SuaraSumbar.id - Seorang korban banjir lahar dingin Gunung Marapi di Bukik Batabuah, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar) kembali ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada Rabu (15/5/2024). Jenazah korban berjenis kelamin perempuan itu terseret lima kilometer dari lokasi bencana.
"Korban ditemukan oleh warga yang sedang mencari pasir di area persawahan di Desa Lambah Kecamatan Ampek Angkek dan langsung dilaporkan ke petugas. Sudah dievakuasi ke rumah sakit," kata Koordinator Lapangan Basarnas Limapuluh Kota, Alman.
Lokasi penemuan itu berada di sebelah utara dari titik banjir lahar dingin Gunung Marapi Bukik Batabuah Kecamatan Canduang dengan jarak lima kilometer dan merupakan daerah terusan aliran banjir.
Identitas korban yang hilang sejak Sabtu (11/5) terungkap setelah dilakukan proses identifikasi dan pencocokan di Rumah Sakit Achmad Mochtar Bukittinggi (RSAM).
"Benar, jenazah yang ditemukan merupakan korban hilang terakhir di Bukik Batabuah atas nama Halimatu Sa'diyah," kata Wakil Direktur RSAM, Vera Maya Sari.
Korban lainnya yang belum ditemukan di Kabupaten Agam berada di Kecamatan Canduang dengan jenis kelamin laki-laki dan masih dalam proses pencarian.
Informasi yang dihimpun dari Posko Komando Tanggap Darurat Bencana Banjir Bandang di Bukik Batabuah tercatat sebanyak 22 orang warga yang meninggal dunia dan 23 orang mendapatkan penanganan medis.
Total 144 orang mengungsi dengan rincian di SDN 08 Kubang Duo Simpang Bukik sebanyak 74 orang, di SDN 05 Galuang di Nagari Sungai Pua sebanyak 10 orang dan di SMP Negeri 01 Koto Tuo sebanyak 60 orang.
Sementara di Kecamatan Sungai Pua musibah ini ikut berdampak terhadap 17 unit rumah rusak berat, 15 unit rumah rusak ringan, 1 unit rumah hanyut, 1 unit masjid rusak ringan, 1 unit Taman Kanak Kanak rusak ringan, lebih kurang 20 hektar lahan pertanian terdampak.
Di Kecamatan Candung, lebih kurang 90 unit rumah dan tempat usaha masyarakat terdampak, 2 unit jembatan rusak berat, 1 unit mushala, lahan pertanian lebih kurang 50 hektar, 1 unit kendaraan roda empat, 4 ekor kerbau dan 2 ekor kambing pun terdampak.
Lalu di Kecamatan IV Koto berdampak terhadap lebih kurang 44 unit rumah, 1 unit sekolah, 1 unit polindes, 1 unit masjid, 1 unit mushala, 8 unit kendaraan roda 4, 9 unit kendaraan roda 2, dan lebih kurang 2 hektar lahan pertanian. (Antara)
Berita Terkait
-
Jeritan dari Tepi Setu Gunung Putri: Setiap Mendung, Kami Sudah Siap Mengungsi
-
Hari Keempat Pencarian Pegawai Kemendagri di Ciliwung, Tim SAR Hadapi Medan Berbatu dan Ancaman
-
Teknologi Penangkal Banjir: Modifikasi Cuaca Siap Diterapkan di Langit Jabodetabek
-
2 Hari Pencarian Oden Sumantri, Pegawai Kemendagri Hilang Ditelan Longsor Puncak Bogor
-
Banjir dan Tanah Longsor di Puncak Bogor, 3 Orang Meninggal Dunia
Terpopuler
- Siapa Pencipta Sound Horeg? Ini Sosok Edi Sound yang Dijuluki Thomas Alva Edisound dari Jawa Timur
- Jelang Ronde Keempat, Kluivert Justru Dikabarkan Gabung Olympique Lyon
- Duel Mobil Murah Honda Brio vs BYD Atto 1, Beda Rp30 Jutaan tapi ...
- Harga Mitsubishi Destinator Resmi Diumumkan! 5 Mobil Ini Langsung Panik?
- 7 Rekomendasi Tablet Murah Memori 256 GB Mulai Rp 2 Jutaan, Ada Slot SIM Card
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Realme RAM 8 GB Memori 256 GB di Bawah Rp 4 juta, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Gerai Tinggal 26, Stok Expired Menggunung! Akuisisi TGUK Penuh Drama
-
5 Curhatan Jokowi di Depan Alumni UGM: Serangan Tak Cuma Ijazah, Merembet Sampai KKN Fiktif
-
Sisi Lain Muhammad Ardiansyah: Tangguh di Bawah Mistar, Bucin ke Pacar
-
Cerita Tante Brandon Scheunemann Blusukan ke Pelosok Papua demi Sepak Bola Putri
Terkini
-
Polresta Padang Kandangkan 140 Motor dalam Razia Balap Liar, Knalpot Brong dan STNK Target Utama!
-
Gunung Marapi Erupsi 46 Detik, Ancaman Lahar Dingin Tetap Mengintai!
-
Sumbar Lawan Karhutla: 10 Ton NaCl Diterbangkan BMKG untuk Hujan Buatan!
-
Galaxy Z Fold7 Hadir Lebih Tipis dan Tetap Kokoh Setelah Melewati Tes Uji 500 Ribu Kali Lipatan
-
Polda Sumbar Perketat Pengawasan Tol Padang-Sicincin, Kenapa?