Motif batik Mandeh Rubiah terinspirasi dari naskah kuno yang diperkirakan berumur lebih dari 200 tahun lalu di Rumah Gadang Mandeh Rubiah, Pesisir Selatan. Motif ini diluncurkan tahun 2019 dengan empat motif awal. "Batik Mandeh Rubiah unik dan istimewa. Motifnya berasal dari ilimunasi naskah kuno yang kaya nilai sejarah. Sekarang sudah dikenal luas oleh masyarakat," bebernya.
Selain di dalam negeri, motif Batik Mandeh Rubiah juga telah dikenalkan dalam New York Fashion Week (NYFW) di Amerika Serikat (AS) beberapa waktu lalu. Kesempatan itu juga dimanfaatkan oleh Dewi untuk mencari peluang pemasaran lewat para perantau Minang.
Pelopor Batik Motif Corona
Setahun pasca mengenalkan motif batik Mandeh Rubiah, virus corona mewabah. Tak terhitung jumlah UMKM gulung tikar karena anjloknya omzet. Berdasarkan data survei Bank Indonesia tahun 2021 saja, 87,5 persen dari sekitar 64,2 juta UMKM di negeri ini terdampak pandemi. Mirisnya, dari jumlah yang terdampak, 93,2 persen bermasalah di sisi penjualan.
Dewi pun pernah merasakan kondisi yang cukup berat saat terpapar Covid-19 di akhir 2020. Ia harus menjalani isolasi mandiri bersama sejumlah keluarganya. Dalam kondisi stres terjangkit virus yang cukup mematikan itu, ia tetap berpikir bagaimana melahirkan ide agar batiknya tetap laku di tengah pandemi.
"Namanya terpapar Covid-19 tentu cemas juga. Tapi waktu isolasi mandiri, saya mikir gimana ya cara memanfaatkan momen ini untuk melahirkan motif-motif baru," katanya.
Selama isolasi mandiri, Dewi melihat di televisi dan pemberitaan media online tentang virus corona yang digambarkan dalam berbagai bentuk. Dari situlah tiba-tiba tercetus di kepalanya untuk melahirkan motif corona. Tanpa pikir panjang, ia pun langsung mengeksekusi gagasan tersebut.
"Saya gambar virus corona dan bikin cetakannya hanya dari kertas. Kemudian, saya tempel ke kain dan ternyata bentuknya cukup menarik," kenangnya.
Agar virus Covid-19 tak terkesan menakutkan dijadikan gambar baju, Dewi memberi motif corona dengan warna-warna terang dan mencolok. Mulai dari kuning, hijau, merah, biru hingga orange. "Intinya orang pas melihat motif ini bilang keren dan bukan takut. Makanya kami bikin motifnya dengan warna terang sekali," katanya.
Baca Juga: Pakai Batik Hingga Jersey Timnas di Panggung Hammersonic 2023, Vokalis Trivium: Aku Cinta Indonesia!
Setelah selesai isolasi mandiri, barulah Dewi kembali fokus menggarap motif corona untuk dipamerkan ke Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Pesisir Selatan. Ternyata temuannya diapresiasi oleh Pemkab Pesisir Selatan hingga akhirnya resmi diperkenalkan ke publik awal 2021 dengan nama batik motif corona.
Motifnya dibuat dengan model batik printing dan batik cap. Batik printing dibanderol Rp 60 ribu per meter dan batik cap seharga Rp 250 ribu per dua meter. Alhasil, nama batik motif corona pun populer. Pesanan datang dari berbagai daerah. Omzet Rumah Batik Dewi Busana Lunang otomatis meningkat. Bahkan, karyawannya yang semula hanya 4 orang bertambah menjadi 10 orang saat pandemi Covid-19.
"Alhamdulillah jauh meningkat. Bisa buat bayar cicilan Rp 10 juta sebulan, bayar karyawan 10 juta lebih. Bisa buat kebutuhan anak kuliah juga," kata Dewi yang enggan menyebut angka pasti omzet usahanya.
Percaya JNE
Usaha yang digeluti Dewi tentu saja bergantung kepada jasa pengiriman barang. Apalagi, pesanan batiknya berasal dari berbagai daerah di Indonesia hingga luar negeri. Salah satu kunci sukses Rumah Batik Dewi Busana Lunang adalah mampu menjaga kepercayaan pelanggan dengan mengirimkan barang tepat waktu dan tanpa cela.
Menurut Dewi, menjaga kepercayaan pelanggan merupakan kunci utama dalam dunia perdagangan. Atas alasan itu pula ia memilih jasa kurir JNE sebagai ujung tombak pemasaran produknya ke berbagai daerah di Tanah Air. "Jujur, sejak pesanan sudah banyak datang dari luar daerah Sumbar, saya selalu pakai JNE. Sudah lama sebetulnya, tapi yang rutin sejak 2019," ceritanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaik November 2025, Cocok Buat PUBG Mobile
-
Ratusan Hewan Ternak Warga Mati Disapu Awan Panas Gunung Semeru, Dampak Erupsi Makin Meluas
Terkini
-
900 Ijazah Tertahan di Bukittinggi, Ombudsman Sumbar Desak Sekolah Umumkan Pengambilan Gratis!
-
Bupati Limapuluh Kota Kaget Harga Ekstrak Gambir di India Melonjak: Harga dari Petani Sumbar Murah!
-
Galaxy Z Flip7 dan Gemini AI, Solusi Praktis Naikan Level Bisnismu
-
Harimau Sumatera Makin Mengganas di Agam, Ternak Warga Dimangsa dalam Kandang!
-
Apa Bahaya Rahim Copot? Dokter Sebut Perempuan Tak Lagi Bisa Punya Anak