalah membangun kepedulian masyarakat, khususnya warga pesisir pantai hingga para nelayan. Sebab, salah satu penyebab sampah plastik mencemari laut adalah ulah perangai manusia yang buang sampah sembarangan.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sumbar, Reti Wafda mengatakan, Pemprov Sumbar terus mendukung dan bersama-sama menggerakkan penyelamatan laut dengan aksi peduli sampah lewat BCL.

Saat ini, kata Reti, produksi sampai di Sumbar mencapai 1.800 ton per harinya. Khusus di Kota Padang, bisa mencapai 600 ton per hari. Dari jumlah sampah tersebut, diperkirakan bocor ke laut hingga 30 persen. "Menjaga ekosistem laut salah satunya dengan mengurangi sampah plastik," katanya beberapa waktu lalu.

Dia berharap agar gerakan BCL mampu menyentuh masyarakat luas hingga mereka menyadari pentingnya menjaga laut. Dengan begitu, aktivitas membuang sampah sembarangan pun akan berkurang. Selain itu, menyadarkan bahwa sampah jika dikelola dengan baik justru bisa mendatangkan manfaat yang bernilai ekonomi.

"Buang sampah sembarangan merusak alam dan lingkungan kita sendiri," katanya.

Saat pelaksanaan BCL pada September 2023 di Kota Padang, Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah juga mengapresiasi langkah KKP RI. Hal itu dibuktikan dalam 2 tahun kegiatan bersih-bersih pantai yang selalu dibersamai oleh Pemprov Sumbar.

"Kami berharap BCL terus berlanjut dan membawa dampak lebih luas lagi bagi masyarakat di pesisir Sumbar," katanya dalam keterangan resmi.

Mahyeldi juga memberikan dukungan moril hingga materil kepada para nelayan yang berkomitmen menjaga laut dari sampah. Bentuk dukungan itu yakni memberikan hadiah umrah gratis kepada nelayan pengumpul sampah terbanyak di tahun 2023. Komitmen tersebut juga mendapat apresiasi langsung dari Menteri KKP, Sakti Wahyu Trenggono pada puncak apresiasi gerakan nasional BCL di Surabaya pada November 2023.

Program BCL KKP 2023 menggerakkkan sebanyak 1.350 nelayan Indonesia untuk terlibat dalam aksi bersih-bersih sampah laut. Gerakan BCL termasuk salah satu dari lima program Ekonomi Biru KKP dalam tata kelola kelautan hingga perikanan maju dan berkelanjutan. Sedikitnya, 820 ton sampah plastik terkumpul dari 18 kawasan pesisir laut di 18 provinsi pada gerakan BCL 2023.

Menteri KKP RI Sakti Wahyu Trenggono dalam keterangan persnya mengatakan, gerakan nasional BCL merupakan wujud dari komitmen pemerintah untuk memulihkan kesehatan laut dari dampak buruk sampah plastik. Menurutnya, masalah sampah di laut adalah persoalan serius. Apalagi, Indonesia pada 2020 berada di urutan ke-6 negara penghasil sampah terbanyak hingga distributor sampah plastik laut peringkat ke-5 di dunia.

Banyak faktor yang mempengaruhi banyaknya sampah di laut Indonesia. Salah satunya karena posisi geografis yang berada dekat Samudera Pasifik yang menjadi zona akumulasi sampah laut plastik terbesar. "Penanganan sampah laut melalui Gerakan BCL secara konsisten diharapkan terus meningkat," katanya.

KKP RI telah memproklamirkan lima kebijakan Ekonomi Biru mendukung Kerangka Kerja Ekonomi Biru ASEAN pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Archipelagic and Island States (AIS) Oktober 2023. Kebijakan itu adalah memperluas kawasan konservasi, penangkapan ikan terukur, pengembangan budidaya perikanan, pengawasan pulau-pulau kecil dan pesisir hingga perbersihan sampah plastik di laut yang menjelma menjadi gerakan nasional BLC.

Dalam KTT AIS di Bali, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan potensi Ekonomi Biru mesti dimanfaatkan secara berkelanjutan. Setiap kerjasama di sektor kelautan harus digerakkan berdasarkan prinsip laut adalah sumber kehidupan berkelanjutan dan berkeadilan.

Load More