Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Kamis, 11 Agustus 2022 | 06:10 WIB
Ilustrasi bunuh diri. (Shutterstock)

SuaraSumbar.id - Masyarakat Austria terkejut dan marah mendengar kabar seorang dokter tewas karena bunuh diri setelah menjadi bulan-bulanan kelompok antivaksin.

Lonceng Katedral St. Stephen di Wina dibunyikan untuk mengenang Lisa-Maria Kellermayr hari Senin (8/8/2022). Ratusan orang menggelar aksi solidaritas di luar gereja, setelah dokter berusia 36 tahun itu ditemukan meninggal dunia di tempat praktiknya 29 Juli lalu.

Ia telah lama menjadi target ancaman pembunuhan karena kritik yang disampaikannya terhadap unjuk rasa anti-lockdown yang meluas di negara itu tahun 2021.

Hasil autopsi memastikan bahwa Kellermayr mengakhiri hidupnya sendiri, demikian dikutip dari Suara.com.

Baca Juga: Tak Tahan Dibully Kelompok Antivaksin, Dokter Austria Bunuh Diri

Masyarakat Austria amat terpolarisasi terkait masalah pembatasan akibat Covid-19, khususnya soal kebijakan pemerintah yang mewajibkan vaksinasi – yang pada akhirnya dibatalkan.

Kellermayr – yang kliniknya terletak di wilayah Austria utara, di mana tingkat vaksinasi tergolong rendah – seringkali mengeluhkan perundungan yang dialaminya.

“Selama lebih dari tujuh bulan, kami telah menerima ancaman pembunuhan dari mereka yang menentang langkah-langkah pembatasan COVID-19 dan vaksinasi,” tulisnya suatu waktu, sambil membagikan sebuah pesan dari seorang pengguna internet yang mengatakan bahwa mereka akan berpura-pura menjadi pasiennya agar bisa menyerang ia dan staf kliniknya.

Ia menuturkan bahwa dirinya telah “mengeluarkan lebih dari 100.000 euro” (sekitar Rp 1,5 miliar) untuk langkah-langkah pengamanan bagi pasiennya dan hampir bangkrut.

Kemudian, pada akhir Juni, Kellermayr mengumumkan melalui situs we profesionalnya bahwa dirinya tidak akan menerima pasien sampai batas waktu yang belum ditentukan.

Baca Juga: Diterpa Isu Kekerasan Seksual, Perdana Menteri Australia Scott Morrison Minta Maaf

Daniel Landau, yang mengadakan aksi solidaritas dan penghormatan bagi mendiang di Wina, mengatakan bahwa Kellermayr menjadi penyendiri selama beberapa minggu.

“Ia tidak berani meninggalkan kantornya," kata Landau kepada AFP.

Sabtu lalu (6/8), ketua asosiasi dokter Austria, Johanner Steinhart, mengatakan bahwa meskipun perilaku agresif terhadap tenaga kesehatan sudah sering terjadi, namun perdebatan soal COVID-19 dan masalah vaksin “memicu dan memperparah” agresi tersebut.

Pihak kepolisian, yang sebelumnya sempat menyebut Kellermayr mengeksploitasi situasi untuk mendapat perhatian, berkukuh mereka telah melakukan segalanya untuk melindunginya.

Kejaksaan setempat juga menolak gagasan bahwa mereka masih bisa berbuat lebih banyak. (Sumber: VOA)

Catatan Redaksi:
Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri,segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Load More