SuaraSumbar.id - Gaya hidup sehat dengan cara rutin mengonsumsi buah segar dan sayuran dapat membantu mengurangi risiko terkena kanker. Hal itu dinyatakan pakar hematologi dan onkologi Prof. DR. dr. Noorwati Sutandyo, SpPD-KHOM.
"Perbaiki nutrisi dengan rutin makan buah segar dan sayur setiap hari, lima porsi sehari," kata anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia itu dalam konferensi pers daring, Selasa (25/10/2022).
Dokter penyakit dalam konsultan hematologi onkologi medik itu menyarankan untuk mengonsumsi buah dalam bentuk buah segar, boleh dipotong-potong agar lebih mudah dimakan, ketimbang diolah menjadi jus buah. Sebab, kandungan serat dalam buah potong lebih banyak dibandingkan untuk tubuh.
Asupan buah dan sayur bisa dimasukkan ke dalam menu makanan utama atau camilan. Setiap individu bisa berkreasi sesuai selera masing-masing dalam memenuhi kebutuhan buah dan sayur setiap hari.
"Banyak orang yang bawa snack wortel rebus, buncis rebus, labu siam rebus, atau potongan apel dan semangka," katanya.
Dia juga menyarankan untuk meminimalkan konsumsi makanan berlemak yang dimasak dengan cara digoreng dan dibakar. Makanan manis dan berlemak juga tidak boleh dikonsumsi berlebihan sebab dapat membuat seseorang jadi kegemukan, meningkatkan faktor risiko terkena kanker.
Selain itu, berhenti mengonsumsi alkohol dan merokok serta menyempatkan diri untuk berolahraga minimal 30 menit per hari, lima kali dalam sepekan.
"Pulang kerja atau sebelum kerja, boleh jalan kaki cepat, lari, tenis, apa saja boleh," katanya.
Faktor lain yang tak kalah penting adalah menjaga keseimbangan dalam bekerja dan tidak melupakan kesehatan mental sehingga stres bisa dikurangi.
Baca Juga: Klarifkasi Lengkap Clara Shinta Setelah Dituding Jadi Simpanan Suami Orang
Dia menegaskan pentingnya untuk menghilangkan stres dengan cara yang disukai tiap individu, seperti berlibur ke tempat yang sejuk dan menikmati pemandangan alam demi menyegarkan pikiran.
Menjaga gaya hidup sehat berperan penting dalam mengurangi risiko terkena kanker, sebab sebagian besar faktor risiko kanker sebetulnya bisa dihindari.
"Faktor risiko yang tidak bisa dihindari seperti Angelina Jolie, yakni genetik," jelas dia, menambahkan faktor genetik dalam hal kanker hanya berperan sekitar 5-7 persen.
Kanker Payudara
Salah satu kanker ganas tertinggi yang dialami perempuan di Indonesia adalah kanker payudara. Noorwati menjelaskan terdapat beberapa sub-tipe kanker payudara, diantaranya kanker payudara triple negatif (TNBC) yang merupakan penyakit heterogen yang kompleks dan secara historis memiliki pilihan pengobatan yang terbatas.
Nama "Triple Negatif" menandakan bahwa sel kanker telah diuji untuk tiga komponen molekuler sel kanker payudara — reseptor untuk hormon estrogen dan progesteron, dan protein yang disebut faktor pertumbuhan epidermal manusia, atau HER2.
“Kanker payudara triple-negatif didefinisikan sebagai reseptor progesteron-negatif, reseptor estrogen-negatif dan HER2-negatif,” ujar dia.
Sebanyak 15-20 persen dari seluruh kasus kanker payudara di dunia adalah sub-tipe TNBC. Tanda dan gejala kanker payudara triple-negatif sama dengan sub-tipe kanker payudara lainnya.
“Tanda-tandanya dapat muncul sebagai benjolan yang lebih sering keras di payudara, tidak nyeri dan tidak teratur, tetapi juga bisa lunak, bulat dan menyakitkan,” ungkap dia.
