Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Minggu, 21 Agustus 2022 | 17:27 WIB
Ilustrasi menikah (unsplash.com/@yeti)

SuaraSumbar.id - Sebuah pernikahan tentunya harus dilandasi rasa saling mencintai oleh pasangan tersebut. Sebab, menikah akan menjalani kehidupan bersama seumur hidup.

Apa jadinya menikah tanpa rasa cinta, seperti nasib wanita asal China yang kisahnya viral di media sosial.

Mengutip sebuah sumber dari laman arttimes.vn, Tran adalah pemilik salon kecantikan di kawasan Hunan, China. Usia telah genap 49 tahun, namun visualnya dianggap masih muda, kepribadiannya seru, dan dikabarkan belum pernah menikah.

Orang tua Tran disebut tidak sabar memperkenalnya kepada seorang pria bermarga Chau (45 tahun) yang saat ini bekerja sebagai pekerja upahan. Ia juga belum menikah dan berasal dari keluarga yang tidak terlalu kaya.

Baca Juga: Buntut Sering Dipaksa Menikah Orang Tua, Gadis 27 Tahun Alami Kecemasan Parah hingga Mati Rasa

Selama proses pendekatan, Chau seringkali merasa dirinya sedang mendaki tempat tinggi, sehingga ia selalu menganggap Tran layaknya seorang ratu di singgasana.

Berbeda dengan Tran, dalam hatinya selalu berpikir bahwa Chau bukan tipe idealnya. Namun, pada akhirnya ia setuju untuk menikah dengan pria itu setelah beberapa kali mengaku menerima tekanan dari orang tuanya.

Untuk menunjukkan keseriusannya, Chau dengan sigap menikahi Tran dan memberikan hadiah 100.009, yang ia dapat dari hasil meminjam. Setelah menikah, keduanya setuju untuk menetap di kampung halaman Chau di Guangzhou.

Namun, setelah hidup bersama selama 3 hari, Tran dan Chau dikabarkan berpisah dan merasa menyesal atas pernikahan itu. Ada beberapa alasan yang membuat mereka memutuskan bercerai.

Meski mengundang Tran untuk tinggal bersamanya, Chau enggan menyiapkan satu set tempat tidur baru karena takut bertemu dengan Tran. Ia tidak ingin tinggal bersama dan kemudian pergi.

Baca Juga: Akibat Sering Dipaksa Menikah oleh Orangtua, Gadis 27 Tahun Ini Alami Kecemasan Parah

Bahkan sebelum istrinya datang ke sini, Chau mengiriminya banyak instruksi terperinci. Saat menjemput Tran di stasiun kereta, Chau takut istrinya tidak akan menemukannya, jadi ia menunggu di pintu masuk dan tidak berani pergi ke mana pun.

Namun, bagi Ms. Tran, kewaspadaan Chau bodoh dan membuatnya marah. “Lagipula saya perempuan, pertama kali bertemu dengannya, dia membiarkan saya mencarinya, kenapa begitu?”, ungkap wanita itu.

Keduanya memang belum pernah bertemu sampai menikah. Ketika waktunya tiba, Chau bertanya kepada istrinya apakah ia ingin makan mie, yang membuatnya semakin kesal.

Meski sudah berusia 49 tahun, Tran masih ingin seseorang memanjakannya. Jika tidak ada candlelight dinner, setidaknya makan di luar di restoran mewah untuk menikmati momen bulan madu.

Yang paling mendesak bagi Tran adalah pada hari ketiga pasca pernikahannya. Sebab tidak membawa kunci, ia harus menunggu suaminya selama 2 jam di luar pintu.

Ia pikir suaminya akan mengajukan pertanyaan dan kekhawatiran, seperti "apakah kamu kedinginan?", "lapar?". Namun, nyatanya tidak sama sekali, bahkan Chau tidak mengatakan sepatah kata pun.

Dengan sangat marah, Tran memberi tahu sang suami bahwa ia akan pulang ke rumahnya esok hari. Namun, Chau justu provokatif dengan mengatakan "Kalau begitu jangan kembali lagi".

Tran tidak ingin keributan seperti itu, ia hanya mengharapkan bisa berbaikan dengan suaminya. Harapan yang gagal terwujud membuatnya pergi ke stasiun pada pagi hari.

Adapun Chau, pikirnya, menunggu istrinya tenang, lalu bicara satu sama lain dan bisa berbaikan. Jadi setelah Tran pulang, ia ingin menyelamatkan perasaannya dengan mengirimi sang istri amplop merah 200 yuan pada hari ulang tahunnya.

Namun, Tran mengatakan bahwa pernikahan itu sudah salah sejak awal sehingga terasa hambar. Mereka menikah tanpa landasan emosional sebelumnya, tanpa saling memberi waktu untuk saling memahami, dan menjadi dewasa setelah menikah. (Suara.com)

Load More