SuaraSumbar.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mematangkan persiapan pemasangan sistem peringatan dini atau early warning system (EWS) di tiga daerah terdampak bencana banjir lahar dingin Gunung Marapi.
"Pertemuan koordinasi untuk mempersiapkan pemasangan sistem peringatan dini di Provinsi Sumbar," kata Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB. Raditya Jati, Senin (10/6/2024).
Menurut Raditya, pemasangan sistem peringatan dini bertujuan untuk mengantisipasi dampak bencana banjir lahar dingin pascaerupsi Gunung Marapi yang terletak di perbatasan Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam.
Ia menyampaikan sistem peringatan dini merupakan bentuk komitmen pemerintah pusat terhadap tiga wilayah yang dilanda banjir lahar dingin pada 11 Mei 2024. Ketiga wilayah terdampak, yakni Kota Padang Panjang, Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar.
Pada rapat koordinasi tersebut, BNPB berharap pemerintah provinsi, dua kabupaten dan satu kota itu berpartisipasi, termasuk masyarakat setempat untuk turut andil dalam pemasangan maupun pemeliharaan instrumen peringatan dini.
"Tantangan selanjutnya, bagaimana sistem peringatan dini ini dapat mendorong adanya early action di tengah masyarakat," ujar Raditya Jati.
BNPB berharap pemasangan perangkat peringatan dini menjadi contoh kasus yang baik untuk penanganan bencana di daerah lain. Khusus di Ranah Minang, BNPB menilai masyarakat setempat sudah memiliki modalitas untuk memitigasi bencana.
"Modalitas ini dapat membantu memahami peringatan dini dan mereka mampu melakukan aksi dini untuk merespons peringatan dini tersebut," ujar dia.
Tambahan informasi, berdasarkan data BNPB per 29 Mei 2024, bencana banjir lahar dingin menyebabkan 63 orang meninggal dunia, dan 10 warga di Kabupaten Tanah Datar tidak ditemukan. Tim SAR gabungan juga telah menghentikan operasi pencarian pada 8 Juni 2024.
Selain korban jiwa, BNPB juga melaporkan bencana hidrometeorologi tersebut juga menyebabkan 503 rumah warga ikut terdampak. Rinciannya, rusak berat sebanyak 126 unit, 43 rusak sedang dan rusak ringan 334 unit. (Antara)
Berita Terkait
-
Rincian Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki: 9 Orang Meninggal, 1 Kritis, dan Puluhan Luka-Luka
-
Dramatis! Kepala BNPB dan Wamensos Harus Lewat Jalur Laut Buat Sambangi Pengungsi Lewotobi
-
BNPB: Lokasi Korban Jiwa Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki Kebanyakan di Radius 4 Km
-
Warga Sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki Diminta Tidak Kembali ke Rumah Meski Ada Keluarga yang Masih Hilang
-
Teknologi Mitigasi Bencana RI Naik Kelas, Bisa Ekspor ke Luar Negeri
Terpopuler
- Kejanggalan LHKPN Andika Perkasa: Harta Tembus Rp198 M, Harga Rumah di Amerika Disebut Tak Masuk Akal
- Marc Klok: Jika Timnas Indonesia Kalah yang Disalahkan Pasti...
- Niat Pamer Skill, Pratama Arhan Diejek: Kalau Ada Pelatih Baru, Lu Nggak Dipakai Han
- Datang ke Acara Ultah Anak Atta Halilintar, Gelagat Baim Wong Disorot: Sama Cewek Pelukan, Sama Cowok Salaman
- Menilik Merek dan Harga Baju Kiano saat Pesta Ulang Tahun Azura, Outfit-nya Jadi Perbincangan Netizen
Pilihan
-
Dinilai Hina Janda, Ridwan Kamil Kena Semprot Susi Pudjiastuti: Mau Omong Apa?
-
5 HP Samsung Rp 1 Jutaan dengan Kamera 50 MP, Murah Meriah Terbaik November 2024!
-
Profil Sutikno, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta yang Usul Pajak Kantin Sekolah
-
Tax Amnesty Dianggap Kebijakan Blunder, Berpotensi Picu Moral Hazard?
-
Aliansi Mahasiswa Paser Desak Usut Percobaan Pembunuhan dan Stop Hauling Batu Bara
Terkini
-
Polres Pariaman Ungkap Pemilik Ganja 11,7 Kilogram, Pelaku Ternyata Narapidana Narkoba
-
Rendang Diusulkan Jadi Warisan Budaya UNESCO, Ini Kata Kementerian Kebudayaan
-
Kantor MUI Sumbar Dibangun di Kawasan Masjid Syekh Khatib Al Minangkabawi, Bangunan 5 Lantai Senilai Rp 24 Miliar
-
Plt Gubernur Sumbar Soroti Daerah Rawan Konflik di Pilkada 2024: Bisa Menghambat Pemilihan!
-
Pria Lansia Tewas Usai Terseret Arus Sungai di Kota Padang