SuaraSumbar.id - Jumlah daerah zona merah banjir di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat (Sumbar), mulai berkurang.
Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Solok Selatan Nofriadi Amela mengatakan, berkurangnya zona merah banjir ini berkat normalisasi sungai yang mengalami pendangkalan.
"Pemerintah telah dan tengah melakukan normalisasi titik-titik sungai yang selama ini menjadi penyebab terjadinya banjir," katanya melansir Antara, Sabtu (12/11/2022).
Normalisasi yang dilakukan seperti pelebaran pertemuan antara Sungai Batang Suliti dan Sungai Batang Bangko yang selama ini menjadi penyebab banjir di Kampung Tarandam, Nagari Pasar Muaralabuh, Kecamatan Sungai Pagu.
Baca Juga: 9 Artis Lulusan S3, Oki Setiana Dewi Berhasil Medapat 2 Gelar Doktor
Lalu normalisasi Sungai Batang Suliti di daerah Sawah Lawe, Nagari Persiapan Pakan Rabaa Selatan, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh.
Selain itu, dilakukan pengerukan Sungai Batang Pangean di Sangir Balai Janggo yang selama ini terjadi pendangkalan yang menjadi penyebab banjir di daerah itu.
Pemerintah juga telah melakukan normalisasi di titik-titik sepanjang aliran Sungai Batang Bangko yang selama ini juga rawan luapan sungai, seperti di Nagari Koto Baru.
"Adanya normalisasi ini, daerah yang selama ini menjadi zona merah banjir telah masuk ke zona kuning," ujarnya.
Banjir yang melanda Solok Selatan, kata Nofriadi, sebagian besar akibat luapan air sungai karena adanya penumpukan sedimen dan penyempitan tanggul sungai.
Sebagai upaya meminimalisasi dampak yang diakibatkan bencana alam, katanya pemerintah setempat telah membentuk desa tangguh bencana dan kelompok siaga bencana, yang berada di setiap nagari (desa).
Selain dialiri puluhan sungai besar dan kecil, Solok Selatan memiliki perbukitan-perbukitan yang rawan tanah bergerak, seperti di Pinti Kayu, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh.
Saat ini, intensitas hujan di daerah cukup tinggi sehingga masyarakat yang bermukim di daerah rawah bencana alam diminta meningkatkan kewaspadaan.
Berita Terkait
-
Jalan Poros Makassar dan Barru Terputus! Banjir Sulsel Rendam Kendaraan Roda Dua dan Empat
-
Ulasan Buku Festival Air, Kisah Menarik tentang Pencegahan Banjir
-
Banjir Rob Kerap Kepung Wilayah Pesisir Jakarta, Pengamat Minta Warga Beralih Gunakan Air Perpipaan
-
Banjir Bandang Terjang Sukabumi dan Cianjur, J&T Cargo Salurkan Paket Sembako
-
Terjun Langsung, Hana Hanifah Bantu Korban Banjir Bandang di Sukabumi
Terpopuler
- Gibran Terciduk Ulangi Kesalahan Penggunaan 'Para', Warganet: Beneran Nggak Ngerti atau Sengaja?
- Reaksi Guru Kiano saat Peluk Paula Verhoeven Disorot: Tanpa Kata...
- Beda Ajaran Quraish Shihab dan UAS Soal Hukum Mengucapkan Selamat Natal
- Menolak Karyanya Disebut Berisi Makian, Yos Suprapto: Fadli Zon Tak Pantas Jadi Menteri Kebudayaan
- Diisukan Dapat Honor Ceramah Rp 25 Juta, Ustaz Maulana Ungkap Dikontrak TV Selama 30 Tahun
Pilihan
-
Akses ke IKN Terbatas: Jalan Retak, Kendaraan Berat Kena Pembatasan, Sistem Buka Tutup Aktif
-
Akhir Tahun Berisiko, BMKG Berau Prediksi Pasang Tertinggi 31 Desember
-
Ekonomi Kaltim Bertumpu pada Pengembangan Klaster Industri di IKN, Kok Bisa?
-
Beras Impor Bakal Kena PPN 12 Persen, Ini Perbandingan Harganya Beras Lokal
-
Oknum ASN Positif Narkoba Jalani Rehabilitasi di BNN Kota Bontang
Terkini
-
Banjir Bandang Terjang Wilayah Agam, Akses Jalan Lingkar Danau Maninjau Putus Total
-
Awas! Gunung Kerinci Diguncang Ribuan Gempa, Waspada Erupsi Mendadak
-
Pendakian Gunung Marapi Dilarang Selama Libur Natal dan Tahun Baru, Ini Alasannya
-
Nonaktifkan Aksesibilitas di Smartphone agar Gunakan BRImo Makin Mudah dan Nyaman
-
Operasi Lilin Singgalang 2024: Pembatasan Operasional Angkutan Barang