Tanda-tanda lainnya termasuk pembengkakan payudara, pembengkakan atau benjolan di bawah lengan atau di tulang selangka, lesung pada kulit, cairan keluar dari puting, puting masuk ke dalam, serta perubahan kulit pada payudara atau puting, termasuk kemerahan, kekeringan, penebalan atau pengelupasan.
Diagnosis TNBC biasanya dilakukan dengan mammografi untuk mengambil gambar payudara, dan dengan MRI (magnetic resonance imaging) untuk membuat gambar detail payudara dengan resolusi yang jauh lebih besar. Setelah diagnosis, langkah selanjutnya adalah biopsi untuk mengambil sampel sel yang mencurigakan dari payudara untuk dianalisis.
Jenis utama pengobatan melawan TNBC termasuk operasi, kemoterapi, radiasi dan imunoterapi.
Noorwati menambahkan, “TNBC memiliki kemungkinan tinggi kekambuhan penyakit dan perkembangan penyakit yang cepat meskipun dilakukan pengobatan sistemik yang memadai, dan imunoterapi merupakan pilihan baru dalam penanganan penyakit TNBC yang ganas ini, sebab imunoterapi dapat menahan perkembangan kanker dan kelangsungan hidup pasien – sehingga memberikan harapan baru bagi pasien.”
Tingkat kelangsungan hidup lima tahun untuk seseorang dengan TNBC yang belum menyebar di luar payudara adalah 91 persen. Sementara itu, pada kanker yang telah menyebar ke kelenjar getah bening terdekat atau daerah terdekat, tingkat kelangsungan hidup lima tahun adalah 65 persen. Sedangkan pada kanker yang metastasis seperti ke tulang, paru-paru atau hati, kelangsungan hidup adalah 11 persen. (Antara)
Tag
Berita Terkait
-
Ucapan Bharada E ke Pacar Brigadir Yosua di Sidang: Saya Turut Berduka Cita Mbak Vera
-
Suporter PSS Sleman Dorong Digelarnya KLB, Ini Tuntutannya Terkait Perbaikan PSSI
-
Seekor Kuda Delman Terjatuh Kelelahan di Pinggir Jalan, Warganet: Ga Tega Liatnya!
-
6 Cara Mengatasi Mental Block yang Bisa Dicoba, Siap Produktif Kembali!
-
Berhasil Bikin Bunga Mawar 3 Meter, Pasangan Ini Pamerkan Hasil Kekompakan pada Dekorasi Sangjit
Terpopuler
- Pendidikan Gustika Hatta, Pantas Berani Sebut Indonesia Dipimpin Penculik dan Anak Haram Konstitusi
- Gebrak Meja Polemik Royalti, Menkumham Perintahkan Audit Total LMKN dan LMK!
- Detik-Detik Pengumuman Hasil Tes DNA: Ridwan Kamil Siap Terima Takdir, Lisa Mariana Tetap Yakin
- Kasih Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Ryan Flamingo Kadung Janji dengan Ibunda
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
Pilihan
-
Heboh Warga Solo Dituduh Buron 14 Tahun, Kuasa Hukum Tak Habis Pikir: Padahal di Penjara
-
7 Rekomendasi HP Gaming Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Agustus 2025, Murah Performa Lancar
-
Neraca Pembayaran RI Minus Rp109 Triliun, Biang Keroknya Defisit Transaksi Berjalan
-
Kak Ros dan Realita Pahit Generasi Sandwich
-
Immanuel Ebenezer: Saya Lebih Baik Kehilangan Jabatan
Terkini
-
Semen Padang FC vs PSM Makassar, Pelatih Target Menang Lagi di Laga Kandang: Kita Sudah Persiapan!
-
Hadapi Ketidakpastian Ala BCA: Tips Sukses dari Direktur untuk Ratusan Mahasiswa Unand!
-
Kereta Api Tabrak Mobil Berpenumpang 7 Pelajar SMA di Padang, 1 Meninggal dan 6 Luka-luka!
-
Ancaman Serangan Digital Mengintai Aktivis Sumbar, Ini Hasil Diskusi Publik AJI Padang dan INTERES
-
Penghargaan dari Euromoney Awards for Excellence 2025, Wujud Komitmen BRI Perkuat Layanan