Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Jum'at, 22 Desember 2023 | 11:44 WIB
Politikus Gerindra, Nofi Candra. [Dok.Istimewa]

Diketahui, program food estate adalah kebijakan pemerintah yang mempunyai konsep pengembangan pangan secara terintegrasi. Kebijakan yang diusung oleh Presiden Jokowi ini bahkan dijadikan salah satu kebijakan yang masuk ke dalam program Strategis Nasional (PSN) 2020-2024.

Presiden Jokowi langsung menunjuk Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sebagai pimpinan proyek lumbung pangan untuk kawasan di Kalimantan Tengah. Alasannya, sektor pertahanan tidak begitu saja mengurus tentang alat utama sistem persenjataan (alutsita).

Pengembangan lumbung pangan di Kalimantan Tengah sudah dilaksanakan sejak pertengahan 2020 di areal lahan sawah eksisting sekitar 30.000 hektar yang tersebar di Kabupaten Pulang Pisau 10.000 hektar dan juga Kabupaten Kapuas 20.000 hektar.

Di tahun 2021, pengembangan lumbung pangan di Kalimantan Tengah diperluas menjadi 44.135 hektar. Sementara itu, Prabowo menegaskan bahwa kementeriannya hanyalah pendukung dalam pengerjaan food estate. Ia menyebut, Kementerian Pertanian tetap menjadi leading sector-nya.

Faktanya, program lumbung pangan ini mengalami tantangan yang serius. Hal tersebut terjadi dalam proyek lumbung pangan di Kalimantan Tengah. Setelah adanya proyek ini, hasilnya terbilang gagal. Perkebunan singkong dengan luas 600 hektar mangkrak dan 17.000 hektar sawah baru tidak kunjung panen.

Proyek lumbung pangan di wilayah ini ternyata hanya memicu permasalahan baru, bencana banjir yang kian meluas dan juga berkepanjangan, serta memaksa masyarakat Dayak untuk mengubah kebiasaan mereka menanam.

Pejabat Kementerian Pertanian mengakui ada kekurangan dalam pelaksanaan program food estate. Namun, ia menyebut lumbung pangan di Kalimantan Tengah tidak sepenuhnya gagal.

Pejabat Kementerian Pertahanan menyebut mangkraknya kebun singkong ini disebabkan oleh tidak adanya anggaran dan regulasi pembentukan Badan Cadangan Logistik Strategis. Namun, jika sudah ada kepastian alokasi dana dari APBN pada tahun 2023 maka pengelolaan kebun singkong akan dilanjutkan.

Selanjutnya, saat berkunjung ke Sumbar, Cawapres nomor urut 3, Mahfud MD juga mengkritik program food estate. Menurutnya, program tersebut gagal.

"Food estate yang sekarang banyak digembar-gemborkan, saya kira semua orang punya pesan itu gagal. Dan saya kira iya (gagal)," kata Mahfud MD dalam acara bedah visi misi di Universitas Andalas, Padang, pada Senin, 18 Desember 2023 lalu.

Mahfud menyebut, program food estate layak disebut gagal karena tidak ada petani yang menggarap lahan tersebut. Begitu juga kurangnya sumber daya petani yang handal membuat program lumbung pangan di Indonesia tidak berjalan optimal.

"Kenapa? Karena kita menyediakan lahan yang besar, tidak dipikirkan bahwa lahan yang besar dengan modal yang besar itu harus ada petani. Sementara, lahan yang disediakan itu tidak ada orangnya, siapa yang mau bertani di situ?" ujarnya.

Kendati begitu, kata Mahfud, secara ide program food estate tetap bisa dilanjutkan. Ia juga menyebut, bahan pangan di Indonesia semestinya tidak hanya bergantung kepada beras, melainkan semua komoditas pangan yang dapat dikembangkan. Sehingga cita-cita Indonesia menjadi lumbung pangan dunia bisa terwujud.

"Idenya bisa dilanjutkan dan pangan bukan hanya beras pada akhirnya. Harus kembali ke makanan tradisional Indonesia ada jagung, gandum, sagu, sorgum dan sebagainya. Itu nanti kita kembangkan karena itu makanan tradisional kita," katanya.

Kontributor: Saptra S

Load More