SuaraSumbar.id - Perantau asal Bancah, Nagari Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), mengembangkan padi organik di atas lahan sekitar tiga hektare.
Salah seorang perantau, Ramadhani Putri mengatakan, ia mengembangkan padi organik tersebut bersama Muhammad Iqbal dengan membentuk dua kelompok Tani Bancah Sepakat dan Kelompok Hutan Lestari.
"Awalnya kami pulang kampung dan melihat banyak hal yang perlu kami kembangkan. Bekal ilmu pengetahuan ketika menempuh pendidikan di Institut Teknologi Bandung (ITB), disertai pengalaman hidup dan jaringan yang cukup memadai, menggerakan hati kami untuk mengembangkan padi organik," katanya, dikutip dari Antara, Senin (1/4/2024).
Menurutnya, padi organik itu pertama dikembangkan di lahan seluas 2,5 hektare dan berkembang menjadi tiga hektare.
Kelompok Bancah Sepakat sudah berjalan lima tahun lebih dan kini mengembangkan padi organik dengan segala macam terhindar dari pengaruh zat kimia.
"Dari luas lahan dua hektare dengan produksi sekitar satu ton dengan harga beras sekitar Rp 20 ribu per kilogram," katanya.
Ia mengakui biaya produksi padi organik tersebut cukup murah, karena menggunakan pupuk kompos dengan mengolah tanaman sekitar.
Untuk menghindari tanaman padi terhindar dari penyakit menggunakan Mikro Organisme Lokal (MOL) dengan bahan baku jerami, batang pisang, rebung, buah, nasi dan keong.
"Pemakaian MOL ini setelah 10 hari bibit padi ditanam. MOL jerami dan pisang untuk penyubur tanah, MOL rebung dan nasi sebagai nutrisi penyubur biji padi. Sedangkan MOL keong sebagai sumber tambahan protein pada tanaman padi." katanya.
Ia menambahkan jenis bibit lokal yang dikembangkan berupa Bujang Merantau dan Kahayan. Sedangkan bibit Mentik Susu berasal dari Magelang, Jawa Tengah.
Ia berharap dengan meningkatkan mutu dan kualitas tanaman padi ini dan meningkat pendapatan petani. Padi dengan hasil beras organik jelas lebih menyehatkan untuk konsumsi manusia.
Serta sangat ramah lingkungan sebagai alam tempat hidup masyarakat dan semoga ini menjadi percontohan dan berkembang semakin lebih baik.
Berita Terkait
-
Ratusan Rumah Luluh Lantak, Pemkab Agam Membutuhkan 525 Huntara Bagi Korban Banjir
-
Mentan Amran Pastikan Pemerintah Tangani Penuh Pemulihan Lahan Pertanian Puso Akibat Bencana
-
Wamentan Sudaryono Pastikan Pemulihan Sawah Terdampak Bencana di 3 Provinsi, Tanah Bisa Diolah Lagi
-
Bencana Banjir Bandang Rusak 65 Ribu Hektar Sawah di Provinsi Aceh
-
Kisah Pria Sampai Sewa Alat Berat Sendiri, Demi Temukan Jasad Ibu yang Tertimbun Longsor di Agam
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
-
Pengguna PLTS Atap Meningkat 18 Kali Lipat, PLN Buka Kouta Baru untuk 2026
-
Bank Dunia Ingatkan Menkeu Purbaya: Defisit 2027 Nyaris Sentuh Batas Bahaya 3%
-
Jadi Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia, John Herdman Punya Kesamaan Taktik dengan STY
Terkini
-
Presiden Prabowo Sambangi Palembayan Agam, Target Huntara Korban Bencana Rampung Sebulan!
-
Cak Imin Lepas Ribuan Mahasiswa UNP KKN Tanggap Bencana Sumbar: Jadikan Alam Sumber Ilmu!
-
Sekolah Rakyat Kota Padang Jadi Etalase Program Presiden, Kolaborasi Kampus untuk Negeri!
-
Pemkab Agam Butuh 70 Alat Berat Bersihkan Material Banjir Bandang hingga Normalisasi Sungai
-
Banjir Bandang Susulan di Agam Rusak 2 Rumah, Warga Mengungsi