Setelah merasa sembuh dan kembali normal beraktivitas, Iis pun mencari cara membantu penderita kanker yang kurang mampu. Paling tidak, kata Iis, ia bisa meringankan beban keluarga yang ditinggalkannya di rumah. Sebab, meski biaya pengobatan di RS kini dibantu BPJS Kesehatan, biaya kehidupan sehari-hari atau biaya keluarga yang menemani pasien berobat perlu juga dibantu. Apalagi kalau mereka hanya buruh yang gaji hidup jika sedang bekerja.
"Saya merasakan betul manfaat bantuan orang lain saat menemani kakak kontrol dan kemoterapi. Saat itu, saya juga menahan sakit kanker payudara," kenangnya.
Setelah hadirnya komunitas S3 itu, Iis mampu menghimpun banyak dana untuk membantu penderita kanker yang kesusahan. Bahkan, ia sampai mengirim pasien kanker berobat hingga ke Rumah Sakit Kanker Dharmais.
Bantu Semua Orang Susah
Gerakan S3 Sri Chandra awalnya hanya untuk membantu pasien penderita kanker yang kesulitan biaya. Seiring berjalan waktu, gerakan sedekah itu pun meluas hingga membantu semua kaum duafa di daerah tempat tinggalnya. Namun, kebanyakan yang menerima manfaat gerakan itu adalah orang-orang yang sedang sakit.
Awal-awal bergerak, Iis dan sejumlah rekannya mendatangi rumah-rumah tetangga. Ada yang menyumbang uang hingga memberikan bantuan dalam bentuk barang; telor ayam, beras, mie instan dan bahan pokok lainnya. Seiring berjalan, model donasi yang digalang komunitasnya berkembang ke media sosial. Bantuan-bantuan tersebut disalurkan setiap hari Jumat kepada penerima manfaat secara bergiliran.
"Saya dan kawan-kawan hanya menghimpun bantuan orang lain untuk disalurkan kepada kaum duafa. Hasilnya kini tak hanya untuk pasien kanker, tapi juga kami bagikan untuk janda-janda miskin, anak yatim dan para jompo. Bantuannya uang dan sembako," katanya.
Tiga tahun berjalan, dampak gerakan Sedekah Seribu Sehari makin dirasakan oleh masyarakat. Bahkan, Iis juga menginisiasi lahirnya gerakan sedekah yang sama di Kabupaten Agam yang juga sudah memberikan dampak kepada warga sekitar.
Berkat kepeduliannya terhadap penderita kanker dan kaum duafa, Iis diganjar penghargaan sebagai Perempuan Inspiratif oleh Gubernur Sumbar Irwan Prayitno di tahun 2018. Ia dianggap mampu menggerakan masyarakat untuk saling berbagi, meringankan mereka yang tidak mampu.
Baca Juga: Pertamina Sebut Pasokan BBM dan LPG di Sumbar Aman Selama Libur Nataru
Tak hanya Gubernur Sumbar, Sri Chandrawati juga menjadi salah satu penerima penghargaan Satu Indonesia Award (SIA) Tingkat Provinsi di 2018 bidang kesehatan. Dia tak percaya gagasan kecilnya akan berbuah apresiasi dari berbagai pihak, bahkan dari PT Astra International Tbk. Dia kaget karena tidak pernah mendaftarkan diri dalam kegiatan apa pun.
"Saya berbuat ini karena ikhlas. Biar Tuhan saja yang tahu dan membalasnya. Tiba-tiba dapat penghargaan Astra. Setelahnya saya tahu yang mendaftarkan itu teman semasa di SMK," katanya tersenyum.
Rumah Asuh
Penghargaan demi penghargaan melecut semangat Iis mengembangkan gerakan sedekahnya agar lebih bermanfaat bagi masyarakat. Gayung pun bersambut. Tak lama setelah meraih SIA tingkat provinsi, sebuah yayasan menawarkan kerjasama kepada Iis untuk mendirikan rumah asuh bagi anak-anak terlantar.
Dalam kerjasamanya dengan pihak yayasan yang tak disebutkan namanya itu, Iis bertugas mencari anak-anak terlantar dan merawatnya. Nantinya, pihak yayasan menyediakan segala keperluan. Mulai dari tempat tinggal dan semua yang dibutuhkan anak-anak tersebut.
Iis pun tertarik. Selama ini, banyak anak-anak kaum duafa yang dibantunya tidak bersekolah. Dia berpikir, alangkah eloknya mereka diasuh dan disekolahkan. Dengan begitu, manfaat bantuan akan lebih bermanfaat dari sekadar untuk makan.
Tag
Berita Terkait
-
Antisipasi Kecelakaan, Polres Solok Pasang Replika Kendaraan Lalu Lintas di Titik Rawan
-
Ini 4 Artis yang Berhasil Sembuh dari Kanker, Terbaru Feby Febiola dan Ari Lasso
-
BKSDA Sumbar Tutup Jalur Proklamator Gunung Merapi Selama Perayaan Tahun Baru 2023
-
Tiga Perampok di Padang Beraksi Pakai Airsoft Gun dan Pisau, Begini Nasibnya
-
Rachmad Wijaya Bilang LGBT Penyimpangan Berbahaya, Harus Diberantas
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Misteri Waktu, Kenapa Perjalanan Pulang Terasa Lebih Cepat? Ini Kata Psikolog
-
Bahaya Bantal Tidur Tak Diganti, Benarkah Bisa Picu Infeksi Paru-Paru?
-
Bolehkah Muslim Masak Pakai Mirin? Bumbu Jepang Beralkohol, Ini Fatwa Muhammadiyah
-
Bongkar Pembalakan Liar di Mentawai, 11 Alat Berat hingga 7 Truk Disita!
-
Tragedi Gempa Sumbar 2009, Benarkah Masalah Desain Penyebab Bangunan Ambruk? Ini Kata Pakar