Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Kamis, 24 November 2022 | 05:10 WIB
Presiden RI Jokowi bersama Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh. [Biro Pers Sekretariat Presiden]

SuaraSumbar.id - Hubungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebut-sebut tak lagi mesra dengan Surya Paloh, sejak Partai NasDem resmi mengusung Anies Baswedan sebagai Capres 2024. Sebab, Anies disebut-sebut antitesa Jokowi.

Politikus senior PDIP, Panda Nababan, mengkhawatirkan hubungan panas antara Jokowi dan Surya Paloh tersebut bakal panjang. Sebab, Jokowi dan Surya Paloh sama-sama lihai dalam 'membalas dendam'.

"Dua-duanya ini saya kenal, dalam track record hidup mereka, mereka punya bakat untuk membalas. Itu ngeri," kata Panda dalam sebuah diskusi di kanal Youtube Indonesia Lawyers Club, Senin (21/11/2022).

Menanggapi pernyataan dari politisi senior tersebut, Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah menerangkan bahwa adanya hubungan panas antara Jokowi dan Surya Paloh merupakan akibat dari politik perasaan.

Baca Juga: Partai NasDem Diminta Bertanggung Jawab Mengusung Anies Baswedan Sebagai Capres

"Ini adalah efek daripada politik perasaan dan menurut saya itu tidak baik bagi Republik Indonesia," ujar Fahri ketika menjadi salah satu narasumber dalam acara Adu Perspektif yang tayang di kanal YouTube Total Politik pada Selasa (22/11/2022).

Fahri Hamzah lantas mengatakan bahwa balas dendam antara Jokowi dan Surya Paloh bukan hanya dikhawatirkan akan terjadi. Namun, memang sudah terjadi.

Hal ini salah satunya terlihat dari Jokowi yang enggan menghadiri HUT NasDem yang diselenggarakan beberapa waktu lalu.

"Menurut saya sih sudah terjadi ya. Sudah terjadi dan sudah jadi kenyataan menurut saya. Ulang Tahun NasDem," lanjut Fahri, dikutip dari Wartaekonomi.co.id - jaringan Suara.com.

Balas dendam tersebut juga tampak dari adanya beberapa kader NasDem yang mundur atau dipecat dari kabinet.

Baca Juga: Diusung Jadi Capres, NasDem Harus Bertangungjawab Sediakan Biaya Politik Pemenangan Anies di Pilpres 2024

"Kepanikan teman-teman di NasDem di antara yang di dalam kabinet dan luar kabinet, dipecatnya bang Zulfan dan sebagainya kan sudah terjadi," terang Fahri.

"Saya baru dengar itu selain figur-figur yang formil, yang sudah menyatakan dirinya mundur. Ada juga yang mundur diam-diam kayak Pak Siswono dan sebagainya," imbuhnya lagi.

Load More