SuaraSumbar.id - Hendri tampak sabar menanti penumpang yang akan naik ke angkutan kota (angkot) miliknya. Angkot pria 47 tahun ini cukup lama terparkir di Bundaran Air Mancur, Pasar Raya, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar).
Hendri tak sendiri. Di belakangnya juga terdapat angkot lain yang juga berhenti untuk menanti penumpang. Dengan membunyikan klakson angkotnya, sesekali ia bersorak "Siteba" ke warga yang berlalu-lalang. Angkot yang dikemudikan Hendri merupakan jurusan Siteba-Pasar Raya Padang.
Siang itu, hanya dua pelajar SMP yang berada di dalam angkotnya. Lantunan musik di dalam angkot menjadi penghibur Hendri agar tak bosan dalam menanti penumpang.
"Sangat susah sekarang untuk cari penumpang," kata Hendri kepada SuaraSumbar.id, Senin (5/9/2022).
Baca Juga: Dua Hari Sejak BBM Naik, Ojol dan Sopir Angkot di Malang Mulai Sambat Operasionalnya Bengkak
Susahnya mencari penumpang telah dirasakan Hendri sejak belakangan. Apalagi ditambah dengan kenaikan harga BBM membuat para sopir angkot kian menjerit.
Naiknya harga BBM tentunya tak ada cara selain untuk ikut menaikkan tarif bagi penumpang angkot.
Hendri mengaku hanya cara tersebut untuk mengakali agar hitungan pengeluaran biaya BBM dengan pemasukan seimbang.
"Sekarang terpaksa dinaikkan Rp 1.000, sangat susah sekarang (penumpang). Ongkos biasanya Rp 4.000 menjadi Rp 5.000," ujar Hendri.
Dirinya tak menampik bahwa untuk saat ini acap kali biaya BBM yang telah dikeluarkannya tidak dapat untung dari jumlah penumpang setiap tripnya. Angkotnya biasa mengunakan Pertalite.
"Tiga kali trip cari penumpang biasanya isi Rp 60 ribu. Sekarang penumpang sepi, lihat lah hanya dua anak sekolah. Makanya kadang satu trip itu tidak balik modal untuk biaya BBM," keluhnya.
Baca Juga: Jangan Sampai Orang Kesal, Ini 5 Kebiasaan yang Membuatmu Terlihat Jutek
Hendri mengatakan, sepinya penumpang tak terlepas dari kenaikan tarif. Bahkan tak jarang banyak penumpang yang tidak terima dengan tarif yang ditetapkan.
"Kadang penumpang cemberut juga kami patok tarif angkot segitu. Tapi yang ngerti (keadaan) ada juga," ucap Hendri yang mengaku telah menjadi sopir angkot sejak tahun 1996.
Naiknya harga BBM dan sepinya penumpang membuat Hendri dan kawan-kawan tak sampai dalam sehari narik 10 trip mencari penumpang. Hal itu tentunya berbanding terbalik ketika dulunya angkot menjadi primadona warga berpergian.
Sekarang para sopir sering memarkirkan angkotnya karena sepinya penumpang. Ditambah dengan merebaknya tranportasi online.
"Setiap trip kami narik sering tidak penuh penumpang. Beginilah nasib sopir angkot sekarang, ditambah BBM sudah naik pula," tuturnya.
Pemko Padang Segera Tetapkan Tarif Angkot
Naiknya harga BBM memang berdampak ke semua sektor, terutama bagi moda transportasi umum. Sejumlah pengusaha angkot telah lebih dulu menaikkan tarif angkot bagi penumpang saat ini.
Padahal Pemerintah Kota (Pemkota) Padang belum menetapkan tarif baru bagi angkot pasca naiknya harga BBM. Dinas Perhubungan Kota Padang akan menetapkan tarif resmi segera mungkin.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Padang, Yudi Indra Sani mengatakan, pihaknya baru melaksanakan survei terhadap suku cadang angkot. Karena untuk menentukan tarif tidak hanya berpatokan kepada BBM.
