Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Jum'at, 04 November 2022 | 07:15 WIB
Brian Putra Bastara saat berdiskusi bersama Anies Baswedan. [Dok.Istimewa]

Keinginan, Brian disokong penuh orang tuanya. Brian anak Basrizal Koto (Basko), perantau sukses Minang yang turut serta membangun kampung halaman. Lewat usaha yang dimilikinya, Basko Grandmall dan basko Hotel, Basko membuka ruang pekerjaan bagi ratusan orang. Basko boleh disebut sebagai orang rantau yang mau bertaruh banyak untuk membangun Sumbar. Ketika banyak perantau Minang lainnya sanksi untuk investasi di kampung halaman, dia malah merasa terpanggil. Kini, Basko sudah menikmati masa tua. Dia butuh pelanjut.

Basko ingin Brian melanjutkan pembangunan, tapi tidak hanya lewat jalur bisnis, juga jalur politik. “Dorongan dan doa orang tua mengiringi langkah. Sebelum terlalu jauh, aku ingin Abang memberikan masukan agar aku tak salah jalan dan pengabdian tak berhenti begitu saja,” harap Brian.

Dipaparkan Brian, dirinya siap untuk bergabung di barisan jaringan relawan Anies Baswedan. Kesiapan itu dilandasi dengan pendambaannya pada perubahan. Dengan jiwa kepemimpinan dan kerja nyata tanpa berisiknya, Brian yakin Anies mampu membawa Indonesia ke era kemajuan seperti harapan banyak orang. “Siap lahir bathin,” tegas Brian.

Sumbar saat ini memang dalam masa transisi generasi politik. Berbelas tahun, panggung politik Sumbar dikuasai generasi tua. Anak-anak muda tercecer di belakang. Terbatasnya ruang gerak untuk mencebur ke partai politik, serta kedigdayaan generasi tua, membuat mereka tiarap. Banyak anak-anak muda Minang yang berpotensi mengabdi lewat jalur politik, kalah saing dan akhirnya lari ke perantauan. Dari rantaulah mereka manaruko jalannya. Tak sedikit yang sukses, pun demikian banyak pula yang gagal.

Baca Juga: Elektabilitas Demokrat Melejit Usai Anies Baswedan Jadi Capres, Nasdem Malah Melorot

Tapi, beberapa tahun belakangan. Pola berubah. Anak muda Minang mulai berani menggebrak, partai juga membuka diri bagi kawula muda untuk berbuat lebih. Kompetitif terjadi. Anak-anak muda mulai bangkit. Sekarang saja, kepala daerah banyak yang muda, politisi yang ada di legislatif juga. Baik di DPRD Kabupaten/kota, provinsi hingga DPR RI. Kiprah generasi muda Minang tidak bisa dipandang sebelah mata. Willy Aditya dari Nasdem, Andre Rosiade (Gerindra), Ade Rizki Pratama, Athari Gauthi, hingga sederet nama beken lainnya sudah melanglang buana di pentas nasional.

Brian berada di siklus perubahan itu. Bersama Fadly Amran dan banyak anak muda lainnya, berproses di Nasdem. Saling membahu, tidak hanya membesarkan partai, tapi juga menjaga impian untuk Sumbar gemilang ke depannya. Baik Brian, Fadly Amran dan segenap anak muda lainnya, yang berada di Nasdem atau partai berbeda, adalah modal Sumbar bergerak maju. Bonus demografi yang diimpikan sedang proses pematangan.

Kembali ke Brian, usai harapan dipaparkan, Anies tiba-tiba mengulurkan tangan. “selamat bung, anda sudah bersikap untuk mengambil tanggungjawab dan memilik untuk terlibat langsung dalam proses politik. Ini langkah besar yang juga membutuhkan upaya yang besar. Sekali layar terkembang, surut kita berpantang. Saya menaruh harapan pada bung, dan yakin masyarakat Sumbar juga menaruh harapan yang sama,” lugas Anies.

Anies berpesan agar dalam setiap laku dan tindakannya, Brian selalu menomorsatukan kepentingan publik. “Melangkahlah lurus, jangan terlalu dengar orang yang berisik. Pemimpin besar itu lahir dari ketabahan dan kekuatan untuk selalu bergerak. Acuhkan yang mencemooh, dengar yang memberi kritik. Vitamin dalam dunia politik ini adalah kritik,” pesan Anies.

Sumbar menurut Anies sejak dulu kala adalah suplayer tokoh-tokoh muda bangsa. “Para pendiri republik ini kebanyakan dari Sumbar, ranah Minang. Itu makanya Sumbar itu suplayer terpenting dalam regenerasi politik nasional. Saya yakin, sejarah akan berulang. Semoga niat Bung Brian diberi kemudahan. Saya yakin dan percaya, sesuatu yang di mulai dengan niat yang tulus, akan berakhir manis. Terus berjalan, terus mendengar,” sebut Anies.

“Jangan terlalu khawatir dengan apa yang ditulis orang hari ini, tapi khawatirlah dengan apa yang akan dikenang orang di masa depan. Sebagai anak bangsa, tugas kita tak hanya mencatat sejarah, tapi juga membangun fundamental moral dan legasi peradaban," begitu kata Anies Baswedan.

Baca Juga: Upayakan Duetkan Anies Baswedan dan Aher di Pilpres 2024, PKS Ingin Lahirkan Kader Memimpin Negeri

Load More