SuaraSumbar.id - Dokter spesialis bedah toraks kardiovaskular RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK) Dr. dr. Dudy Arman Hanafy mengatakan, ada syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh pendonor jika ingin menyumbangkan jantungnya kepada orang lain.
"Pada dasarnya tidak ada riwayat hipertensi, tidak ada riwayat sakit jantung seperti serangan jantung, nyeri dada, tidak ada kolesterol, walaupun kolesterol dan darah tinggi itu bisa diobati," ujar dr. Dudy, Selasa (8/11/2022).
"Cuma yang dianggap sehat itu adalah yang tidak ada kelainan struktur, kelainan katup, kelainan bocor jantung dan tidak ada kelainan seperti penyempitan pembuluh darah," lanjutnya.
Lebih lanjut, dr. Dudy mengatakan selain memiliki kondisi jantung yang sehat, pendonor juga harus berusia 18 tahun ke atas atau dewasa dan tidak lebih dari 55 tahun.
Baca Juga: Resep Dokter Zaidul Akbar: Khasiat Kacang Walnut untuk Kesehatan Otak, Jantung, dan Tulang
Golongan darah antara pendonor dan pasien juga harus sama termasuk rhesus-nya baik positif atau negatif. Sebisa mungkin gender antara pendonor dan pasien harus sama kecuali terdapat kasus khusus yang tidak bisa dihindari.
"Ada banyak faktor sebenarnya kenapa harus laki-laki sama laki-laki dan sebaliknya, tapi kalau kepepet boleh saja asal sama golongan darahnya. Tapi kalau golongan darahnya beda enggak bisa tuh dicocok-cocokin, dicoba-coba," kata dr. Dudy.
Menurut dr. Dudy mendonorkan jantung memang tidak sembarangan dan ada banyak proses pemeriksaan yang harus dilakukan.
Meski demikian, tidak semua transplantasi jantung berjalan dengan mulus. Menurut dr. Dudy ada juga ketidakcocokan jantung antara pasien dan pendonor walau sudah tertanam, bahkan bisa menyebabkan gagal jantung kembali hingga kematian.
"Pasien pasti akan kita biopsi jadi diambil dari jaringan jantungnya, yang sudah ditanam, kita ambil sel-selnya, mungkin ada sequence-nya, awal seminggu sekali lalu berapa bulan sekali. Dari situ kita bisa melihat, ada tidaknya penolakan dari sel-sel tersebut," ujarnya.
Baca Juga: Tanya Dokter: Nyeri Dada Pasti Tanda Ada Gangguan Jantung, Dok?
"Kalau stadium awal, bisa kita kasih obat anti penolakan yang dosisnya kita naikin atau tinggi. Tapi kalau sudah stadium akhir harus transplantasi ulang," lanjut dr. Dudy. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Respons Sule Lihat Penampilan Baru Nathalie Tuai Pujian, Baim Wong Diminta Belajar
- Daftar Petinggi Ikatan Keluarga Minangkabau (IKM), Viral Usai Video Razia RM Padang
- Penampilan Happy Asmara Saat Manggung Jadi Omongan Warganet: Semakin Hari Kelihatan Perutnya...
- Kecurigaan Diam-diam Paula Verhoeven sebelum Digugat Cerai Baim Wong: Kadang Chat Siapa Sih?
- Berkaca dari Shahnaz Haque, Berapa Biaya Kuliah S1 Kedokteran Universitas Indonesia?
Pilihan
-
Emiten Makanan Cepat Saji KFC Gigit Jari, Kini "Jagonya" Rugi
-
Prabowo Hapus Utang UMKM, Bikin Rugi Bank?
-
Politisi Gerindra Usul TNI Jadi Petugas Haji, Segini Gajinya
-
Terkuak! Ini Sosok Striker Keturunan yang Segera Dinaturalisasi Timnas Indonesia, Punya Darah Medan!
-
Batubara Ekspor Sumber Global Energy Dikomplain Vietnam karena Tak Sesuai Nilai Kalori
Terkini
-
Nomenklatur OPD Pemprov Sumbar Masih Relevan dengan Kementerian Baru, Ini Penjelasan Plt Gubernur Sumbar
-
Waspada! Status Gunung Marapi di Sumbar Naik ke Level Waspada
-
Ekspor CPO Sumbar Turun Drastis Gegara Gejolak Konflik Dunia? Ini Penjelasan BI
-
73 Persen Perlintasan Kereta Api di Sumbar Ilegal, 20 Ditutup Sepanjang 2024
-
Bukittinggi Dihujani Abu Vulknaik Erupsi Gunung Marapi