SuaraSumbar.id - Selama Januari hingga September 2022, tercatat sebanyak 61 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) menjangkit warga Kota Payakumbuh, Sumatera Barat (Sumbar).
"Alhamdulillah belum ada yang parah atau bahkan sampai menyebabkan kematian," kata Kepala Dinkes Kota Payakumbuh, Wawan Sofianto, Selasa (27/9/2022).
Menurutnya, kasus aktif DBD di Payakumbuh saat ini hanya tersisa satu kasus sementara 60 kasus lainnya sudah sembuh.
"Kasus DBD merata tersebar di lima kecamatan yang ada di Payakumbuh, namun yang paling banyak memang di kawasan yang padat penduduk," ujarnya.
Kadis yang baru dilantik kurang lebih dua pekan tersebut mengatakan bahwa yang paling banyak terkena kasus DBD yakni anak-anak sampai dengan remaja.
Mengantisipasi melonjaknya kasus DBD pihaknya melalui petugas puskesmas adalah surveilance atau mengamati pola penyebaran penyakit DBD mulai dari orang atau manusianya, sumber penyakit, dan lingkungan.
"Ini yang harus dijaga kestabilannya, jika ada yang tidak stabil baru kita melakukan intervensi kepada yang tiga itu. Misalnya kalau ada yang sakit kita berikan intervensi kepada orangnya," ujarnya.
Selain itu, kata dia di setiap puskesmas juga memiliki petugas juru pengamat jentik (jumantik) yang harus mengontrol atau memantau jentik nyamuk.
Namun, kata dia langkah pencegahan yang paling optimal yang dapat dilakukan masyarakat adalah dengan perilaku hidup bersih terutama untuk lingkungan.
Baca Juga: Kasus DBD Paling Tinggi Ada di 4 Daerah Ini, Kaltim Masuk Salah Satunya
Salah satu cara untuk mencegah merebaknya DBD dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus yakni menguras, menutup, dan memanfaatkan kembali limbah barang bekas ekonomis.
"Pertama itu menguras tempat yang sering menjadi penampungan air seperti bak mandi, toren air, drum dan tempat penampungan air lainnya," katanya.
Selanjutnya menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi maupun drum. Setelah itu memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis atau mendaur ulang.
"Terakhir itu plus-nya seperti gotong royong membersihkan lingkungan,memberikan larvasida pada penampungan air yang susah dikuras, dan lainnya," ujarnya. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Kata-kata Elkan Baggott Curhat ke Jordi Amat: Saat Ini Kan Saya...
- Kata-kata Ivar Jenner Usai Tak Dipanggil Patrick Kluivert ke Timnas Indonesia
- 3 Pemain Keturunan yang Menunggu Diperkenalkan PSSI usai Mauro Zijlstra
- Usai Kena OTT KPK, Beredar Foto Immanuel Ebenezer Terbaring Dengan Alat Bantu Medis
- Tangis Pecah di TV! Lisa Mariana Mohon Ampun ke Istri RK: Bu Cinta, Maaf, Lisa Juga Seorang Istri...
Pilihan
-
Persib Bandung Siap Hadapi PSIM, Bojan Hodak: Persiapan Kami Bagus
-
5 Fakta Kekalahan Memalukan Manchester City dari Spurs: Rekor 850 Gol Tottenham
-
Rapper Melly Mike Tiba di Riau, Siap Guncang Penutupan Pacu Jalur 2025
-
Hasil Super League: 10 Pemain Persija Jakarta Tahan Malut United 1-1 di JIS
-
7 Rekomendasi HP 2 Jutaan dengan Spesifikasi Premium Pilihan Terbaik Agustus 2025
Terkini
-
5 Link DANA Kaget Hari Ini, Buruan Klaim Biar Dapat Saldo Gratis!
-
Bukti Komitmen BRI dalam CSR: Salurkan Donasi Bagi Masyarakat Terdampak Gempa Poso
-
Kader Demokrat Sumbar Harus Komit Dukung Program Prabowo, Target Menang Pemilu 2029!
-
2 Warga Agam Hilang di Hutan, Begini Kondisinya Saat Ditemukan
-
Rawan Kecelakaan Maut, PT KAI Janji Evaluasi Semua Perlintasan Sebidang di Sumbar: Harus Diperbaiki