Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Kamis, 11 April 2024 | 18:15 WIB
Warga Maninjau Agam memeriahkan takbiran dengan Tradisi Rakik-Rakik [ANTARA/Altas Maulana]

SuaraSumbar.id - Nagari Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), menggelar festival rakik-rakik untuk memeriahkan libur Lebaran Idul Fitri 1445 H/ 2024. Rakik-rakik merupakan perahu yang dibuat dari susunan potongan bambu.

Tokoh masyarakat Maninjau, Junaidi mengatakan, festival rakik-rakik digelar oleh lima jorong yang ada di Nagari Maninjau, yaitu Jorong Gasang, Jorong Pasar Maninjau, Jorong Kubu Baru, Jorong Bancah dan Jorong Kukuban.

"Festival rakik-rakik di Nagari Maninjau sudah dimulai sejak puluhan tahun yang lalu oleh masyarakat sekitar dan kegiatan ini digelar untuk menyambut datangnya 1 Syawal," katanya, Kamis (11/4/2024).

Ia mengatakan, festival ini sekaligus untuk menjalin silaturahmi antar sesama masyarakat. Melalui tradisi ini mereka dapat bertemu dengan sanak saudara dan teman lama.

Antusiasme masyarakat untuk melihat rakik-rakik ini sangat tinggi sekali sekitar ratusan orang dan mereka mengikuti seluruh rangkaian proses pelepasan rakik-rakik dari tepi sampai ke tengah danau.

“Alhamdulillah, antusiasme masyarakat untuk melihat rakik-rakik sangat tinggi sekali. Saya berharap agenda ini bisa terus dipertahankan sampai kapanpun, serta digelar lebih meriah lagi pada tahun depan,” katanya.

Menurutnya, rakik-rakik dibuat secara gotong royong oleh pemuda setempat. Pembuatannya dimulai sejak awal Ramadhan, sehingga pada malam takbiran rakik-rakik dilepas ke tengah Danau Maninjau.

Wali Nagari atau Kepala Desa Maninjau Harmen Yasin menambahkan rakik-rakik adalah sebuah kendaraan apung yang terbuat dari bambu dihias sedemikian rupa seperti bangunan tradisional Minangkabau dan masjid.

Selain itu rakik-rakik juga dihiasi dengan lampu LED dan obor di sekelilingnya. Sejumlah pemuda tampak juga memainkan ‘tambua tansa’ untuk lebih memeriahkan kegiatan tradisi tersebut.

Sesekali dentuman suara meriam bambu yang berbahan bakar karbit, terdengar keras dari arah rakik-rakik itu.

“Rakik-Rakik yang diiringi oleh musik tambua ini menandakan kekayaan budaya Nagari Maninjau,” katanya. (Antara)

Load More