Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Selasa, 03 Oktober 2023 | 17:28 WIB
Kasi Humas Polresta Padang, Ipda Yanti Delfina. [Suara.com/saptra S]

SuaraSumbar.id - Kasus tewasnya Gian Septiawan Ardani (8) yang tertimpa dinding Masjid Raya Lubuk Minturun, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), saat mengambil wudhu, berakhir damai melalui langkah diversi.

Polisi memutuskan proses diversi sesuai kesepakatan antara keluarga korban dengan keluarga anak berkonflik dengan hukum (ABH) atau tersangaka yakni berinisial MHA (13).

Sebelumnya, ulah MHA yang melakukan freestyle sepeda motor dengan cara standing sehingga menabrak dinding pembatasan parkiran masjid. Saat itu, Gian berada di balik dinding sedang mengambil wudu.

“Benar kami telah melakukan diversi terhadap ABH tersebut,” ujar Kasi Humas Polresta Padang, Ipda Yanti Delfina, Selasa (3/10/2023).

Baca Juga: Rusak Masyarakat Pakai Judi Online, Artis-Artis yang Masih Berani Nyaleg Disentil Habis Ferry Irwandi eks PNS Kemenkeu

Yanti menyebutkan, diversi dapat dilakukan setelah memenuhi syarat yaitu pihak keluarga korban tidak menuntut. Kedua belah pihak keluarga sepakat menyelesaikan secara kekeluargaan.

“ABH sudah dikembalikan ke orang tuanya. Kami tetap akan melakukan pengawasan terhadap anak ini,” kata dia.

Kelurga besar Gian telah mencoba ikhlas. Termasuk, tak akan menuntut kepada MHA yang telah menabrak dinding masjid hingga menewaskan Gian.

Masrisal, kakek Gian, mengatakan MHA masih memiliki hubungan saudara. Peristiwa ini dijadikan pelajaran. 

"Penyelesaian secara kekeluargaan. Makanya diselesaikan secara keluarga, saya tidak ada menuntut. Dia (pelajar SMP) keluarga kami juga," ucapnya. 

Baca Juga: 5 Pelajaran Hidup yang dapat Diambil dari Drama Korea My Lovely Boxer

Insiden tewasnya Gian Septiawan Ardani sangat menyita perhatian publik. Apalagi, detik-detik korban tertimpa dinding pembatasan parkiran masjid tersebut terekam CCTV hingga beredar luas.

Dari video yang beredar, korban yang memakai seragam mengaji itu tampak berlari menuju tempat wudu. Di sana, sudah terdapat temannya.

Lalu korban mengambil wudu di temani temanya di samping. Di saat bersamaan, terdapat dua orang pelajar SMP berdiri dan telah memakirkan sepada motor Mio putih. Juga terdapat bapak-bapak bermain handphone di atas sepada motornya.

Tak lama berselang, datang dua orang pelajar lainnya dengan mengendarai sepeda motor Mio hitam. Saat sampai di parkiran masjid, pelajar yang berbonceng turun dari sepeda motor Mio hitam ini.

Namun, kemudian pengemudi sepeda motor hitam yakni MHA malah melakukan freestyle motor gaya standing akan tetapi hilang kendali. Sepeda motor menabrak dinding, korban kemudian tertimpa hingga dinyatakan tewas. Sedangkan rekannya selamat mengindar.

Kontributor: Saptra S

Load More