"Kami tadi pagi sudah survei terkait suku cadang (angkot), jadikan untuk komponen perhitungan tarif kan tidak hanya BBM saja, termasuk suku cadang juga," jelas Yudi.
Ia mengaku setelah mendapatkan harga pasar terhadap suku cadang, maka akan dilakukan penghitungan dengan formulasi dari Kementerian Perhubungan.
"Insya Allah hari ini sudah keluar hitungan kami. Nanti setelah hasil hitungan, kami akan bahas bermasa organda dan DPRD juga. Setelah ini baru ditetapkan berapa tarif kenaikan angkot," ungkapnya.
Yudi mengakui para sopir angkot telah lebih dulu menaikkan tarif bagi penumpang. Namun tindakan ini merupakan wajar karena angkot tidak bersubsidi.
"Saya kira, manusiawi juga. Karena angkot tidak disubsidi, beli BBM sendiri. Beda dengan Trans Padang. Angkot membeli BBM sendiri, semua kota menaikkan tarif," ucapnya.
"Saya kira sambil menunggu (keputusan) ini jangan terlalu tinggi naikkan tarif. Saya minta sama-sama, masyarakat pengertian, sopir pengertian. Di lapangan penyesuaian sajalah," sambungnya.
Kontributor: Saptra S
Berita Terkait
-
Ujaran Kebencian Selama Pilkada Serentak Lebih Banyak Dibandingkan Saat Pilpres, Ada Faktor Kesengajaan?
-
Fakta Menarik Performa 'Calon Klub' Pratama Arhan Masih Lemas di BRI Liga 1, Ini 2 Penyebabnya!
-
Rumah Makan Padang Melisa, Kelezatan Tiada Tara di Kota Jambi
-
Kronologi Kabag Ops Tembak Mati Kasat Reskrim Polres Solok Selatan, Diduga Gara-gara Penangkapan Pelaku Tambang Ilegal
-
Menyantap Lezatnya Masakan Padang di Rumah Makan Ganto Sori Kuala Tungkal
Tag
Terpopuler
- Agus dan Teh Novi Segera Damai, Duit Donasi Fokus Pengobatan dan Sisanya Diserahkan Sepenuhnya
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Bak Terciprat Kekayaan, Konten Adik Irish Bella Review Mobil Hummer Haldy Sabri Dicibir: Lah Ikut Flexing
- Bukti Perselingkuhan Paula Verhoeven Diduga Tidak Sah, Baim Wong Disebut Cari-Cari Kesalahan Gegara Mau Ganti Istri
- Beda Kado Fuji dan Aaliyah Massaid buat Ultah Azura, Reaksi Atta Halilintar Tuai Sorotan
Pilihan
-
Desas-desus Shell Mau Hengkang dari RI Masih Rancu, SPBU Masih Beroperasi
-
Media Asing Soroti 9 Pemain Grade A Timnas Indonesia di Piala AFF 2024, Siapa Saja?
-
7 Rekomendasi HP 5G Rp 4 Jutaan Terbaik November 2024, Memori Lega Performa Handal
-
Disdikbud Samarinda Siap Beradaptasi dengan Kebijakan Zonasi PPDB 2025
-
Yusharto: Pemindahan IKN Jawab Ketimpangan dan Tingkatkan Keamanan Wilayah
Terkini
-
Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Kapolda Sumbar: Motif Biar Dibuktikan di Persidangan
-
Kapolda Sumbar Kembali Tegaskan AKP Dadang Tak Ganguan Mental: Sudah Mau Makan!
-
Masa Tenang Pilkada 2024, KPU Sumbar Larang Aktivitas Kampanye dan Survei
-
Bawaslu Agam Tertibkan APK di Masa Tenang Pilkada 2024
-
Kasus Penembakan Kasat Reskrim Solsel, Walhi Sebut Momen Berantas Kejahatan Lingkungan